Articles by "Puisi Acep Syahril"
Tampilkan postingan dengan label Puisi Acep Syahril. Tampilkan semua postingan
Tambah Satu
Oleh Acep Syahril

Syukurlah kawan
usiamu tambah satu sehingga kita masih bisa bercengkrama di kontrakan ini bercerita tentang banyak hal dengan bahasa yang kita punya gotong royong membersihkan pekarangan dari kejahatan hewan pengerat atau polusi negara yang lebih ganas dari fasciola hepatica

Karena kita tau tikus adalah hewan paling rajin cari makan sekaligus perusak yang merugikan banyak orang seperti koruptor maling dengan wajah bercahaya berwibawa dan seolah-olah sangat bijaksana mengancam ratusan juta nyawa sedangkan cacing hati hanya sejenis parasit kecil tanpa dubur yang hidup meminta di hati hewan dan manusia sejak sebelum hawa dicinta
Mandi Demokrasi
Oleh Acep Syahril

Di panggang gunung kidul ini ada sebuah jurang batu
luweng kera namanya luweng itu tempat pembantaian
dan pembuangan orang-orang partai komunis indonesia
termasuk saudara-saudara bapak dan saudara ibu
temanku yang dituduh terlibat dan sekarang dia
bersama bapak ibunya tinggal di desa ini dagang sembako
setiap sore kami mandi bareng dengan warga lainnya
di telaga gandu yang butek airnya laki perempuan
anak-anak orang dewasa orang tua sapi kambing dan
anjing tak ketinggalan kami mandi demokrasi di sini
Melamar Widya
(Disaksikan beno siang pamungkas)
Oleh Acep Syahril

Wid pukul 7.30 pagi ini aku datang melamarmu
jangan tukar pakaianmu yang lembab itu
karena itulah symbol perempuan yang kuinginkan
mengerti sumur dapur kasur dan meja kerja tapi nanti
kau tak perlu kerja keras untuk itu karena kita
akan membantu orang lain di sini meringankan
pekerjaanmu dan kita akan berbagi rasa dengannya
Energi
Oleh Acep Syahril

Engkaulah orang-orang yang acap kali mencium
mengintai amis cangkul kami atau ani-ani yang
bercinta dengan dewi sri di bawah kasmaran dewa
api dan rayuan waktu penuh janji tanah air sawah
dan anjir adalah gaya dzat dan energi kami
menggerakanya sebagai percintaan paling berarti dengan
mengenang wordt worth phytagora dan shakespeare
antara dangau burung-burung dan tali temali
Negeri  Yatim
Oleh Acep Syahril

Di rumahmu yang sumpek itu tanpa basa basi
kita saling mentertawakan diri sendiri
kau tertawa melihat telapak kakiku yang lebar
aku juga tertawa melihat mata dan gigimu
yang maju nanar leak karib yang mempertemukan
kita cuma tertawa lalu kau perkenalkan sipon
istrimu padaku aku serius menyambut
uluran tangannya tanpa tawa karena aku tau
kau terus mengawasi hatiku yang menggoda
setelah itu kita mulai cerita dan tak banyak
bicara soal sastra tapi sedikit menyinggung
tentang negara kau bilang hidup di indonesia

Setelah Perjumpaan Ini (bersama thukul dan leak)
Oleh : Acep Syahril

Setelah perjumpaan ini aku tak tau seberapa
lama lagi kau bisa mencium aroma matahari selain
wangi popor senjata atau amis sepatu serdadu wagu
yang tak mengerti cara bersenda
setelah pertemuan ini aku tak tau seberapa lama
lagi kau bisa mencium aroma bintang-bintang
Surat Cinta Dari Sangkakala
Oleh : Acep Syahril

Ya Allah
telah kami terima surat cintamu
tertanggal hari ini yang dikirim peniup
seruling sejati diantara kealfaan dan
keasyik masyukkan kami surat cinta yang
engkau tulis dengan tinta biru sebagai
tanda kasih dan maha sayangmu surat cinta
yang begitu panjang menegangkan yang engkau
tulis tak sampai dalam satu tarikan nafas
membuat kami terus menangis terisak tersedu
membaca gugusan kata-kata hancur berserak dengan
tubuh dan nyawa terlunta-lunta
Rugi
Oleh : Acep Syahril

Raidah pergi ke sungai ke darat
Menjemur pakaian ke keramaian ke rumah belum juga pulang
Waska pergi ke huma ke surau membeli iman
Kekeramaian dan ke rumah belum juga pulang
Bujang pergi ke sekolah ke kampus membunuh
Kealpaan dan ke rumah belum juga pulang
Raidah waska dan bujang pergi tapi belum juga pulang-pulang
Sajak Bebas
Oleh : Acep Syahril

Sajak ini sejak lama telah kehilangan nilai
puitika estetika dan sublimatika sebab dengan
nilai-nilai keindahan dan kehalus-lembutan
tidaklah menjadikan seseorang seperti penguasa
penindas dan koruptor akan tersentuh hatinya
apalagi merasa malu dan introspeksi sebaliknya
akan membuat mereka ambisi untuk menindas

Suksesi
Oleh : Acep Syahril

Jangan ngomong kalau tadi kau pilih partai
lain demi menghindari calon wakil rakyat atau
pemimpin yang tak berpihak pada rakyat jangan takut
dimusuhi diancam apalagi dipukuli karena kau telah
menerima kaos sabun mandi beras gula dan kopi
jangan cemas sebab memilih adalah hak kamu untuk
menentukan yang terbaik dari yang terburuk