Aksi Ahok semakin arogan karena berkoar-koar ingin mundur ke media massa. Hashim semakin geram dengan sikap Ahok yang sudah kelewatan.
Kabelantena - Membaca berita tentang PILGUB DKI lumayan seru, banyak berita bersimpang siur, apakah itu memang nyata, ataukah hanya usaha untuk menanamkan mindset saja, seperti halnya survey, itu merupakan salah satu usaha penanaman mindset.
Saat ini beredar kabar bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri telah memutuskan partainya PDIP akan mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam maju perputaran Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Menanggapi kabar bahwa PDIP akan mendukung pria yang akrab disapa Ahok tersebut, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto beranggapan bahwa sama saja PDIP sedang mempertaruhkan harga dirinnya dalam mengahadapi Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.
Mungkin kita masih teringat jelas, bagaimana hubungan Ahok dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo yang mengungkap keganjilan sikap Ahok secara mendadak mundur dari Gerindra. Ahok menyatakan mundur hingga melayangkan surat resmi hanya dalam hitungan jam.
"Dalam 18 jam, seorang cerdas, sarjana, wagub, masa gagasan keluar dilakukan dalam waktu singkat. Itu nggak masuk akal. Makanya, timbul kesan dia mau mundur sejak lama," kata Hashim, di Jakarta, Senin (15/9).
Adik Prabowo Subianto itu menceritakan jika dirinya menerima SMS dari Ahok yang memberitahu akan mundur dari Gerindara pada Selasa 9 September 2014. Mendapat SMS tersebut Hashim langsung membalas agar Ahok tidak mundur dan membahas bila ada masalah.
Belum sempat Ahok membalas lagi, Hashim tertidur karena saat itu tengah sakit. Esok harinya, Rabu 10 September 2014, tepat Pukul 08.00 WIB, adik Prabowo itu terkejut karena Sekjen Gerindra Ahmad Muzani memberitahukan jika Ahok telah mengirimkan surat pengunduran diri.
Aksi Ahok semakin arogan karena berkoar-koar ingin mundur ke media massa. Hashim semakin geram dengan sikap Ahok yang sudah kelewatan. Setelah apa yang telah diberikan Gerindra untuknya. Ahok sama sekali tak punya etika. Prabowo yang begitu sangat berjasa padanya pun hanya dipandang sebelah mata.
"Etika politik datang ke kita dong. Dia Ketua DPP Gerindra, bukan kroco, bukan kader biasa," ceplos Hashim.
Nampaknya Hashim tak lagi dapat menyembunyikan unek-uneknya. Ia blak-blakan ungkap kualitas sosok Ahok.
"Harusnya datang sendiri sampaikan dan ketemu Prabowo. Prabowo yang pilih Ahok dan pasang badan demi dia, masa mundur nggak minta ketemu dulu. Mana etikanya," tandas Hashim.
Adik Prabowo Subianto itu menceritakan jika dirinya menerima SMS dari Ahok yang memberitahu akan mundur dari Gerindara pada Selasa 9 September 2014. Mendapat SMS tersebut Hashim langsung membalas agar Ahok tidak mundur dan membahas bila ada masalah.
Belum sempat Ahok membalas lagi, Hashim tertidur karena saat itu tengah sakit. Esok harinya, Rabu 10 September 2014, tepat Pukul 08.00 WIB, adik Prabowo itu terkejut karena Sekjen Gerindra Ahmad Muzani memberitahukan jika Ahok telah mengirimkan surat pengunduran diri.
Aksi Ahok semakin arogan karena berkoar-koar ingin mundur ke media massa. Hashim semakin geram dengan sikap Ahok yang sudah kelewatan. Setelah apa yang telah diberikan Gerindra untuknya. Ahok sama sekali tak punya etika. Prabowo yang begitu sangat berjasa padanya pun hanya dipandang sebelah mata.
"Etika politik datang ke kita dong. Dia Ketua DPP Gerindra, bukan kroco, bukan kader biasa," ceplos Hashim.
Nampaknya Hashim tak lagi dapat menyembunyikan unek-uneknya. Ia blak-blakan ungkap kualitas sosok Ahok.
"Harusnya datang sendiri sampaikan dan ketemu Prabowo. Prabowo yang pilih Ahok dan pasang badan demi dia, masa mundur nggak minta ketemu dulu. Mana etikanya," tandas Hashim.
Sekarang saat mau mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok dikabarkan akan didukung oleh PDIP, dan Prijanto mengatakan bahwa sebelumnya sejak partai PDIP membuka pendaftaran seleksi calon gubernur, pasalnya Mantan Bupati Belitung Timur tersebut tidak ikut mendaftar.
Ahok pada saat itu malah memberikan tantangan kepada PDIP untuk berkomunikasi langsung dengan Teman Ahok untuk mengusungnya.
“Ini fatal menurut saya. Baik harga diri pribadi sebagai ketum maupun partai,” kata Prijanto saat diskusi “Tensi Tinggi Pilkada DKI” di Cikini, Jakarta, Sabtu (13/8).
“Ini fatal menurut saya. Baik harga diri pribadi sebagai ketum maupun partai,” kata Prijanto saat diskusi “Tensi Tinggi Pilkada DKI” di Cikini, Jakarta, Sabtu (13/8).
Menurut Prijanto, Ahok semakin sombong dan angkuh ketika ia mendapat dukungan dari tiga partai besar untuk maju Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, tiga partai besar tersebut yakni Nasdem, Hanura, dan Golkar. Saat itu Ahok mengatakan bahwa tidak perlu dukungan dari partai lainnya karena sudah mendapat dukungan dari tiga partai tersebut.
“Ini benar-benar bagi saya menggugah adrenalin PDIP selaku partai ideologis,” ujar Prijanto.
Prijanto pun menegaskan bahwa jika Megawati benar akan mendukung sang petahana Ahok untuk maju Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, sama saja Megawati sudah merusak harga dirinya sendiri.
“Jelas. Kalau Bu Mega dukung Ahok mengapa sebegitu mahalnya banting harga diri, ada apa,” pungkas Prijanto.
“Ini benar-benar bagi saya menggugah adrenalin PDIP selaku partai ideologis,” ujar Prijanto.
Prijanto pun menegaskan bahwa jika Megawati benar akan mendukung sang petahana Ahok untuk maju Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, sama saja Megawati sudah merusak harga dirinya sendiri.
“Jelas. Kalau Bu Mega dukung Ahok mengapa sebegitu mahalnya banting harga diri, ada apa,” pungkas Prijanto.
Sumber: liputan6.com, spektanews.
Post A Comment: