Cerpen - Cinta Bersemi Di Musim Semi - Karangan Baiq Mega Yustika Kharomah |||  Bersemi di Musim semi saat Phiilophen Flowers Bersemi

Mentaripun mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur. Dengan warna orange yang menyegarkan, gue sambut ceria hari demi hari yang gue jalani.
Hari ini adalah hari menyedihkan bagi gue, ya! Sekarang adalah hari wisuda kelas 9 SMP Liverstone International School. Salah satu idola gue, akan pergi begitu saja. Ya, seseorang yang selalu buat gue tetap tersenyum ketika melihatnya.
Gue berangkat menuju sekolah tercinta. Sesampainya di pintu gerbang…
“Hei Livi !!” Kata sahabat gue, Misya.
“Hei Sya !! Kayaknya lo ceria banget deh hari ini…” Jawab gue.
“Iya donk…”
“…”
“Eh… Revio tuh !!” Sambil menunjuk pada seseorang yang bagi gue adalah Pangeran yang jatuh dari kayangan hanya untuk gue seorang.
 *memandang dalam-dalam ke arah Revio*
“Ehh… Ciecie… Kayaknya tuh tatapan membunuh banget deh,, haha :D” Misya meledek gue.
“Apaan ?? Enggak kok, gue enggak…”
“Udah deh,,, kita udah lama sahabatan liv, gue tau lo suka sama siapa…”
“Hehe…”

*teeettttttttttttttttttt*
“Busetttt dah,, udah bel… cepetan yuk !! ” Kata Misya.
“Yukkkkk…”
Gue pun berlari bersama Misya. Huh, Capek sih… tapi ya sudahlah, ini demi gak diomelin Mr. Marcel, guru Kimia terKILLER seantero Jakarta Pusat.
Pas di depan tangga menuju lantai 2…

*brakkkkkkk
“Auhh… ”
“Eh, maaf… Lo gak apa apa ??” Kata seorang lelaki yang tentunya gue tahu.
“Rev… reviiooo???” Gue tergagap melihatnya.
“Iya,, lo gak papa kan ??”
“Eng…enggak papa kokk rev…” Gue pun tersenyum malu dibuatnya…
“Ehemmmmmm…”Misya tiba-tiba berdehem keras.

Ternyata saat itu, tangan kami bersentuhan dalam waktu yang lama.
“Aaahhhhhh???” Kami berdua serempak menjawab Misya.
“Kenapa??” sekali lagi, kami menjawabnya serentak.
“Eh,, maaf revv,,” Kata gue malu dan langsung melepas tangan gue darinya.

Beberapa saat kemudian, kami pun berdiri.
“Iya… ngomong-ngomong, nama lo siapa ??” tanyanya.
“Aahhh?? mmm…”
“Kok diem ?? Jawab dek…”
“Ahh ?? Ohh… Gue, eh salah, Saya Livi kak…”
“Pake lo gue aja gpp kok kalo udah kebiasaan…”
“…”
“Lo kelas berapa??”
“Gue kelas 8 Schefriell kak…”

Tiba-tiba, Misya menarik tanganku,
“misi dulu ya kak ?? Liv!! Lo lupa kalo sekarang udah jam KBM?? Masuk yuk !!”
“Oh iyyaa,, duluan kaka !!” Gue pun dengan sedikit senyuman meninggalkan Ka Revio.

*SKIPTHISDAY*
Gue pun menyusuri gerbang sekolah gue, wisuda kelas 9 telah berlalu kemarin…
“Hmmm… sekarang udah ga ada lagi yang buat gue ceria :(” kata gue sambil tak memperhatikan sekitar.
“Liv…” seseorang memanggil gue.
“Hmm, bahkan suara itu tak bisa gue hapus dari otak gue,,” kata gue lagi.
“Liv!! Livi !!”
“Oke,, gue udah gatahan sama ini,, gue kayaknya udah terlalu sayang sama ka Revio…”
“Livi !! Gue disini !!”

Seseorangpun menghampiri gue. Siapa dia ?? Ya !! Ternyata Ka Revio !! Gue gak percaya dengan semua ini. Ada kak Revio behhh :D
“Ka…kakak??” Tanya gue.
“Iyaa… kenapa ?? lo kok kaget banget keliatannya??”jawab ka Revio.
“eEng..enggak kok… kakak tadi denger??”
“Denger apa Liv??”

*kroouuughhh
“Denger itu tha Liv ??” Selidik Ka Revio
“Hehe… Iya kakk :D”
“Ayo makan…”
“Haa?? Yaudah ka…”
Sesampainya di Kantin…
“Lo mesen apa ??” Kata Ka Revio.
“Nasi goreng aja kak sama orange juice…”
“Bu,, nasi goreng sama orange juicenya 2 porsi ya !!”

Gue pun membuka perbincangan dulu,
“Kak?? Kakak kok ada di sini ??”
“Emang kenapa?? Gasuka kalo kaka di sini yaa ?? ”
“Enggak kok kak,, tapi kan aneh juga kalo kaka di sini. Kan biasanya alumnus pada sibuk cari SMAnya…”
“Iya juga sih…”
“Kakak mau ngelanjutin sekolah di mana??”
“Hmmm… Liv… Walau kita baru beberapa hari kenal, gue ngerasa, kita udah banyak melewati peristiwa-peristiwa penting dalam hidup gue…”
“Apa yang kakak ingin sampaikan ??”
“Gue bakal SMa di Switzerland Senior High School, di Swiss.”
“A…apaa??? Mm… kok ja…uh ka??”
“Tau lah, gue dipaksa Liv… Gue sama sekali ga pernah mau pergi ke Swiss, apalagi ke rumah kakek gue disana…”

Oh iya,,, kak Revio blasteran Swiss-Indo-Arab. Jadi jangan heran kalau dia bisa mendapat The Handsome Award di hati gue.
“Gue ngajak lo makan bareng soalnya mau pamitan sama lo…” lirihnya.
“I…iyaa kak… Semoga sukses yaaa… kak !!”
Saat itu, air mata gue telah berlinang. Gue ga bisa kalo sampe dilihat lemah oleh ka Revio.
“Eh,, ka? Gue ada tuges mendadak… makasih yaa??? :( ”

Gue berlari meninggalkan Ka Revio.
“Liv !! Lo mau kemana?? Jangan pergi Liv!!”

Gue langsung pergi ke toilet dan nangis di sana.
“Ya Allah… Gue baru aja ngerasain cintaa… tapi, orang yang gue sayang pergi begitu aja… Gue ga sanggup ngebohongin perasaan gue untuk merelakan ka Revio :’(”

Tiba-tiba, datang Misya.
“Livv ?? Lo kenapa liv ??” tanyanya.
“Engg…enggak kok sya,” Gue menghapus butiran air mata gue yang membasahi pipi gue.
“Livv ?? Ayolah Liv… lo ga harus bohong sama gue!!”
“…”
“Ayo liv,, kita udah 5 tahun sahabatan… apa lo gamau curhat sama gue ??”
“Ka Revio.” Jawabku singkat.
“Kenapa??”
“SMAnya ke Swiss… Gue berharap dia hanya SMA di JakPus doang :( Gue gamau terpisah jauh sama dia sya…”
“Udah,, gausah nangis, suatu saat pasti kalian akan ketemu lagi kok… Jangan nangis lagi yaa??”
“Iyyaa sya, thanks.”

Hmmm…Sekarang, setiap hari, gue gak bakal ngelihat senyuman indah Ka revio. Gue bersyukur udah mengenalnya, walau Cuma seminggu aja.
Kata ka Revio, dia sekolah di Switzerland Senior High School. Setelah gue search di Google, ternyata itu SMA yg terkenal dengan Teknologi dan B. Inggrisnya. Gue jadi pengen sekolah kesana.

@Rumah
“Livi,,” kata Ibu gue.
“Iya ma?”
“Ada SMA bagus banget nih !!”

Ibupun menunjukkan laptopnya yang sedang browsing di Google.
“Switzerland Senior High School??”
“Iyaa, kamu besok kesana ya ??” Tawar Ibu.
“Haa ?? Mana cukup Bu, uangnya… Ibu nih, kalo mimpi ketinggian …”
“Lah, gausah pake uang, coba kamu dari sekarang belajar sungguh-sungguh biar dapet beasiswa…”
“Iya Bu, Livi akan rajin belajar…”
“…”
“Lah,, Switzerland Senior High School Bu ??” Nada suara gue naik 18O derajat saat menyadari bahwa sekolah itu adalah SMAnya Ka Revio.
“Iya Liv,, dari tadi kan Ibu udah bilang…”
“Livi mau bu !! Livi akan berusaha !!”Jawabku semangat.
“Nah,, gitu dong. Baru anaknya Ibu :D”
“Loh Bu, di sini kok bilang “Setiap Siswa Harus Mengganti Nama Panggilannya, Agar Terhindar Dari Kesamaan Nama” , maksudnya apa bu ??”
“Iya, nama kamu kan Olivee Andrea, jadi, kalo di sana, kamu harus ganti nama jadi Andrea…”
“Beuhhh…”

Sejak saat itu, Gue selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik demi menuntut ilmu di SSHS dan bertemu ka Revio. Kini, gue bukan lagi Livi yang dulu yang selalu ga pernah ngerjain PR dan memandang si John *siswa tercerdas di kelas gue* dengan tatapan cepat-kerjakan-PR-Gue-atau-lo-akan-gue-makan. Gue yang sekarang adalah siswi teladan yang selalu mengerjakan tugas-tugas bahkan dari guru terKILLER.

1 Tahun berlalu…

*WISUDAKELAS9GUE
Sesampainya di ruang tempat acara wisuda diselenggarakan, Gue menghampiri Misya yang sedang bercengkerama dengan orangtuanya.
“Sya !!” Sapa gue.
“Hei,”
“Om, tante,” Sambil bersalaman dengan ortu Misya.

Ayah Misya pun menanyakan kemana gue melanjutkan sekolah,
“Liv, kamu SMAnya dimana nak??”
“Kalo dapet beasiswa sih pengennya di SSHS om,, tapi kalo ga kesampean, di SMA Music Core aja, mau ngembangin bakat di bidang music, om…”
“SSHS ?? Wahh… itu SMA terkenal Livv, kalo sampai kamu masuk sana, Ibumu pasti bangga… Bagus-bagus !!”
“Iya om,, semoga terkabul… Kalo Misya mau kemana om SMAnya?”
“SMA Pelita 1. Disana bagus buat Misya yang gemar bereksperimen dengan senyawa-senyawa yang menumpuk di kamarnya… ”
“Apaan sih yah… Senyawa-senyawa itu kan udah Misya teliti, beberapa juga udah dilombakan kok… ”
“Iya iyaa…” Kata Ayahnya.

Beberapa saat kemudian, acarapun dimulai, gue kembali ke tempat Ibu dan Ayah. Ketika pembacaan yang mendapat beasiswa ke SSHS, Bu Mellyna membacakan The Chosen One. The Chosen One adalah satu siswa yang terpilih mendapat beasiswa karena prestasinya.
“Baik hadirin sekalian, siswa yang mendapat gelar THE CHOSEN ONE atas prestasinya dan berhak mendapat beasiswa melanjutkan sekolah ke SSHS adalah…”
“Ya Allah, kabulkanlah doa hambamu ini ya Allah…” Gue berdoa penuh harap.
“Siapakah Dia??” “dan, THE CHOSEN ONE tahun ini adalah… Olivee Andrea dari kelas 9 Expression Time !! Selamat untuk dia… Dimohon naik ke atas panggung, dan memberikan sepatah 2 patah kata…”
Gue ?? Gue ?? Iya, Olivee Andrea !! Itu gue !! Apa gue gasalah denger?? Gue bakal ke Swiss!! Swiss!! I’m Coming !!

Gue pun memeluk Orangtua gue, dan bergegas naik ke panggung.
“Thanks for my Allah, My beloved Family and friend, because of them, I can rise my ambition get study to SSHS, I suggest to you all, don’t stop to making a big dream, because, when we make it happen, will feeling extraordinary !!”
Memang, jika ada yang berpidato, harus memakai bahasa inggris. SMPku kan, favorite !!
Setelah acara selesai, Gue dan keluarga gue berfoto ria. Dan langsung ke kantor kepsek untuk menanyakan beasiswa itu.
Ternyata, setalah berbicara dengan kepsek, gue akan berangkat ke SSHS minggu depan. Jadi, gue harus mempersiapkan diri, terutama dengan pakaian dan subjectnya.

*Seminggu kemudian…
Gue pun mulai bersiap-siap. Dengan memakai Skinny Jeans, jaket, topi baseball dan sepatu kets, gue keluar dari kamar gue yang penuh kenangan. Perlahan-lahan, gue mulai melangkah ke masa depan. Tak lupa, gue membawa my little snowball pemberian dari ka Revio, ketika dulu kami jalan bareng di Teenagershop.
“Livi !! be quickly !! We can be late because of you !!” Ibu pun mulai membiasakan diri dengan bahasa inggris.
“Yeah, mom. Haha :D”

Setelah itu, gue dan keluarga gue langsung menuju Soetta Airport. Hmmm… ini bakal jadi sad story gue, bahkan tragic story.

Sesampainya di sana…
“Be carefull my little baby…” kata Ibu.
“Semoga kamu sukses ya nak??” Ibu melanjutkan.
Tak terasa, bulir-bulir air mata gue mengalir di pipi gue. Gue ga sanggup menahan kesedihan yang terasa. Ini sangat sulit bagi gue. Ayolah, gue baru aja berumur 15 tahun dan harus terpisah jauh jutaan km dan puluhan Negara dengan orangtua gue. Tapi, gara-gara inget kata Ibu bahwa kita harus hidup mandiri dan membiasakan diri tanpa orangtua. Karena suatu saat, orangtua kita akan pergi meninggalkan kita.
Gue pun mulai berjalan menuju pesawat yang akan gue naiki. Mulai saat ini, gue akan membuka hidup baru, dengan orang-orang baru dan Negara baru.

*OnSwissAirPlane…
Gue pun duduk di kursi 22A, tepat di samping jendela pesawat. Ketika pesawat mulai take-off, Gue berdoa, semoga sesampainya gue di Swiss, akan banyak hal-hal baik yang gue alami, dan pastinya, gue pengen ketemu ka Revio.

S W I S S
Bismillahirrahmanirrahim…

Gue sampai di Swiss !! Selamat datang Livi ! Inilah Negara impianmu… Gue pun mulai menyelidiki keindahan alam sekitar gue.
“Wow !! Alpen !!”

Yah, gue sangat menyayangi gunung dongker itu. Yang dulunya gue hanya melihatnya di TV, sekarang, gue melihatnya dalam jarak hanya 2O km saja.
“Bisa cepetan gak sih ??” Terdengar suara seseorang yang telah lama tak ku dengar.

Gue pun menoleh ke belakang, tapi ternyata bukanlah orang yang gue harapkan. Hanya seseorang yg memakai mantel tebal, bersyal dan memakai earphone. Tapi, raut wajahnya sangat mirip dengan Ka Revio.
“Heh,,, ayo cepet !!” Kata seseorang itu membentak gue.
“Ahhh… Iya iyaa… Maaf kak,”
Gue pun langsung bergegas menuju ke depan Airport, karena staf yang memberi gue beasiswa ada di sana.
“Hmm… orang tadi, ngingetin gue sama ka Revio.”

*tepatdepanAirport
“Andrea !!” “Andrea !!”
Lalu seseorang menghampiri gue,
“Olivee Andrea ??” kata seorang wanita yang ternyata staf beasiswa gue.
“Ehh,, maaf Miss Della, Saya gak terbiasa dengan nama saya saat ini…” Kata gue meminta maaf.

“Gak pa pa, kamu harus membiasakan diri dengan nama Andrea sekarang, right smart girl??”
“Yes sir !!”

Beberapa saat kemudian, kami pun tiba di Cottage of Switzerland Senior High School, atau asrama SSHS.
Baru aja gue melangkahkan kaki menuju bangunan megah di depan gue, gue terpana dengan keindahan alamnya. Wow ! Amazing ! Hijau… dengan butiran Kristal es yang berjatuhan.
“Hei !! Salju !!” teriak gue histeris.

Maklum, gue kan ga pernah ke Negara bersalju, paling Cuma ke Singapore sama Malaysia.

“Andrea,, masuk yuk !! Sekarang sudah memasuki musim dingin, jadi tidak baik di luar kamar, apalagi dengan suhu tubuhmu yang belum beradaptasi dengan cuaca Swiss…” ajak Miss Della kepada gue.
“iya Miss…”

Kami pun berjalan menyusuri koridor bangunan itu. Dan sampailah kami pada kamar yang bertuliskan “The Choosen One 2O13”.

Hei ! Disini gue diistimewakan, Kawan !!
“Ini kamarmu, Yang Terpilih ! Enjoy it please :D” Kata Miss Della seraya meninggalkan gue sendirian dalam kamar.
“Hmm… Mumpung gak ada kerjaan, Online dulu ahhh…”
Gue pun membereskan barang-barang dan langsung mengambil Laptop Gue.
Setelah itu, gue memasukkan website yang ga asing lagi bagi remaja dunia, ya, FACEBOOK!
Perlahan-lahan, gue menulis sesuatu pada beranda gue,

“Gue bahagia bisa ada di sini, negeri keju…
Yah… Swiss !!
Walau Gue jauh dari orang yang gue sayang,
tapi yakinlah, Gue Ga bakal lupain kalian kok…”
Hmm… akhirnya gue bisa berada di sini…
Akhirnya gue tidur, karena besok, Gue akan mulai masuk sekolah.

*SKIPTHISDAY
Mentari pagi mulai menampakkan keindahannya. Gue terbangun dan mengirup udara segar Swiss.
“Semangat Livi !! Lo pasti bisa bertahan disini !!” kata Gue menyemangati diri.
Gue pun langsung mandi dengan air hangat, karena tentu saja, sekarang adalah musim beku.

Setelah semua persiapan telah gue kerjakan, gue langsung menuju ke ruang makan di tengah asrama. Ternyata, di sana telah dipenuhi oleh siswa-siswa berprestasi dari seluruh Negara. Tapi, hey !! Gue pernah melihat salah satu dari mereka. Ya, lelaki sinis yang ada di pesawat kemarin !!
“Huh… kenapa harus ada dia…” Kata gue menggerutu.
Gue pun mulai mengambil makanan yang telah disediakan di sana. Tapi, setelah Gue mencari tempat untuk duduk, ternyata gak ada. Hanya ada 1 tempat kosong di sebelah lelaki sinis itu.
“Hmm… ayolah Liv !!” Kata gue.

Gue langsung menuju kursi di sebelah lelaki sinis itu. Ketika dia melihat gue, dia menggerutu,
“Hey !! Lo ternyata sekolah di sini juga ??”
“iya, kenapa??” jawab gue.
“…” dia terdiam, entah apa yang dipikirkannya.
“kok bengong ??”
“eng…enggak papa… Makanlah,,”

Gue hanya mengangguk tak mengerti kenapa dia tiba-tiba baik kepada gue dan gak meneruskan omongannya.
“m… nama lo siapa ??” Tiba-tiba saja dia menanyakan itu.
“haaa?? Lo ngomong sama siapa??” Tanya gue balik.
“sama lo, cerewet !!”
“Gue Andrea… Lo ??”
“Andre…”
“Lohhh??”

Gue tertegun kaget, nama kami hampir sama ternyata.
“Gue denger-denger, lo The Chosen One ya??” tanyanya.
“iyya,”Jawab gue singkat…
Kami pun makan bersama. Setelah itu, kami berangkat sekolah bersama, katanya, dia akan mengajak gue melihat-lihat SSHS lebih detail.
Gue sempet kaget dengan ajakannya. Apakah seseorang berubah secepat itu?? Yang tadinya sinis, menjadi manis.

*SKIPTHISDAY
Semenjak hari itu, kami semakin dekat dan akrab. Ternyata, dia sangat asyik, dan selalu mengingatkan gue tentang Ka Revio. Dia memang mirip ka Revio, hanya saja, jika Ka Revio wajahnya agak Indo, sedangkan ini bule banget.
Ketika liburan musim semi datang, kami pergi jalan-jalan ke Tullips Colour Garden. Di sana sangat indah, dan kami hanya berdua. Dengan bunga tulip berwarna-warni bermekaran, dan background pegunungan Alpen, menambah keindahan tempat itu.
“Andrea, tulis nama lengkap lo di buku ini…” katanya sambil menyodorkan sebuah notebook kecil.

Kemudian, gue mulai membuka lembaran demi lembaran. Pada sebuah lembaran, tertulis Andre Revio * Livi. Gue seketika kaget dengan tulisan itu.
“A…Apa ini ??”
“Eh… Itu rahasia gue, kembaliin !! ” Jawabnya.
“A… Apa lo kak… Revio??”
“Kenapa lo tau nama gue?? Siapa lo?? Atau jangan-jangan lo itu…”
“I,,iya kak… Gue Livi !! Andrea Livi !!”
Bulir air mata mulai mengalir dari pelupuk mata gue. Kami pun saling menatap dan berpelukan di bawah langit biru tua Swiss.

Beberapa saat kemudian,
“Livv,” Ka Revio memegang tangan gue dengan pelan…
“Iya kak?”
“Gue seneng ketemu lo lagi, emang, dari pas di ruang makan, gue udah punya pikiran kalo lo itu livi… Tapi, kok lo berubah dek?? Kayak bukan lo gitu…”
“Kakak juga, wajah Kaka lebih ke Swissnya sekarang… Jadi, ga ketara kalo kakak itu ka Revio… ”
Kami berdua pun tertawa lepas. Kami sangat bahagia, setelah setahun tak bertemu, akhirnya sekarang kami bisa saling menatap satu sama lain.

*SKIPTHISDAY
Keesokan harinya, kami pergi ke Alpen Race. Di sana, ada kereta gantung yang akan membawa kami ke lereng Alpen untuk bertemu Phiilhophen Flowers.

Sesampainya di sana, kami langsung membayar tiket dan masuk ke kereta gantung itu. Kereta gantung itu hanya bisa memuat 2 orang saja. So, kami berduaan di dalamnya.
Cuaca kala itu sangat dingin, walaupun sedang musim semi. Bahkan, jaket yang gue kenakan saat itupun tak mampu menghindarkan gue dari cuaca itu.

“Kamu kedinginn Livv?? ” Tanya ka Revio ke Gue.
“Gak kok ka…” Gue berusaha berbohong, walau nyatanya, kaki dan tangan gue telah beku termakan dinginnya suhu.
“Nih,,” Ka revio mengenakan gue syal berwarna biru muda dengan hiasan bunga Phiilhophen berwarna biru tua.
“Thanks kak…”
Huh… romantisnya kala itu…

*sterppp
Akhirnya kami sampai pada lereng Alpen. Kami bergegas keluar dan langsung menuju taman Phiilhophen Flowers.

*AtTamanPhiilophenFlower
Kami berjalan perlahan menyusuri taman bunga nan indah itu. Sesekali, kami berpose ria di tengah keindahan sekitar.
“Liv… Gue boleh ngomong sesuatu ?” kata Ka Revio.
“iya… ada apa kak ??”
“Sebenernya……” Ka Revio berkata dengan ragu. “Gue cinta lo Livv !! Gue pengen lo jadi pacar gue…” Teriaknya.
“A…apa??”
“Gue cinta lo Livv !!” Dia teriak lagi…
“Gu…gue ga salah denger kan kaa??” Tanya gue.
“Gak Livv… Apa lo mau denger gue sekali lagi ?”

Gue hanya mengangguk setuju…
“Livi !! Gue sayang lo, dan gue mau lo jadi pacar gue !!”
“…” Gue terdiam, dan, “Ka Revio !! Gue juga sayang lo, dan Gue mau jadi pacar lo !!” Gue berteriak sekenceng-kencengnya.

Gue seneng… banget. Ternyata, orang yang gue sayang selama ini, cinta sama gue…

Cinta gue itu, bersemi di musim semi saat Phiilophen Flowers bersemi.
THE END
-----------------------------------------------------------------
Profil Pengarang
Nama : Baiq Mega Yustika Kharomah
Facebook : Eygha Ciecummy
Twitter : @bmykh_
Share To:

kabelantena.blog

View Profile
Terima kasih sudah berkunjung ke kabelantena, semoga bermanfaat,, aamiin..
----------------------------------

Post A Comment: