Cerpen - Surat Misterius - Karangan: Vebby Hillary Classe ||| Langit indah di penuh bintang, malam hari yang indah, aku duduk di balkon rumah dengan keripik kentang, laptop, handphone dan sebuah kopi dingin di sebelahku. Handphoneku berdering, kulihat handphoneku, nomor tidak dikenal. Oh.. ini private number, aku pun membiarkannya. Sampai aku kembali ke kamarku untuk tidur.
Aku bangun dan melihat jam dindingku, tik tok tik tok, astaga sudah jam 7. Aku pun langsung bangun dan mandi dan memakai seragam sekolahku, aku yang terburu-buru pun tidak sempat mengikat tali sepatuku dan langsung saja aku berpamitan dengan keluargaku dan aku berlari sekencang-kencang menuju sekolah.
Aku pun sampai di sekolah, pintu gerbang belum ditutup, ku lihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 7.30. Aku pun masuk ke dalam sekolah, aku berlari di lorong kelas tiba-tiba ouch!!! aku terjatuh karena aku menginjak tali sepatuku sendiri. Kaki ku berdarah dan tanganku memar. Aku pun pergi ke Uks dan mengambil sebuah obat merah, kapas dan perban.
Setelah aku mengobati kakiku, aku pun menuju ke kelas dan ku lihat ternyata sudah ada guru di kelasku, kukira aku akan kena usir untuk ke-3 kalinya, ternyata tidak, guruku menyuruhku masuk ke dalam kelas karena dia melihat tangan dan kakiku yang penuh luka. Aku pun mengikuti pelajaran sampai pulang sekolah.
“Shintia” panggil seorang laki-laki di depan gerbang sekololahku.
Ku lihat laki-laki tersebut ternyata dia Rico. Aku pun menghampiri Rico
“kok tumben jemput aku” tanyaku ke Rico
“Ayo naik” ajak Rico mengacuhkan pertanyaanku.
Rico laki-laki yang manis, tinggi tetapi dia sedikit jutek, dia seorang mahasiswa di sebuah universitas di luar negeri. Tanpa aku sadar ternyata aku sudah sampai di rumah. Rico pun pamit padaku dan dia langsung pulang setelah mengantarku. Aku pun melalui hariku sampai malam hari dan aku tertidur.
Cahaya masuk melalui jendela kamarku, ku melihat ternyata cuaca di luar cerah tetapi tidak begitu panas. Dengan baju tidurku, ku melangkah keluar kamar. Aku pun keluar dari pintu rumah untuk mengambil koran untuk ayahku.
Tapi ternyata ada seorang tukang pos memberikanku sebuah surat. Aku pun melihat nama pengirimnya
“Mr. X? siapa itu?” tanyaku dalam hati.
“maaf pak ini dari siapa ya?” tanyaku pada pak pos.
“oh.. itu dari seorang perempuan di seberang sana dia menyuruhku untuk memberikan surat itu” jawabnya
Pak pos pun berlalu, aku pun mengucapkan terima kasih. Aku langsung duduk di teras rumah, ku buka surat tersebut dan ku baca surat itu.
“Shintia, maaf ya suratnya tanpa nama tapi aku temen kamu kok jangan takut. Kamu ikutin aja petunjuk ini, kamu jalan sambil hitung rumah dari sebelah kanan kamu sampai 6”
Aku yang penasaran siapa pengirim surat tersebut aku pun mengikuti petunjuk surat tersebut. Ku hitung rumah-rumah tersebut sampai ada 6. Aku pun berhenti dan mencari petunjuk lain. Ternyata ada seekor kucing berwarna putih terikat di pagar rumah itu. Aku pun melepaskan kucing itu dari ikatan aneh itu. Aku pun melihat di tali tersebut ada sebuah kertas kecil.
“Kamu lihat di situ ada pohon, kamu ke pohon itu terus jalan sampai kamu ketemu Diana”
“Siapa pengirim tersebut kenapa banyak sekali teka-teki sampai Diana pun terlibat” aku pun bertanya pada hatiku. Dan aku terus melanjutkan langkahku sampai aku melihat Diana memegang satu batang bunga mawar merah dan sebuah surat.
“Ini dari siapa kasih tau aku donk Diana” tanyaku padanya.
Tetapi dia diam tanpa mengeluarkan suara. Aku pun membaca kembali surat tersebut dengan memegang sebuah bunga mawar merah.
“Udah dapat bunga mawar? kamu ikutin terus bunga mawar yang aku tempel di pohon-pohon itu”
“Sampai kapan petunjuk misterius ini berakhir?” gerutuku dalam hati. Aku pun mengambil bunga yang ditempel pada pohon-pohon tersebut sampai aku tidak sadar aku telah sampai di sebuah taman yang indah penuh dengan bunga dan ada sebuah kolam ikan kecil dan ku lihat bunga terakhir terdapat di atas ayunan tersebut dan ku lihat ada surat lagi.
“bunganya jangan dibuang dan makasih kamu udah mau ngikutin semua petunjuk dari kertas yang aku tulis sekarang kau hadap depan gih”
Aku pun melihat ke depan betapa kagetnya aku ternyata surat misterius itu dari Rico.
“maksud kamu apa sih dari surat dan bunga ini?” tanyaku bingung.
“shin, aku suka sama kamu, kamu mau gak ikut aku ke Australia, kamu kuliah disana biar kita bisa bareng disana” tanya Rico.
aku pun diam, tetapi aku melihat kakakku, orangtuaku dan teman-temanku.
“Lihat disana mereka semua setuju kamu ikut sama aku tinggal kamu aja mau apa gak?” tanyanya lagi.
Aku pun berdiri dari ayunan tersebut ku berjalan melewati Rico. Rico pun memutarkan badannya pandangannya menatapku. Dengan baju tidurku ini, aku tidak tau maksudnya ini. Ini sebuah lamaran atau ajakan untuk pacaran.
“Rico, kalau aku kasih bunga ini ke mereka semua berarti aku gak bisa ikut sama kamu tapi kalau aku kasih bunga ini ke kamu aku ikut sama kamu”
Aku pun menatap semua orang yang ada disana menunggu jawabanku. Kuberjalan menghampiri mereka semua. Ku berikan satu persatu bunga yang aku pegang kepada orangtuaku, kakakku, 5 temanku. tinggal 2 tangkai bunga. Aku menatap Rico mukanya sangat kecewa, melihatku yang memberikan semua bunga itu.
Aku pun membuang bunga yang tersisa di tanganku. Kemudian aku, memberikan Rico bunga tanpa tangkai yang aku simpan di dalam saku baju tidurku.
“iya aku terima ajakan kamu karena aku juga suka sama kamu” jawabku malu-malu.
Semua orang yang disana pun memelukku, dan aku pun menyelesaikan sekolah SMAku yang tinggal 1 bulan lagi aku akan lulus. Setelah kelulusanku, aku pun mengemas semua pakaian dan barang-barang yang penting dan di depan sana sudah ada Rico orang yang selama ini aku sayang. Dia menjemputku dan aku pun berangkat untuk meneruskan kuliah di Australia.
- The end -
------------------------------------------------
Cerpen Karangan: vebby hillary classe
Facebook: vebby hillary
Post A Comment: