SI NENEK CANTIK
BAGIAN 29.1
WAKTU mereka tengah ber-cakap2 seperti itu dari luar rumah makan terdengar langkah kaki.
Mereka bertiga menoleh, karena orang yang baru datang itu telah mengetuk meja agak keras.
Ketika melihat orang yang baru masuk kedalam ruang rumah penginapan ini, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi terkejut, karena itulah seorang wanita yang cantik sekali, tidak lain dari Bong Kim Lian, wanita cabul yang pernah mengganggu Oey Yok Su.
Sedangkan Kim Lian memandang mereka sejenak, kemudian berkata kepada pelayan yang telah menghampirinya,: „Sediakan aku makanan dan tiga kati air teh, lalu kau siapkan sebuah kamar untukku……. !”
Pelayan itu mengiyakan cepat, dan Kim Lian telah duduk dikursi yang terpisah empat meja dengan Oey Yok Su.BAGIAN 29.1
WAKTU mereka tengah ber-cakap2 seperti itu dari luar rumah makan terdengar langkah kaki.
Mereka bertiga menoleh, karena orang yang baru datang itu telah mengetuk meja agak keras.
Ketika melihat orang yang baru masuk kedalam ruang rumah penginapan ini, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi terkejut, karena itulah seorang wanita yang cantik sekali, tidak lain dari Bong Kim Lian, wanita cabul yang pernah mengganggu Oey Yok Su.
Sedangkan Kim Lian memandang mereka sejenak, kemudian berkata kepada pelayan yang telah menghampirinya,: „Sediakan aku makanan dan tiga kati air teh, lalu kau siapkan sebuah kamar untukku……. !”
Toan Ceng sendiri heran melihat wanita secantik itu, yang memakai baju yang reboh dengan perhiasan, berkeliaran seorang diri.
Memang Tailie merupakan kerajaan yang aman, namun tetap saja tidak terlepas dari pria2 hidung belang yang biasa mengganggu wanita.
„Rupanya wanita itu memiliki kepandaian yang cukup tinggi, sehingga ia berani berkelana seorang diri,” kata Toan Ceng perlahan pada Lu Liang Cwan.
Lu Liang Cwan tertawa, ia menyahuti : „Wanita itu wanita cabul, hampir saja saudara kecil she Oey ini diganggu olehnya.”
Muka Oey Yok Su jadi berobah merah, ia malu sekali teringat apa yang pernah dialaminya.
Toan Ceng jadi terkejut dan heran, ia bertanya lagi : „Dia wanita cabul …!”
„Kau lihat, apakah ia cukup cantik tanya Lu Liang Cwan.
Toan Ceng tidak mengerti maksud pettanyaan Lu Liang Cwan, ia hanya mngangguk dan mengawasi Lu Liang Cwan.
„Ya, memang ia sangat cantik,” kata Lu Liang Cwan.
„Akupun melihat wanita itu memang cantik.
Tetapi tahukah engkau berapa usia-nya ?”
Toan Ceng melirik kepada Kim Lian, yang waktu itu juga duduk sambil mengawasi kearah mereka.
„Mungkin dua puluh lima tahun…..!” sahut Toan Ceng kemudian dengan suara yang perlahan.
„Salah ……!”
„Mungkin belum sampai dua puluh lima tahun ?”
„Salah…..Salah……lebih dari dua puluh lima tahun !”
„Atau ia berusia tiga puluh tahun ?, tetapi wajahnya masih begitu muda dan cantik tentu usianya belum sampai tiga puluh tahun !” kata Toan Ceng ragu2.
„Juga lebih dari tiga puluh tahun …!” kata Lu Liang Cwan.
Kembali Toan Ceng jadi heran.
„Tetapi tidak mungkin wanita secantik dan semuda dia berusia lebih dari tiga puluh tahun.. ….!” katanya.
„Atau memang ia seorang wanita yang awet muda ?”
„Benar,” mengangguk Lu Liang Cwan.
„Ia memang seorang wanita yang awet muda ! Tetapi usianya lebih dari tiga puluh tahun….!”
„Atau wanita itu telah berusia empat puluh tahun ?” tanya Toan Ceng lagi.
„Juga lebih…..lebih dari ernpat puluh tahun!” sahut Lu Liang Cwan.
Toan Ceng jadi tidak mempercayai, ia memandang ragu pada Lu Liang Cwan, kemudian melirik pada wanita itu lagi, pada Kim Lian.
„Tidak mungkin orang itu berusia lebih dari tiga puluh tahun…..!” katanya seperti menggumam.
„Engkau tidak percaya ? Tahukah engkau berapa usia sesungguhnya ?”
Toan Ceng menggeleng.
„Hampir delapan puluh tahun…….!” sela Oey Yok Su yang ikut bicara.
Mendengar itu Toan Ceng jadi heran.
„Hampir delapan puluh tahun?” tanya nya tidak percaya.
„Ya! hampir delapan puluh tahun…….ia memang seorang nenek-nenek tuar…..!”
Toan Ceng tersenyum sambil menggeleng2-kan kepalanya beberapa kali.
„Tidak mungkin……, tidak mungkin…….!” katanya beberapa kali.
„Mengapa tidak mungkin……. tanya Lu Liang Cwan kemudian sambil tertawa.”
„Wanita itu cantik selain kulit mukanya belum ada keriput…. atau memang ia me makai kedok ?”
Melihat Toan Ceng ragu-ragu seperti itu dan tidak mempercayai keteranganaya, Lu Liang Cwan tersenyum lagi.
la melirik kepada Bong Kim Lian, dilihatnya wanita itu tengah mengawasinya dengan mata mendelik.
‘Lu Liang Cwan tertawa lagi.
„Biar tua-tua dia juga galak sekarli kata Lu Liang Cwan.
„Kau tidak percaya usianya telah mencapai delapan puluh tahun?”
Toan Ceng mengangguk.
„Tidak mungkin, ia, masih begitu muda dan cantik, potongan tubuhnya saja masih padat dan berisi,” kata Toan Hongya.
„Kau mungkin beranggapan aku berguyon, tetapi engkau sendiri telah dengar bahwa itu dikatakan oleh saudara Oey ini, ia yang hampir menjadi korbanu wanita cabul itu… saudara Oey ini yang mengetahui dengan pasti. . . usia wanita itu rnemang hampir delapan puluh tahun!”
„Bagairnana itu bisa terjadi, berusia hampir delapan puluh tahun, tetapi memiliki wajah yang begitu cantik dan tubuh yang begitu padat berisi?” tanya Toan Ceng sambil menga wasi Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su bergantian dengan tatapan mata tidak percaya.
„Justru ia melatih semacam ilmu. . .!”
„Melatih semacam ilmu wntuk awet muda?” tanya Toan Ceng.
Lu Liang Cwan mengangguk.
„Ya, ja melatih semacam ilmu……. ilmu un tuk awet muda, yaitu ilmu Im Yang Hun……!” menjelaskan tokoh sakti she Lu itu.
„Kepandaian silatnya juga tinggi sekali, hampir berimbang dengan kepandaianku, tetapi yang celaka lagi, nenek tua itu yang berparas cantik, memiliki akal yang licik dan selalu melakukan kelicikan2 dan kecurangan dengan tipu muslihatnya….. aku sendiri nyaris menjadi korban kecabulannya…… !” menjelaskan Oey Yok Su.
Toan Ceng benar2 tidak bisa mempercayai keterangan yang diberikan oleh Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan.
Bagaimana ia bisa mempercayainya, sedangkan wanita itu cantik sekali dan masih muda, paling tidak usianya belum sampai dua puluh lima tahun………!
Namun walaupun begitu, Toan Ceng tidak bisa tidak mempercayai keterangan Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su, karena kedua orang itu tampaknya ber-sungguh2.
„Lalu… semacam ilmu apakah Im Yang Hun itu?” tanya Toan Ceng kemudian.
„Ilmu itu jahat dan sesat, ia membutuhkan banyak sekali sari keperjakaan pemuda, untuk membikin dirinya awet muda. . .!”
„Hemm……., jika demikian wanita itu seorang wanita yang jahat.. .!”
„Tetapi wanita yang cabul itu selalu mencari korbannya tidak sembarangan!” kata Lu Liang Cwan lagi.
„Apa maksud Locianpwe ?” tanya Toan Ceng, yang tertarik ingin mengetahui.
„Korban2 yang dikehendakinya bukan manusia biasa, tetapi justru seorang pemuda perjaka yang telah memiliki sinkang.
Semakin tinggi sinkang yang dimilikinya, maka sari keperjakaan yang diperolehnya itu akan membuat ia bertambah muda saja…… dengan awet muda begitu, ia selalu mempergunakan sari keperjakaan pemuda2 yang telah menjadi korbannya.
Justru ia sangat setuju sekali adik she Oey ini, untuk dijadikan korban.
Bukankah saudara Oey ini memiliki sinkang yang cukup tinggi.
Maka nilai saudara Oey ini sepuluh kali lipat dari pemuda biasa………!
Itulah sebabnya, mati2an wanita cabul itu telah menguntit kami, ia terus juga mengikuti kami …. !”
Toan Ceng menghela napas.
„Aku tidak menyangka ada wanita cabul seperti dia …… sungguh ….. !” kata Toan Ceng kemudian sambil memperlihatkan wajah muram.
„Ya, justru itu, aku sendiri tidak menyukainya .. .!” kata Oey Yok Su?
„Hanya untuk membunuhnya, sulit juga, sebab ia memiliki kepandaian yang tinggi. Selama hidupnya yang delapan puluh tahun itu ia telah melatih diri cukup lama …… maka dari itu tidak mengherankan kepandaiannya juga sangat tinggi….l”
Lu Liang Cwan mengangguk. „Benar apa yang dikatakan oleh saudara Oey itu.
Yang penting kita harus dapat menjaga diri dari gangguannya … dan juga jika memang wanita itu terlalu ganas, terpaksa kita harus berusaha merubuhkannya, se-tidak2nya memunahkan kepandaian yang telah dimilikinya …….. “
SI NENEK CANTIK
BAGIAN 29.2
WAKTU itu Kim Lian telah batuk2 beberapa kali, malah kemudian terdengar dia menggumam perlahan: „Hemmm……, anak muda yang baik. Hanya sayangnya bercampur gaul dengan tua bangka itu seperti monyet itu ……..!”
Dan setelah menggumam begitu, wanita tersebut mulai bersantap lagi.
Sedangkan Lu Liang Cwan jadi mendongkol bukan main mendengar perkataan Kim Lian.
Orang tua ini tahu yang dimaksudkan Kim Lian dengan sebutan tua bangka seperti monyet itu adalah dirinya sendiri. Muka Lu Liang Cwan jadi berobah merah karena gusar.
Tetapi Oey Yok Su telah berbisik padanya: „Kita lihat saja apa yang hendak dilakukannya . . .. !”
Lu Liang Cwan mengangguk,
Toan Ceng tersenyum juga, lucu juga urusan yang dihadapinya ini.
Wanita itu menurut ketcrangan kedua sahabat barunya ini adalah seorang wanita cabul yang memillki sifat sesat.
„Baiklah, sekarang kita lebih baik tak membicarakan urusan wanita cabul itu. ..kita bicarakan soal-soal lainnya saja…….!”
Lu Liang Cwan setuju.
Mereka segera bercakap? dangan asyik, Malah Toan Ceng sebagai raja dari kerajaan Tailie ihi mengetahui jelas keadaan didaerah tersebut, itulah sebabnya ia bisa bercerita banyak mengenai keadaan kerajaan Tailie ini,
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi senang mendengarkannya, karena mereka memang rnerasa asing dikerajaan ini, kerajaan di Selatan.
Bahkxn Oey Yok Su telah menanyakan, apakah di Tailie ini terdapat jago2 yang memiliki kepandaian yang tinaggi. Toan Hongya menjelaskano bahwa jago2 yang memiliki kepandaian tinggi dimana saja tentu terdapat, hanya sampai berapa tinggi mereka itu, masing2 tidak,bisa ditentukan.
Dan menurut Toan Hongya, di Tailie memang terdapat cukup banyak jago2 silat, namun mereka umumnya memiliki ilmu silat yang aneh sekali, berbeda dengan ke pandaian silat dari jago2 didaratan Tionggoan.
Waktu itu rupanya Bong Kim Lian telah selesai makan, ia segera meninggalkan mejanya untuk menuju kekamarnya Waktu lewat didekat meja Oey Yok Su, wanita cantik ini melirik Oey Yok Su sambil melontarkan senyumnya. Dan juga kemudian melirik kepada Toan Ceng, malah Bong Kim Lian telah menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis.
Toan Ceng mengawasi dengan sorot mata tidak menyukai wanita itu, karena ia telah mendengar keburukan wanita tersebut dari Oey Yok Sudan Lu Liang Cwan.
Setelah wanita itu lenyap dalam kamarnya, Toan Ceng berkata : „Baiklah, aku pamitan dulu, besok aku akan mengunjungi kalian lagi untuk ber-cakap2 …!” dan Toan Ceng telah berdiri dari duduknya memberi hormat kepada kedua sahabatnya tersebut.
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan berdua masih meneruskan makan minum mereka, sampai akhirnya merekapun kembali kedalam kamar mereka.
Tetapi didalam kamar Lu Liang Cwan betkata dengan suara yang perlahan : „Tampaknya wanita cabul itu masih berat hendak melepaskanmu…. ia masih terus membuntuti kita maka kau harus hati-hati……..!”
Oey Yok Su mengangguk.
Dia merinding bulu tengkuknya ketika teringat beberapa saat yang lalu nyaris ia me jadi korban dari kecabulan wanita itu.
Disaat itu, Lu Liang Cwan telah tertawa: „Aku sendiri sebagai situa bangka seperti monyet, yang disebut oleh wanita cabul itu, ia sama sekali tidak tertarik padaku maka dari itu, aku boleh tenang2 untak tidur, karena jelas ia sama sekali tidak berselera padaku !”
Mendengar gurau Lu Liang Cwan, Oey Yak Su tertawa masam.
la tahu dirinya yang disindir.
Sedangkan Lu Liang Cwan telah melanjutkan perkataannya lagi: „Dan hanya engkau yang harus berhati-hati dan tidak boleh tidur terlalu lelap……..karena sekali saja engkau lengah dan terjatuh ditargan wanita cabul itu, sulit engkau meloloskan diri lagi.
Peristiwa yang lalu telah menjadi pengalaman wanita cabul itu. jelas ia akan mempergunakan tipu muslihat yang lebih masak dan terperinci serta teratur baik, maka dari itu, engkau jangan sekali2 terjatuh ditangannya, aku tentu tidak bisa menolongi engkau lagi ……. !”
Setelah berkata begitu, Lu Liang Cwan tertawa sambil merebahkan tubuhnya dipembaringan.
Oey Yok Su sendiri jadi merasa tidak enak.
la tahu, dengan munculnya Bong Kim Lian di Tailie ini juga, hanyalah untuk membuntuti dirinya, hal itu membuat bulu tengkuk Oey Yok Su jadi merinding.
Hati pemuda itu jadi tenang, karena Oey Yok Su menyadarinya bahwa ia harus berlaku hati2.
Keesokan harinya, kembali Toan Ceng telah mengunjungi mereka.
Begitulah hubungan mereka bertiga telah terjalin dengan baik.
Sedangkan selama itu Bong Kim Lian tidak melakukan sesuatu.
la seperti membayangi Oey Yok Su saja.
Diperlakukan seperti itu, justru Oey Yok Su jadi tambah tidak tenang.
Bong Kim Lian tidak melakukan suatu tindakan apapun juga, maka merekapun tidak memiliki alasan untuk ribut dengan wanita cabul itu.
Tetapi dengan dibuntuti terus oleh wanita cabul seperti itu telah membuat Oey Yok Su selalu dikejar, perasaan ngeri dan takut, tidak jarang ia jadi merinding sendirinya.
Memang Oey Yok Su memiliki kepandaian yang tinggi, tetapi wanita itu juga memiliki kepandaian yang pasti tidak rendah, terutama sekali justru wanita cabul itu tidak segan2 untuk mempergunakan tipu daya yang sesat dan jahat.
Maka kewaspadaan memang diperlukan sekali, karena Oey Yok Su tidak mau kalau sampai dirinya jatuh ditangan wanita cabul itu.
Sedangkan, Toan Cang yang tidak mengetahui urusan itu keseluruhannya, hanya menertawakan sikap Oey Yok Su yang terlalu teliti dan berwaspada terthadap wanita itu.
„Jika memang saudara Oey tidak menyukainya dan tidak melayani sikapnya itu, tentu wanita cabul itu tidak bisa memaksamu…….!” kata Toan Ceng.
„Memang seharusnya begitu, tetapi saudara Toan tidak mengetahui bahwa wanita Cabul itu memiliki kepandaian yang tinggi, tampaknya ia juga tidak akan puas jika keinginannya belum lagi tercapai………, maka selama ia masih membuntuti aku, jelas hal itu akan membuat aku tidak tenang…….! “
Toan Ceng mengajak kedua sahabatnya ini ber-cakap2 perihal la innya.
Dan yang menjadi perhatian Toan Ceng justru adalah cerita Lu Liang Cwan mengenai perkembangan dunia persilatan didaerah Tionggoan, menceritakan perihal2 tokoh2 rimba persilatan didaerah Tionggoan yang memang banyak jumlahnya.
Sedangkan Toan Ceng sendiri telah menceritakan keadaan dan kehidupan para jago2 silat di Tailie, hanya sekedar untuk dijadikan pertimbangan dan perbandingan.
Namun setelah banyak juga mendengar cerita Lu Liang Cwan, maka Toan Ceng segera memperoleh kenyataan banyak sekali urusan di dalam rimba persilatan yang tidak diketahuinya.
Malah dengan mendengar perihal kehidupan tokoh2 sakti didaratan Tionggoan, membuat Toan Ceng menyadari bahwa didaratan Tionggoan memang terdapat banyak sekali orang ber ilmu.
Terutama Toan Ceng melihat Lu Liang Cwan sendiri memiliki kepandaian yang tinggi. Dan Oey Yok Su walaupun berusia masih muda, tokoh ia telah memiliki kepandaian yang tinggi juga.
Begitulah, mereka selalu, ber-cakap2 mengenai keadaan dipersilatan, karena memang sejak kecil Toan Hongya ini senang sekali pada urusan silat dan tertarik setiap kali mendengar cerita perihal jago2 rimba persilatan.
Lu Liang Cwan selama beberapa hari telah memperhatikan keadaan Toan Ceng.
la melihat usia Toan Ceng masih muda, tokh kepandaiannya telah tinggi sekali.
Maka jika memang Toan Ceng memperoleh bimbingan yang lebili jauh, tentu ia akan memiliki kepandaian yang lebih hebat lagi.
Disamping itu. yang menarik perhatian Lu Liang Cwan adalah sikap Toan Ceng yang tampaknya ramah, namun disinar matanya terlihat sikapnya yang agung, setidaknya Toan Ceng bukan pemuda biasa.
Empat hari Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan berdiam di Tailie, dan Toan Ceng telah menjanjikan mereka, di-hari2 berikutnya ia akan mengajak Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan untuk mengelilingi Tailie, guna mengenal daerah Tailie lebih dalam.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
<<< Kembali Ke Bagian 28 | Bersambung Ke Bagian 30 >>>
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber Kutipan : Pustakaceritasilat
Post A Comment: