Manfaat madu sudah melegenda karena telah digunakan sejak berabad-abad lalu sebagai obat. Madu memiliki kemampuan sangat luar biasa terutama dalam hal menyembuhkan penyakit akibat bakteri dan virus.

Mengenal Penyakit Difteri, Cara Mencegah dan Mengobatinya Secara Alami
Difteri adalah infeksi bakterial serius yang mempengaruhi membran mukosa di tenggorokan dan hidung. Meskipun penyakit ini dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain, difteri dapat dicegah dengan vaksinasi.


Hubungi dokter jika Anda mengalami difteri. Jika tidak diobati, difteri dapat menyebabkan kerusakan serius di ginjal, sistem saraf, dan jantung. Difteri menyebabkan hal yang fatal dari 3% kasusnya.

Penyebab

Tipe bakteri yang menyebabkan difteri adalah Corynebacterium diphteria. Kondisi difteri akan menyebar melalui kontak langsung obyek yang mengandung bakteri, seperti berbagi cangkir minuman, atau penggunaan tisue/ sapu tangan yang sama. Anda juga dapat terkena difteri jika terdapat pasien difteri di sekitar Anda yang bersin, batuk, atau keluar ingus dari hidung. Meskipun orang yang terinfeksi difteri belum tentu menunjukkan tanda dan gejala, orang tersebut tetap mampu menularkan difteri sampai dengan 6 minggu setelah infeksi awal.

Bakteri seringkali menginfeksi hidung dan tenggorokan. Sekali Anda terinfeksi, bakteri akan melepaskan zat berbahaya yang disebut toksin. Toksin akan meluas ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan seringkali menyebabkan lapisan abu-abu tebal di mukosa hidung, tenggorokan, lidah, dan saluran napas.

Pada beberapa kasus, toksin ini juga dapat menuju ke organ lain dan merusak organ tubuh lain seperti jantung, otak, dan ginjal. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti miokarditis (radang selaput jantung), paralisis (kelemahan otot), dan gagal ginjal.

Faktor risiko difteri

Anak-anak seharusnya secara rutin mendapatkan vaksinasi melawan difteri, sehingga risiko terkena difteri lebih sedikit.  Di Amerika Serikat dan Eropa, vaksinasi ini sudah rutin dilakukan sehingga penyakit difteri jarang sekali terjadi, namun di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit difteri masih dapat ditemukan terutama pada anak di bawah usia 5 tahun dan orang tua di atas usia 60 tahun. Orang-orang yang memiliki peningkatan risiko difteri:
  • Tidak mendapatkan vaksinasi yang terbaru
  • Mengunjungi negara yang tidak menyediakan imunisasi terhadap difteri
  • Memiliki gangguan imunitas seperti AIDS
  • Gaya hidup yang tidak sehat atau sanitasi yang buruk

Gejala difteri

Tanda difteri tampak dalam 2-5 hari setelah terpapar bakteri. Beberapa orang tidak menunjukkan gejala, namun beberapa orang memiliki gejala ringan yang seringkali sama dengan flu biasa. Terdapat gejala difteri yang khas dan dapat dilihat, seperti lapisan tebal abu-abu di di tenggorokan dan tonsil.

Gejala lain meliputi:
  • Demam
  • Mengigil
  • Pembesaran kelenjar di leher
  • Suara yang keras seperti menggonggong
  • Radang tenggorokan
  • Kulit yang membiru
  • Mengeluarkan air liur terus menerus
  • Rasa tidak nyaman pada tubuh
Gejala tambahan:
  • Sulit bernapas dan sulit menelan
  • Perubahan pandangan
  • Bicara yang cadel
  • Tanda syok seperti pucat dan kulit yang dingin, berkeringat dingin, dan denyut jantung yang cepat
Anda juga dapat mengalami difteri kutaneus atau difteri di kulit jika memiliki higinitas yang buruk dan hidup di area tropis. Difteri pada kulit seringkali menyebabkan ulkus dan kemerahan di kulit yang terkena.

Penegakan diagnosis

Dokter anda akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengecek pembesaran kelenjar getah bening. Mereka juga akan menanyakan riwayat medis Anda dan gejala yang Anda rasakan. Dokter juga akan yakin bahwa pasiennya mengalami difteri jika melihat lapisan abu-abu di tonsil atau di tenggorokan. Untuk mengkonfirmasi diagnosis, dokter akan mengambil sampel jaringan yang terkena dan akan mengirimkannya ke laboratorium.

Terapi difteri

Difteri merupakan kondisi yang serius, maka dokter akan memberikan terapi dengan cepat dan agresif. Langkah pertama terapi adalah injeksi antitoksin. Injeksi antitoksin ini akan melawan toksin yang dihasilkan bakteri di dalam tubuh. Pastikan beritahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu. 

Jika memang ada suatu alergi, maka dokter akan berhati-hati dalam pemberian antitoksin, dimulai dari dosis yang sedikit lalu meningkat sedikit demi sedikit. Dokter juga dapat meresepkan antibiotik seperti penisilin dan eritromisin, untuk membantu memberantas infeksi dalam tubuh.

Cara Mencegah dan Mengobati Difteri Secara Alami

Alangkah baiknya kita mulai mempersiapkan diri untuk mencegah penyakit difteri. Setelah kita tahu apa itu penyakit difteri, maka anda akan mudah mencari obatnya.
 
Pengobatan terdiri dari antibiotik dengan penanganan berupa antibiotik dan antitoksin yang menetralkan toksin difteri.

Untuk vaksin anda bisa menggunakan VAKSIN DTaP / DPT.

Untuk makanan berikut ini beberapa makanan yang mengandung antibiotik.
\
1. Kubis. 
Kubis adalah sayuran sehat dengan tinggi nutrisi penting bagi tubuh. Kubis masuk dalam anggota keluarga brassica, dan telah digunakan sebagai pengobatan alami untuk beberpa jenis penyakit karena merupakan antibiotik alami. Kubis memiliki sifat anti-kanker karena mengandung tinggi vitamin C. Jus kubis juga merupakan obat yang efektif untuk sakit maag.

2. Madu. 
Manfaat madu sudah melegenda karena telah digunakan sejak berabad-abad lalu sebagai obat. Madu memiliki kemampuan sangat luar biasa terutama dalam hal menyembuhkan penyakit akibat bakteri dan virus. Madu merupakan antibiotik alami untuk melawan infeksi. Madu bisa digunakan sebgai obat untuk menyembuhkan luka bakar.

3. Kunyit. 
Kunyit sering digunakan di berbagai masakan india dan pakistan. Kunyit memiliki warna kuning, dimana warna ini merupakan senyawa yang bisa memberikan efek antimikroba. Banyak penelitian yang telah menemukan jika kunyit memiliki kemampuan sangat kuat dalam melawan bakteri, sehingga rempah ini sering digunakan sebagai antibiotik alami.

4. Bawang putih. 
Bawang putih atau yang dalam bahawa inggris disebut garlic merupakan tanaman serbaguna yang bisa dibudidayakan pada iklim tropis seperti di Indonesia. Tanaman ini mengandung sulfur yang memiliki efek antibakteri. Sebuah penelitian pada tahun 1999 telah membuktikan jika kandungan sulfur dalam bawang putih bisa dimanfaatkan sebagai antibiotik alami.

5. Keluarga berry. 
Buah berry seperti cranberry, blueberry, blackberry dan strawbeery sangat baik untuk melawan infeksi saluran kandung kemih dan masalah kencing lainnya. Menurut sebuah penelitian, minum jus cranberry secara teratur dapat membantu mencegah infeksi saluran kemih pada wanita hamil. Selain itu,  cranberry juga berguna dalam memerangi bakteri jahat seperti E. Coli. Meskipun penelitian tersebut menggunakan cranberry, tetapi tampaknya jenis berry lainnya juga memiliki khasiat tidak jauh berbeda.

6. Buah delima. 
Selain keluarga berry, buah lain yang cukup diperhitungkan sebagai antibiotik alami adalah delima. Buah ini sangat kaya antioksidan sehingga membantu mencegah bakteri menempel ke dinding kandung kemih. Selain itu, buah merah ini juga mengandung tinggi vitamin C yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melawan beberapa infeksi, termasuk infeksi saluran kemih.

7. Wortel. 
Sayur ini selalu ada dalam setiap menu sehat karena mengandung segudang nutrisi penting. Vitamin A adalah nutrisi paling populer dalam wortel, tetapi itu bukan satu-satunya alasan anda mengkonsumsi sayur lezat ini. Wortel memiliki sifat antibiotik alami yang mencegah bakteri patogen dari makanan sehingga meminimalisir risiko keracunan makanan.

8. Lemon. 
Lemon memiliki manfaat yang sangat menakjubkan bagi kesehatan. Buah ini dapat digunakan secara eksternal ataupun internal untuk tujuan pengobatan dan antibiotik alami. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa lemon memiliki sifat antibakteri karena mengandung tetrazine dan coumarin. Kedua senyawa tersebut bisa melawan bakteri patogen.

9. Minyak cengkeh. 
Cengkeh merupakan rempah-rempah yang secara alami sering digunakan sebagai obat karena memiliki khasiat luar biasa. Cengkeh sering dijadikan sebagai bahan alami untuk mengatasi bau mulut dan masalah gigi karena bersifat antiseptik. Secara internal cengkeh juga dapat digunakan untuk membunuh bakteri merugikan di usus.

10. Jahe. 
Jahe bisa dibuat sebagai minuman segar yang berkhasiat mengatasi flu dan gangguan pernapasan ringan. Ramuan dari jahe dikenal sebagai antibiotik alami yang sangat kuat. Penggunaan jahe sendiri juga cukup beragam karena rempah ini bisa digunakan sebagai teh, dalam bentuk kapsul atau bisa langsung ditambahkan ke masakan.

11. Ekstrak biji anggur. 
Anggur adalah buah lezat dengan manfaat melimpah. Selain daging buahnya yang memiliki manfaat, ternyata ekstrak bijinya juga bisa digunakan sebagai antibiotik alami. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Alternative Medicine menemukan jika ekstrak biji anggur diketahui dapat membunuh hingga 800 strain yang berbeda dari virus dan bakteri. Tidak berhenti sampai di situ, sebuah studi pada tahun 2006 oleh Departemen Gizi dan Ilmu Pangan, Texas A & M University menyimpulkan bahwa ekstrak biji anggur memiliki sifat anti-kanker dan mengurangi kadar kolesterol.

12. Cuka sari apel. 
Cuka sari apel adalah salah satu produk kecantikan paling populer. Cuka sari apel bisa digunakan sebagai ramuan alami pembunuh bakteri merugikan. Karena sifatnya itu pula lah yang membuat cuka sari apel sering digunakan sebagai obat untuk mengatasi infeksi jerawat, ketombe, candida, sakit tenggorokan, flu, dan gangguan telinga.

13. Buah nanas. 
Nanas merupakan buah segar dengan kandungan vitamin C melimpah.
Buah ini  berguna sebagai anti-bakteri yang dapat mengaasi beberapa infeksi di sekitar mulut dan tenggorokan. Nanas memiliki sejarah panjang dalam penggunaanya sebagai obat kumur untuk menghilangkan selaput mati di tenggorokan.

14. Minyak oregano. 
Minyak oregano adalah jenis minyak esensial yang dikenal memiliki kemampuan membunuh bakteri serta mengendalikan infeksi Staph MRSA. Minyak ini diperkaya dengan antioksidan, antiseptik, antivirus, antijamur, anti-inflamasi dan antiparasit. Pada tahun 2001 lalu, Science Daily melaporkan bahwa minyak oregano dapat membunuh kuman dengan tingkat keefektifan hampir sama dengan antibiotik kimia.
Share To:

kabelantena.blog

View Profile
Terima kasih sudah berkunjung ke kabelantena, semoga bermanfaat,, aamiin..
----------------------------------

Post A Comment: