Pengangguran umumnya kebanyakan terdapat di Negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. Pengangguran yang terjad

Contoh Makalah Tentang Penelitian Terhadap Pengangguran
Kabelantena - 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
 
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah bagi orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran juga dapat diartikan sebagai seseorang yang telah mencapai usia tertentu yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan agar memperoleh upah atau keuntungan. Pengangguran dapat diakibatkan oleh berbagai hal seperti kurangnya lapangan pekerjaan atau sedikitnya kesempatan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.

Pengangguran umumnya kebanyakan terdapat di Negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. Pengangguran yang terjadi berlarut-larut dapat menyebabkan berkurangnya kesejahteraan masyarakat karena tidak adanya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, pakaian dan lain-lain. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
 
Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Negara berkembang sering kali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi.masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di Negara – Negara berkembang, namun juga dialami oleh Negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di Negara – Negara maju lebih mudah terselesaikan dari pada di Negara-negara berkembang, karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk ataupun masalah sosial politik di Negara tersebut.
 
I.2        Rumusan Masalah
            Dari latar belakang diatas, maka dapat diambil beberapa permasalahan yang akan di bahas pada Bab pembahasas, ialah sebagai berikut:
1.2.1    Bagaimanakah perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun?
1.2.2    Apakah penyebab adanya pengangguran?
1.2.3    Apakah akibat adanya pengangguran?
1.2.4    Apa sajakah jenis dan macam pengangguran tersebut?
1.2.5    Bagaimanakah cara mengatasi pengangguran?
I.3        Tujuan Penulisan
            Dari permasalahan diatas, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1.3.1    untuk mengetahui perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun.
1.3.2    untuk mengetahui penyebab adanya pengangguran.
1.3.3    untuk mengetahui akibat adanya pengangguran.
1.3.4    untuk mengetahui jenis dan macam pengangguran tersebut.
1.3.5    untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran.
 
I.4        Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4.1    Dapat mengetahui perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun.
1.4.2    Dapat mengetahui tentang penyebab adanya pengangguran.
1.4.3    Dapat mengetahui tentang akibat adanya pengangguran
1.4.4    Dapat mengetahui tentang jenis dan macam pengangguran tersebut
1.4.5    Dapat mengetahui tentang cara mengatasi pengangguran

BAB II

PEMBAHASAN


2.1  Perkembangan Pengangguran
Awal ledakan pengangguran sebenarnya bisa diketahui sejak sekitar tahun 1997 akhir atau1998 awal. Ketika terjadi krisis moneter yang hebat melanda Asia Tenggara yang mendorong terciptanya likuiditas ketat sebagai reaksi terhadap gejolak moneter. Di Indonesia, kebijakan likuiditas atas 16 bank akhir November 1997 saja sudah bisa membuat sekitar 8000 karyawannya menganggur dan dalam selang waktu yang tidak relatif lama, 7.196 pekerja dari 10 perusahaan sudah di PHK dari pabrik-pabrik mereka di Jawa barat, Yogyakarta, dan Sumatra selatan berdasarkan data pada akhir Desember 1997. Ledakan pengangguran berlanjut di tahun 1998, dimana sekitar 1,4 juta pengangguran terbuka baru akan terjadi. Dengan perekonomian yang hanya tumbuh sekitar 3,5 sampai 4% maka tenaga kerja yang bisa diserap sekitar 1,3 juta orang dari tambahan angkatan kerja sekitar 2,7 juta orang. Sisanya menjadi tambahan pengangguran terbuka. Total pengangguran jadinya akan mempunyai 10 juta orang.
 
Berdasarkan pengalaman, jika kita mengacu pada data-data pada tahun 1996 maka pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5 sampai 4% belumlah memadai, seharusnya pertumbuhan ekonomi yang ideal bagi Negara berkembang macam Indonesia adalah di atas 6%.
 
Berdasarkan data sepanjang di tahun 1996 perekonomian hanya mampu menyerap 85,7 juta orang dari jumlah angkatan kerja 90,1 juta orang. Tahun 1996 perekonomian mampu menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah relative besar karena ekonomi nasional tumbuh hingga 7,98%. Tahun 1997 dan 1998, pertumbuhan ekomi dapat dipastikan tidak separah tahun 1996. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bertambah parah karena banyak wilayah Indonesia yang diterpa musim kering, inflasi yamg terjadi di banyak daerah, krisis moneter di dalam negeri maupun di Negara-negara mitra dagang seperti sesama ASEAN,Korsel dan Jepang akan sangat berpengaruh. Jika kita masih berpatokan pada asumsi keadaan diatas, maka ledakan pengangguran diperkirakan akan berlangsung terus sepanjang tahun-tahun ke depan.
 
Memang ketika kita menginjak tahun 2000, jumlah pengangguran di tahun 2000 ini sudah menurun di banding tahun 1999. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2000 yang meningkat menjadi 4,8 persen. Pengangguran tahun 1999 yang semula 6,01 juga turun menjadi 5,87 juta orang. Sedang setengah pengangguran atau pengangguran terselubung juga menurun dari 31,7 juta menjadi 30,1 juta orang pada tahun 2000. Jumlah pengangguran saat ini mencapai sekitar 35,97 juta orang,namun pemerintah masih memfokuskan penanggulangan pengangguran ini pada 16,48 juta orang. Jumlah pengangguran saat ini yaitu pada tahun 2001 mencapai 35,97 juta orang diperkirakan bisa bertambah bila pemulihan ekonomi tidak segera berjalan dengan baik. Karena hal inilah maka pemerintah perlu berusaha semaksimal mungkin untuk mencari investor asing guna menanamkan modalnya disini sehingga lapangan pekerjaan baru dapat tercipta untuk dapat menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja.
 
2.2  Penyebab Terjadinya Pengangguran
 
Angkatan kerja yang berasal dari keluarga yang berpenghasilan menengah kebawah kesulitan untuk menyekolahkan atau membiayai anaknya.persyaratan yang diminta oleh perusahaan misalnya adalah pendidikan dan keahlian khusus. Pendidikan dan keahlian khusus tidak dimilikinya karena tidak dapat sekolah maupun pendidikan yang lain. Hal inilah yang biasanya tidak diterima dalam kesempatan kerja.
Adapun penyebab lain timbulnya pengangguran yaitu:
 
1.penduduk relatif banyak sedangkan kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan relatif rendah. Jumlah penduduk yang cukup tinggi tetapi tidak diimbangi dengan lapangan kerja, maka jumlah angkatan kerja tidak semua tertampung dalam dunia kerja.
 
2. pendidikan dan keterampilan yang rendah. Pendidikan dan keterampilan yang rendah tidak dibutuhkan oleh pihak badan usaha karena dengan pendidikan yang rendah dan keterampilan yang rendah tidak akan meningkatkan produktifitas kerja dan hasil produksi.
 
3. teknologi yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan manusia. Teknologi dan kemampuan yang tinggi begitu cepat tidak diimbangi dengan kemampuan manusia untuk menguasai maka banyak badan usaha hanya menerima yang mampu menguasai teknologi tersebut. Bagi yang tidak mampu menguasai teknologi tersebut akan tersingkir dalam persaingan kerja.
 
4. pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan seperti penerapan rasionalisasi. Pengusaha hanya menerapkan berpikir rasionalis sehingga tenaga kerja di paksa untuk bekerja seoptimal mungkin untuk mengejar target . apabila tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan target, maka tenaga kerja tersebut tidak diperlukan lagi.
 
5. adanya lapangan kerja dipengaruhi oleh musim. Pekerjaan yang dipengaruhi oleh musim dapat menibulkan pengangguran seperti pertanian, perkebunan setelah masa menanam selesai maka banyak tenaga kerja tinggal menunggu hasilnya. Untuk menunggu hasil, kebanyakan dari mereka menganggur dan akan bekerja kembali apabila nanti musim panen telah tiba.
 
6. ketidak stabilan perekonomian, politik dan keamanan Negara. Kestabilan perekonomian politik dan keamanan Negara dapat menimbulkan pengangguran.perekonomian yang lesu, politik yang tidak menentu dan tidak ada jaminan keamanan menyebabkan para pengusaha akan berpikir untuk melanjutkan usahanya. Dengan keadaan yang tidak menentuk akan menimbulkan kerugian usaha. Untuk menghindari krugian, maka jumlah produk di batasi atau menutup usahanya, tidak memperluas usahanya. Hal ini akan menimbulkan pengangguran.  
 
Pengangguran  umumnya disebabkan oleh jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Selain hal tersebut, salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di Negara kita adalah terlampau banyak tenaga kerja yang di arahkan ke sektor formal sehingga ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka akan kelabakan dan tidak bisa berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di sektor informal. Justru orang-orang yang kurang berpendidikan bisa melakukan inovasi menciptakan kerja, entah sebagai joki yang menumpang di mobil atau joki payung kalau hujan.
 
Selain masalah pekerjaan, pengangguran juga dapat disebabkan oleh terjadinya urbanisasi. Dengan mengingat pertumbuhan urbanisasi yang pesat, ini berarti terjadi kenaikan dalam tingkat pengangguran diseluruh Negara berkembang. Fakta- fakta tersebut tidak bertentangan dengan pandangan umum bahwa ada kenaikan tingkat pengangguran yang cukup besar, terutama pada dasawarsa 1950-1960. Sekalipun demikian, kenaikan itu ( bila terjadi ) buruknya keadaan pasar kesempatan kerja lebih cenderung menyebabkan peningkatan setengah pengangguran ketimbang peningkatan pengangguran.
 
2.3  Akibat Adanya Pengangguran
 
Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan timbulnya efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu Negara .
 
Akibat dari lamanya menganggur, tidak sedikit para penganggur yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri,preman, penjual narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang dibayar untuk berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan politik salah satu kelompok tertentu yang masih erat hubungannya dengan para pentolan ORBA. Ada juga yang menyebarkan diri menjadi anggota laskar jihad yang dikirim ke ambon dengan dalih membela agama. Padahal disana mereka hanya menjadi perusuh yang doyan menjarah, memperkosa,dan membunuh orang-orang Maluku yang tidak berdosa. 
 
Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar kemungkinan untuk mendorong suatu krisis sosial. Suatu krisis sosial ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas, tingginya angka kenakalan remaja, melonjaknya jumlah anak jalanan atau preman, dan besarnya kemungkinan untuk terjadi berbagai kekerasan sosial yang senantiasa menghantui masyarakat kita.
 
2.4 Perbedaan Pengangguran di kota Negara Sedang Berkembang dan di Kota Negara Maju

Apabila ditinjau keadaan masa kini, tidak dapat disangsikan bahwa tingkat pengangguran di kota Negara industri jauh lebih rendah dari pada tingkat pengangguran di kota Negara sedang berkembang. Hal ini pertama-tama disebabkan oleh cukup rendahnya tingkat pengangguran pada umumnya di Negara maju. Untuk Negara barat, secara keseluruhan, dalam dua dasawarsa terakhir pengangguran diperkirakan kurang dari 3 % selama masa-masa pertumbuhan ekonomi dan sekitar 4,5 %  pada tahun-tahun resesi, sehingga rata-rata selama periode sesudah perang mendekati 3 % ( yaitu kurang dari separuh tingkat pengangguran di Negara sedang berkembang).
 
Rendahnya tingkat pengangguran umum ini dan besarnya jumlah angkatan kerja di kota merupakan petunjuk rendahnya tingkat pengangguran di kota, dan ini didukung oleh angka statistik. Lebih dari itu, tampaknya ada kecenderungan baru yang cukup luas bahwa tingkat pengangguran di kota lebih rendah dari pada di daerah pedesaan. Di Amerika serikat contohnya, misalnya tingkat pengangguran pada tahun 1960 mencapai 3,9 % di seluruh wilayah Negara, tetapi hanya 3,5 % dikota-kota dan 3,4 % di kota-kota terbesar. Namun urutan tingkat pengangguran menjadi terbalik dalam masa-masa resesi.

2.5 Jenis dan Macam-macam Pengangguran
Macam-macam pengangguran dilihat dari jam kerjanya dapat dibagi menjadi:
 
1. pengangguran terbuka ( open unemployment )
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
 
2. Setengah menganggur ( under unemployment )
Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan pekerjaan atau atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
 
3. pengangguran terselubung ( disguised unemployment )
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Macam pengangguran menurut Keynes
1.pengangguran yang disengaja (voluntary unemployment)
Pengangguran yang disengaja adalah pengangguran yang terjadi karena ada pekerjaan yang ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima pekerjaan tersebut dengan upah yang berlaku.
 
2. pengangguran yang tidak disengaja ( involuntary unemployment )
Pengangguran yang tidak disengaja adalah pengangguran yang tejadi apabila seseorang menerima pekerjaan dan upah yang berlaku tetapi pekerjaannya tidak ada.
 
2.6  Cara-cara Mengatasi Pengangguran
Adapun cara-cara untuk mengatasi pengangguran adalah sebagai berikut:
  1. mendorong majunya pendidikan
  2. meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan seperti tuntutan industri modern.
  3. meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan.
  4. Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal.
  5. meningkatkan usaha trasmigasi.
  6. meningkatkan pembangunan dengan system padat karya.
  7. mengidentifikasikan program keluarga berencana.
  8. membuka kesempatan ke luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

  • Abi.2007.” tiga faktor terjadinya pengangguran”. Elektrojoss.wordpress.com/2007/06
  • Effendi, Chris Manning Tadjuddin Noer. 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
  • Hanun. 2010. “Ajang kreasi Anak Pintar”. Hanun.blogdetik.com/2010/07/30/keterangan
  • Susanto,Astrid S.1992. Sosiologi Pembangunan. Jakarta Tt. “Pengangguran-wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas”. 

Share To:

kabelantena.blog

View Profile
Terima kasih sudah berkunjung ke kabelantena, semoga bermanfaat,, aamiin..
----------------------------------

Post A Comment:

0 comments so far,add yours