Ini adalah pengalaman percintaan di masa mudaku dulu, namaku ifan. Ceritaku ini dimulai tepatnya pada waktu aku baru lulus SMA, di saat itu aku mulai mengenalmu, gadis yang selalu aku sayangi yang bernama Zita.
Aku masih mengingatnya sampai sekarang, itu terjadi pada bulan September di saat pertama kali aku mengenalmu, aku mengenalmu lewat dunia maya yaitu twitter, sebenarnya aku sudah mengetahuimu pada waktu SMA tapi di saat itu aku masih belum mengenalmu, mungkin kita memang dipertemukan di sosial media. Kita selalu mention-mentionan, setelah kurasa cukup lama kita mention-mentionan, aku coba memberanikan diri untuk DM kamu dan meminta nomermu, al hasil aku berhasil mendapatkan nomermu. Terus aku coba smsan denganya setiap saat, menelfonya, kita selalu berhubungan dengan baik, aku pun mulai nyambung denganya. setelah kita berhubungan hampir satu bulan lebih, aku merasa ingin sekali memilikimu, namun aku masih belum cukup berani untuk mengutarakan perasaan yang kurasa saat itu.
Aku ingin sekali memilikimu, aku selalu berdoa setiap hari agar bisa denganmu, namun percuma saja aku terus berdoa tapi aku tidak mampu mengungkapkanya, di saat itu aku menyiksa batinku sendiri, dan hanya bisa memendam perasaanku saja. Terus aku masih selalu ikhtiar, memohon petunjuk pada Tuhan, dan akhirnya aku mulai untuk memberanikan diri, karena aku fikir-fikir “suatu cinta harus diungkapkan, gak ada cinta yang gak diungkapkan, kecuali oleh orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri”. Aku mulai merencanakan hari special itu, dan aku berniat mengajaknya jalan.
Aku berusaha mencari waktu yang tepat, dan sampai saat ini aku masih mengingatnya di saat aku menyatakan perasaanku kepadamu. itu terjadi pada bulan desember di sebuah mall. Meskipun hasilnya cukup membuat ku kecewa, karena aku terlambat, dan dia menganggapku selama ini hanya sebagai sahabat. Aku pun mencoba menunggunya berharap dia berubah pikiran, di saat penantianku yang lumayan lama, aku mendengar kabar kalau kamu sudah menjadi milik yang lain, dan hubunganya pun sudah cukup lama. Di saat itu aku hanya bisa berdiam diri dan merenung menerima kalau kamu sudah ada yang memiliki, aku bingung kanapa rasa sayangku padamu tak pernah hilang, meskipun kamu telah membuatku kecewa, mungkin aku terlalu menyayangimu, hingga rasa sayangku mengalahkan rasa sakitku.
Setelah beberapa bulan aku mendengar kabar kalau mereka berdua telah putus, tepat sebelum ulang tahun Zita, di saat itu aku senang mendengar kabar tersebut karena sampai saat itu aku masih menyayanginya. Setelah 1 minggu kamu putus denganya aku memberanikan diri menyatakan perasaanku lagi, mungkin aku menembakmu di saat yang tidak tepat, tapi yang ada di fikiranku saat itu aku tak mau kehilanganmu untuk yang kedua kali.
Kamu berkata kepadaku “Aku takut menyakitimu, kamu terlalu baik bagiku” aku pun tak peduli dengan ucapanya, karena kamu gak akan pernah menyakitiku dan saat itu kita resmi pacaran.
Kita berhubungan dengan baik suka duka kita lewati bersama, dan kamu merasakan kebahagiaan ketika berada di sampingku. Aku selalu mensupport kamu di saat kamu jatuh, aku selalu mengingatkanmu di saat kamu salah, tak lupa aku pun menjadi imammu disaat kita berdua sholat.
Kamu selalu bilang “kamu sangatlah sempurna, aku sangat menyangimu, dan berharap kamu jadi imamku kelak” tapi dia juga selalu berkata “aku benar-benar takut menyakitimu”
Namun setelah hubungan kita 2 bulan lebih ada keganjalan antara kita, setelah aku mendengar kabar dari temenmu, kalau kamu sedang dekat sama cowok lain.
Entah kenapa hal itu pun terjadi, dia menyakitiku, ada orang lain di hatinya. dia langsung minta maaf kepadaku dan dia berkata “aku sangat menyayangimu ifan, maafkan aku atas perbuatanku, kamu sangatlah pria yang sempurna aku tak pantas ada di dekatmu”, aku menjawab “Kenapa kamu lakuin itu kepadaku, aku sangat menyayangimu tulus dari lubuk hatiku” Zita berkata sambil menangis “Maafkan aku, aku selalu menyayangimu”
Di saat itu aku memutuskan untuk menjauh dari hidupnya, meski tak bisa kubohongi aku masih sangat mencintainya. Meskipun aku tidak pernah melihatnya lagi, tapi aku selalu mengetahui kabarmu, karena aku tau siapa sahabatmu, sahabatmu selalu menceritakan keadaanmu, dan aku tak menyangka disana kamu juga masih terus menyayangiku meskipun kamu sudah ada yang memiliki, aku terharu ketika mendengar cerita dari sahabatmu, dia berkata “Sebenernya Zita sangatlah menyayangimu, dia selalu menangis ketika menceritakanmu fan, dia juga menyesal meninggalkanmu, Zita juga berkata kepadaku, kalaupun dia menikah kelak, dia ingin kamu fan jadi suaminya, karena Cuma kamu yang bisa membuat zita bahagia”
Aku menjawab “jujur sampai saat ini aku juga masih sangat menyayangi zita, tapi keadaan yang membuat aku belum bisa memilikinya, mungkin inilah yang dinamakan Cinta Tak Harus Memiliki”
Setelah beberapa tahun, aku mendapatkan sebuah undangan, dan tak kusangka undangan tersebut adalah pernikahan Zita, aku langsung terpukul saat itu, kini harapanku hilang semua.
Setelah satu minggu aku langsung ke acara pernikahan Zita bersama temenku, sesampai disana aku melihat Zita dan suaminya ada di pelaminan, disaat Zita menoleh ke arahku, tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku di tengah kerumunan orang banyak itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya. “Aku rindu kamu Ifan kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki di sampingku di pelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku” Kata Zita lirih dan pelan sambil memelukku.
Kamu jadi perhatian para hadirin, temanku menatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Zita. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Zita”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.
Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, aku pun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada kabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Zita Zavrilia, persis nama Zita. Ku kabari Zita dan dia datang ke rumahku, dia juga membawa putranya yang diberi nama Ifan, cuma Ifan berbeda usia tiga tahun dengan Zita putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Zita masih indah dan menawan, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.
------------------------------------------------------------------------------
Cerpen Karangan: Dewan Mahardika
Post A Comment:
0 comments so far,add yours
Posting Komentar