Panasnya terik matahari di pagi hari. Tak membuat anak-anak menjadi lemas tak berdaya. Mereka malah sangat bersemangat mengikuti upacara bendera Senin itu.
“Sesyl, dari tadi aku perhatiin kamu ngelihatin kak Rezky terus. Kamu suka ya sama dia.” ucap Cinta.
“Enggak kali. Siapa juga yang suka dia? Sok tau kamu mah.” ucap Sesyl mengelak.
“Alah kamu gak usah bohong. Cara pandang kamu ke dia itu udah beda. Kayak tatapan cinta gitu.”
“Aku bilang enggak ya enggak.” marah.
“Ya udah kalau kamu gak mau bilang. Aku gak maksa kok.”
1 jam berlalu sudah. Itu berarti upacara benderanya pun juga sudah kelar. Anak-anak kembali ke kelas masing-masing. Mengikuti pelajaran yang ada. Sampai saatnya istirahat nanti.
“Tet.. Tet.. Tet..” terdengar bunyi bel sekolah. Saatnya istirahat. Semua berhamburan keluar.
“Cinta, ke kantin yukz.” ajak Sesyl.
“Yuk.” jawab Cinta singkat, beranjak bangun dari tempat duduknya.
Sesampainya di kantin. Sesyl dan Cinta langsung memesan makanannya. Mereka makan dengan lahapnya. Seperti orang kelaparan saja. Gak makan selama 1 bulan. Saat sedang asyik-asyiknya makan. Tiba-tiba Rezky dan teman-temannya datang.
“Sesyl, kak Rezky tuh.” ucap Cinta saat melihat Rezky datang.
“Emang apa peduli aku?” ucap Sesyl sewot.
“Kamu kan suka sama dia.”
“Cinta, aku kan udah bilang kalau aku itu gak suka sama dia. Gak percayaan banget sih.”
“Gimana aku mau percaya coba? Orang kamu gak jujur gitu. Mulut kamu emang bilang enggak. Tapi mata kamu gak bisa bohong. Mata kamu itu mengatakan kalau kamu itu suka sama dia. Ayolah Sesyl jujur aja sama aku. Aku kan sahabat kamu.”
“Iya iya kamu bener. Aku emang naksir sama kak Rezky sejak aku masih di bangku SMP. Dia itu kakak kelas aku di SMP. Aku masuk SMA sini juga karena dia. Karena menurut info dia sekolah di sini. Tapi ya gitu deh cinta aku cuma bertepuk sebelah tangan. Karena dia tak pernah menengok ke arah aku.”
“Ya ampun, sabar ya Sesyl. Kalau emang dia jodoh kamu gak bakal ke mana kok. Tapi jika bukan, kamu pasti akan dapatkan seseorang yang lebih baik dari dia. Percayalah itu.”
“Iya. Makasih ya Cinta. Tapi awas lho jangan bilang siapa-siapa kalau aku naksir dia.”
“Sip deh. Ya udah ke kelas yukz. Udah masuk tuh.”
“Okay.”
Pulang sekolah telah tiba. Seperti biasa Sesyl selalu pulang sendiri. Dengan jalan kaki Sesyl pulang menuju rumahnya. Tiba-tiba di tengah jalan ada segerombolan orang jahat menghadang jalan Sesyl. Muka penjahatnya serem-serem. Membuat Sesyl ketakutan. Tapi untunglah ada seseorang datang menolong Sesyl. Bagaikan pangeran di negeri dongeng. Seseorang itu memukul penjahat-penjahatnya sampai babak belur.
“Kamu gak apa-apa?” tanya si penolong pada Sesyl.
“Aku gak apa-apa. Makasih ya kak.” jawab Sesyl.
“Sepertinya aku mengenal kamu. Tapi di mana ya?”
“Aku Sesyl kak. Aku adik kelas kakak.”
“Oh pantes muka kamu familiar banget. Aku Rezky.”
“Iya udah tau kak. Siapa sih yang gak kenal kakak. Udang ganteng, pinter, baik, jago basket, ketua osis pula.”
“Ah kamu berlebihan. Kakak kan jadi malu. Mau kakak anterin pulang gak?”
“Boleh kak. Yukz.”
Sesyl senang banget. Akhirnya dia bisa deket sama kak Rezky, cowok yang ia taksir selama ini. Dianterin pulang pula. Sungguh hari yang membahagiakan buat Sesyl.
“Makasih ya kak udah dianterin pulang.” ucap Sesyl sesampainya di rumah.
“Iya sama-sama. Oh ya ntar sore kamu ada acara gak?” ucap kak Rezky.
“Enggak ada. Emang kenapa kak?”
“Mau gak kakak ajak jalan ntar sore?”
“Emm mau banget kak.”
“Ya udah ntar sore kakak jemput ya. Sekarang kakak mau pulang dulu. Daa daa Sesyl.”
“Iya kak. Hati-hati ya.”
Berjalan sore-sore dengan orang yang dicinta sangatlah menyenangkan. Itulah yang kini sedang dirasakan Sesyl. Hatinya berbunga-bunga. Terasa terbang di angkasa. Tak terasa hari mulai malam. Karena laper mereka pun berhenti sejenak di restoran untuk makan. Sembari menunggu pesanannya datang, mereka bercakap-cakap sejenak.
“Sesyl, kamu percaya gak cinta pada pandangan pertama?” tanya Rezky memulai percakapan.
“Percaya. Emang kenapa kak?” jawab Sesyl.
“Itulah yang kini sedang kakak rasakan. Kakak jatuh cinta sama kamu pada pandangan pertama. Mau gak jadi pacar kakak?”
“Kakak serius?”
“Iya kakak serius Sesyl. Kamu mau gak jadi pacar kakak?”
“Iya kak, Sesyl mau jadi pacar kakak.
--------------------------------------------------------------------
Cerpen Karangan: Refianti Wihida
Facebook: Refianti Wihida
“Sesyl, dari tadi aku perhatiin kamu ngelihatin kak Rezky terus. Kamu suka ya sama dia.” ucap Cinta.
“Enggak kali. Siapa juga yang suka dia? Sok tau kamu mah.” ucap Sesyl mengelak.
“Alah kamu gak usah bohong. Cara pandang kamu ke dia itu udah beda. Kayak tatapan cinta gitu.”
“Aku bilang enggak ya enggak.” marah.
“Ya udah kalau kamu gak mau bilang. Aku gak maksa kok.”
1 jam berlalu sudah. Itu berarti upacara benderanya pun juga sudah kelar. Anak-anak kembali ke kelas masing-masing. Mengikuti pelajaran yang ada. Sampai saatnya istirahat nanti.
“Tet.. Tet.. Tet..” terdengar bunyi bel sekolah. Saatnya istirahat. Semua berhamburan keluar.
“Cinta, ke kantin yukz.” ajak Sesyl.
“Yuk.” jawab Cinta singkat, beranjak bangun dari tempat duduknya.
Sesampainya di kantin. Sesyl dan Cinta langsung memesan makanannya. Mereka makan dengan lahapnya. Seperti orang kelaparan saja. Gak makan selama 1 bulan. Saat sedang asyik-asyiknya makan. Tiba-tiba Rezky dan teman-temannya datang.
“Sesyl, kak Rezky tuh.” ucap Cinta saat melihat Rezky datang.
“Emang apa peduli aku?” ucap Sesyl sewot.
“Kamu kan suka sama dia.”
“Cinta, aku kan udah bilang kalau aku itu gak suka sama dia. Gak percayaan banget sih.”
“Gimana aku mau percaya coba? Orang kamu gak jujur gitu. Mulut kamu emang bilang enggak. Tapi mata kamu gak bisa bohong. Mata kamu itu mengatakan kalau kamu itu suka sama dia. Ayolah Sesyl jujur aja sama aku. Aku kan sahabat kamu.”
“Iya iya kamu bener. Aku emang naksir sama kak Rezky sejak aku masih di bangku SMP. Dia itu kakak kelas aku di SMP. Aku masuk SMA sini juga karena dia. Karena menurut info dia sekolah di sini. Tapi ya gitu deh cinta aku cuma bertepuk sebelah tangan. Karena dia tak pernah menengok ke arah aku.”
“Ya ampun, sabar ya Sesyl. Kalau emang dia jodoh kamu gak bakal ke mana kok. Tapi jika bukan, kamu pasti akan dapatkan seseorang yang lebih baik dari dia. Percayalah itu.”
“Iya. Makasih ya Cinta. Tapi awas lho jangan bilang siapa-siapa kalau aku naksir dia.”
“Sip deh. Ya udah ke kelas yukz. Udah masuk tuh.”
“Okay.”
Pulang sekolah telah tiba. Seperti biasa Sesyl selalu pulang sendiri. Dengan jalan kaki Sesyl pulang menuju rumahnya. Tiba-tiba di tengah jalan ada segerombolan orang jahat menghadang jalan Sesyl. Muka penjahatnya serem-serem. Membuat Sesyl ketakutan. Tapi untunglah ada seseorang datang menolong Sesyl. Bagaikan pangeran di negeri dongeng. Seseorang itu memukul penjahat-penjahatnya sampai babak belur.
“Kamu gak apa-apa?” tanya si penolong pada Sesyl.
“Aku gak apa-apa. Makasih ya kak.” jawab Sesyl.
“Sepertinya aku mengenal kamu. Tapi di mana ya?”
“Aku Sesyl kak. Aku adik kelas kakak.”
“Oh pantes muka kamu familiar banget. Aku Rezky.”
“Iya udah tau kak. Siapa sih yang gak kenal kakak. Udang ganteng, pinter, baik, jago basket, ketua osis pula.”
“Ah kamu berlebihan. Kakak kan jadi malu. Mau kakak anterin pulang gak?”
“Boleh kak. Yukz.”
Sesyl senang banget. Akhirnya dia bisa deket sama kak Rezky, cowok yang ia taksir selama ini. Dianterin pulang pula. Sungguh hari yang membahagiakan buat Sesyl.
“Makasih ya kak udah dianterin pulang.” ucap Sesyl sesampainya di rumah.
“Iya sama-sama. Oh ya ntar sore kamu ada acara gak?” ucap kak Rezky.
“Enggak ada. Emang kenapa kak?”
“Mau gak kakak ajak jalan ntar sore?”
“Emm mau banget kak.”
“Ya udah ntar sore kakak jemput ya. Sekarang kakak mau pulang dulu. Daa daa Sesyl.”
“Iya kak. Hati-hati ya.”
Berjalan sore-sore dengan orang yang dicinta sangatlah menyenangkan. Itulah yang kini sedang dirasakan Sesyl. Hatinya berbunga-bunga. Terasa terbang di angkasa. Tak terasa hari mulai malam. Karena laper mereka pun berhenti sejenak di restoran untuk makan. Sembari menunggu pesanannya datang, mereka bercakap-cakap sejenak.
“Sesyl, kamu percaya gak cinta pada pandangan pertama?” tanya Rezky memulai percakapan.
“Percaya. Emang kenapa kak?” jawab Sesyl.
“Itulah yang kini sedang kakak rasakan. Kakak jatuh cinta sama kamu pada pandangan pertama. Mau gak jadi pacar kakak?”
“Kakak serius?”
“Iya kakak serius Sesyl. Kamu mau gak jadi pacar kakak?”
“Iya kak, Sesyl mau jadi pacar kakak.
--------------------------------------------------------------------
Cerpen Karangan: Refianti Wihida
Facebook: Refianti Wihida
Post A Comment: