Pengendalian keong menggunakan pendekatan Pengendalian Hama secara Terpadu (PHT) yaitu suatu pendekatan pengendalian hama yang didasari pada pertimbangan ekologi dan efesiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang bertanggungjawab dengan cara memadukan berbagaicara-cara pengendalian Antara lain:

Keong : Hama Utama Padi Sawah Yang Indah Dan Berbahaya
Padi merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia sebab di dalamnya terkandung bahan-bahan yang mudah diubah menjadi energi. 

Oleh karena itu padi disebut makanan berenergi. Disamping itu jumlah penduduk yang makin meningkat serta penyusutan lahan yang makin tahun meningkat sehingga kebutuhan bahan makanan yang berupa beras meningkat pula sehingga pemerintah berupaya meningkatkan produksi padi melalui perluasan areal tanam dilaksanakan diluar Jawa dan peningkatan produktivitas padi.

Dalam rangka peningkatan produktivitas tanaman padi salah satu faktor penghambatnya adanya organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menyerang tanaman padi.OPT utama pada padi antara lain tikus, penggerek batang, WBC, Tungro, BLB, dan keong mas. 

Di wilayah DIY keberadaan hama keong mas belum mengkuatirkan tetapi bila hama tersebut tidak dikendalikan secara baik dan benar maka akan berpotensi menjadi hama utama, seperti tejadi di wilayah yang lain yang hamper tiap tahun terjadi permasalahan hama keong mas. 

Hama dari golongan moluska sangat berpotensial menjadi hama utama karena berkembang biak dengan cepat dan menyerang tanaman yang masih muda.

Keong : Hama Utama Padi Sawah Yang Indah Dan Berbahaya,  Keong Mas atau Siput Murbei (Pomacea canaliculata Lamark) adalah siput air tawar yang merupakan binatang introduksi yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1981-an sebagai binatang hias. Sejak awal kedatangannya di Indonesia, sudah ada dua pendapat yang bertentangan peri hal Keong Mas.

Keong Mas atau Siput Murbei (Pomacea canaliculata Lamark) adalah siput air tawar yang merupakan binatang introduksi yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1981-an sebagai binatang hias. Sejak awal kedatangannya di Indonesia, sudah ada dua pendapat yang bertentangan peri hal Keong Mas. Satu pihak mendukung dengan argumentasi akan menjadi komoditas ekspor, pihak lain mengkhawatirkan keong mas akan menjadi hama tanaman. 

Begitu berkembang dengan cepatnya, pada awal tahun 1990-an, media massa memberitakan bahwa keong mas telah berubah status menjadi hama yang menyerang pertanaman padi sawah. Pada tahun 2008 Departemen Pertanian menyatakan bahwa luas areal pertanaman padi sawah yang dirusak keong mas mencapai 22.000 ha. Hingga kini keong mas telah menjadi hama utama padi terutama padi sawah di seluruh Indonesia.

Biologi dan Morfologi Keong

Keong mas satu familia dengan keong Gondang Pila ampullacea yaitu keong lokal yang merupakan siput air tawar, termasuk dalam genus Pomacea, familia Ampullariidae, ordo Mesogastropoda, kelas Gastropoda, dan filum Molluska. 

Rumah keong mas berbentuk bundar atau setengah bundar berukuran bias mencapai 10 cm, memiliki 4-5 putaran kanal yang dangkal. 

Pada mulut rumah siput memiliki penutup mulut yang kaku disebut operculum. Sebagai binatang pendatang, keong mas mudah dibedakan dengan keong lokal dari bentuk maupun ukuran rumah siput dan warna kelompok telur. 

Warna rumah siput keong mas umumnya berwarna coklat sampai kuning muda tergantung tempat berkembangnya, keong lokal atau keong gondang berwarna kecoklatan. Kelompok telur keong mas berwarna merah muda yang diletakan di atas permukaan air, sedangkan telur keong gondang berwarna putih yang diletakan di bibir permukaan air. 

Keong mas bersifat amfibi karena mempunyai insang dan paru-paru. Paru-paru menutup jika sedang tenggelam dan terbuka setelah keluar dari air. Keong mas juga mempunyai sifon pernafasan yang berfungsi untuk bergerak sambil mengambang. Semua kelebihan tersebut berguna untuk mempertahankan hidup. 

Pada keadaan kering keong mas berdiapose pada lapisa tanah yang masih lembab, dan muncul lagi apabila ada air. Jika hidup dalam keadaan tanah kering, keong mas akan berganti pernafasan dari pernafasan aerobik menjadi anaerobik.

Siklus Kehidupan Hama Keong


Siklus hidup keong mas tergantung pada lingkungannya yaitu ketersediaan air dan makanan, temperature, dan hujan. Pada lingkungan dengan makanan dan air yang cukup, temperature yang tinggi siklus hidup keong mas sekitar tiga bulan, selalu aktif dan bertelur sepanjang waktu. Keong mas berukuran 2,5 cm sudah mulai bertelur, setelah dua kali bertelur ukuran keong bertamabah besar. 

Keong mas mampu bertahan hidup 2-6 tahun dengan kepridian yang tinggi. Telur diletakan berkelompok di atas permukaan air pada batang tanaman, ranting, pematang, dinding saluran irigasi, ajir bambu, dan lain-lain. Seekor keong mas dalam waktu satu bulan dapat menghasilkan 15 kelompok telur. 

Satu kelompok telur keong mas bisa mencapai ratusan butir, sedangkan satu kelompok telur keong gondang hanya berkisar 15-35 butir. Telur keong mas berukuran diameter 2,0 – 3,5 mm tergantung pada lingkungannya. Telur diletakan berkelompok menyerupai buah murbai sehingga disebut siput murbai. Pada umumnya telur berwarna merah muda dan menjadi berwarna lebih muda menjelang menetas. 

Tiap kelompok telur berisi 235 sampai 860 butir. Telur menetas setelah berumur 8-14 hari, dengan daya tetas sekitar 61-75%. Ukuran keong mas yang baru menetas berukuran 2,2 – 3,5 mm, dan menjadi dewasa setelah berumur 60 hari-an atau lebih, tergantung lingkungannya.

Habitat dan Penyebaran Hama Keong

Introduksi keong mas dari habitat aslinya di wilayah amerika selatan ke beberapa Negara untuk berbagai keperluan dapat berkembang dan menyebar dengan cepat. Habitat yang kondusif di tempat yang baru, menyebabkan populasi keong mas meningkat dengan sangat cepat dan telah berubah status menjadi hama baru pada tanaman padi. 

Dengan kelebihannya sebagai binatang ampibi, keong mas mampu hidup pada kondisi lingkungan yang berat. Jika kekurangan air, tanah dan lumpur menjadi kering, keong mas membenamkan diri dan berdiapose di dalam tanah. 

Keong mas dapat bertahan hidup pada lingkungan yang ekstrim, seperti pada air yang terpolusi dan kurang oksegen. Keong mas merupakan hewan yang rakus, selain padi keong mas makan berbagai tumbuhan yang ada di sekitarnya seperti, ganggang, azola, enceng gondok, rumput-rumputan, dan tumbuhan yang sukulen lainnya. 

Tanaman padi yang rentan terhadap serangan keong mas adalah dari fase pesemaian sampai 30 hari setelah tanam pindah.

Penyebaran keong mas berkaitan dengan kemampuan beradaptasi yang cepat, daya reproduksi yang tinggi, memiliki inang yang beragam dan daya makan yang rakus, sehingga dapat mengalahkan perkembangan keong atau siput lokal. Keong mas yang ada di Indonesia berasal dari Argentina, pada tahun 1980-an menyebar dengan cepat di beberapa negara di Asia termasuk di Indonesia. 

Awalnya datang di Indonesia keong mas dianggap sebagai hewan hias dan akan dijadikan sebagai komoditas ekspor. Kenyataannya mulai awal tahun 1990-an perkembangan dan penyebaran keong mas tidak terbendung, dan sampai saat ini semua areal padi sawah di seluruh Indonesia tidak terlepas dari permasalah hama keong mas ini. Keong Mas sudah menjadi hama utama padi sawah di seluruh wilayah Indonesia.

Pengendalian Hama Keong

Secara mekanis. Keong mas menyebar melalui air, pencegahan perkembangbiakan dan penyebaran keong mas bukan hanya pada lingkungan pertanaman padi tetapi juga dengan menjaga lingkungan air lainnya seperti kolam, saluran air, rawa, dan lain-lain. 

Di persawahan pencegahan dapat dilakukan dengan memasang jaring atau saringan air pada saluran masuk dan keluar air. Namun cara ini kurang efektif karena keong mas dapat merayap melewati saringan dan pematang. Agar supaya efektif perlu dilakukan pengambilan pada saringan sesering mungkin. 

Cara yang paling efektif untuk pengendalian keong mas adalah pengambilan keong dan telurnya. Pada petakan sawah dapat dibuat perangkap caren atau saluran air. Petakan dikeringkan keong mas akan mengumpul pada caren atau saluran air sehingga mudah diambil. 

Menggembalakan 200 ekor bebek/ha di lahan sawah dua hari sebelum tanam selama 8 jam/hari dapat menekan populasi keong mas hingga 80%.

Terdapat beberapa tahap/cara untuk mengatasi hama keong mas ini secara sederhana dan mudah, yaitu:
  • Mengambil keong mas yang menempel pada tanaman pada saat dia masih bergerak aktif. Biasanya dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Hal ini perlu dilakukan secara rutin.
  • Menggunakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat berupa racun bagi hama keong mas tersebut. beberapa tanaman yang mengandung racun: Cabai merah, daun enceng gondok, daun jeruk, daun tembakau, makabuhay, dll.
  • Menggunakan atraktan yang menyerupai daun talas, pepaya, pisang, kertas koran untuk mengumpulkan keong tersebut. Diletakkan berjejer pada petakan sawah dengan jarak 1-2 meter dari umpan.
  • Mempertahankan air agr tidak tinggi melebihi 3 centimeter karena keong mas menyukai tanaman yang lembab atau dengan cara mengeringkan tanah.
  • Menggunakan teknik menanam mundur agar dapat mengawasi tanaman yang telah ditanam petani.
Selain itu, Pengendalian keong mas harus mengetahui tentang perilaku dan siklus hidupnya sehingga pengendalian dapat berhasil dengan baik. 

Berpedoman pada 4 prinsip dalam mengelola pengendalian keong mas yaitu (1) budidaya tanaman yang sehat, (2) melestarikan dan memanfaatkan musuh alami di pertanaman, (3) Melakukan pengamatan lahan pertanian secararutin,(4) Petani sebagai ahli PHT dilahan pertaniannya. 

Pengendalian keong menggunakan pendekatan Pengendalian Hama secara Terpadu (PHT) yaitu suatu pendekatan pengendalian hama yang didasari pada pertimbangan ekologi dan efesiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang bertanggungjawab dengan cara memadukan berbagaicara-cara pengendalian Antara lain:

Mengumpulkan telur dan keong mas
Pengambilan dan pengumpulan telur dan keong mas dilakukan pada pagi atau sore hari pada tempat-tempat yang tergenang. Keong mas mempunyai kebiasaan hidup di persawahan yang tergenang. Gerakan tersebut sangat efektif apabila dilakukan secara dini, masal dan terus menerus. Keong dewasa yang dikumpulkan dapat dijadikan makanan untuk manusia atau ternak bebek karena nilai gizi yang tinggi, sedangkan telur yang terkumpul dimusnahkan dengan cara membenamkan ke persawahan sehingga telur-telurnya tidak akan menetas.

Memasang penghalang plastik pada persemaian
Dengan memasang plastik pada sekeliling persemaian dengan harapan keong mas tidak dapat masuk ke dalam persemaian karena keong mas lebih menyukai tanaman yang muda. 
Disamping itu keong mas tidak bisa merangkak ke persemaian disebabkan sifat plastik yang halus sehingga kesulitan untuk masuk kepersemaian.Pemasangan plastic harus sampai dasar tanah dan potongan kayu atau bilah ditancapkan di bagian dalam plastik sehingga keong mas tidak bias masuk kepersemaian.

Melakukan penyulaman tanam
Pada daerah yang endemis keong mas dapat dilakukan dengan cara melakukan penyulaman tanaman padi yang terserang. Dengan demikian tanaman padi tidak bolong bolong sehingga pertumbuhan tanaman padi menjadi merata. Dengan demikian pada daerah yang endemis keong mas penggunaan benih lebih tinggi dibandingkan daerah yang non endemis keong mas.

Memasang tongkat/kayu pada tanaman padi
Perilaku keong mas bila bertelur ke tempat yang tidak tergenang air atau kering di pertanaman padi, tongkat kayu atau galengan. Adanya perilaku keong mas tersebut maka dilakukan pemasangan tongkat/kayu pada areal persawahan dengan maksud untuk memerangkap keong mas untuk melakukan peneluran. 

Lalu mengumpulkan telur-telur yang diletakkan di tongkat/kayu sehingga mempermudah dalam pengumpulan. Setelah telur dikumpulkan lalu dimusnahkan dengan cara membenamkan ke dalam persawahan atau di kubur, jangan dibuang di saluran irigasi karena akan mempercepat dalam penyebaran keongmas.

Membuatparit-parit disekitar persawahan
Sifat keong mas yang menyukai tempat yang berair maka dalam pengendaliannya dilakukan dengan cara membuat parit-parit di sekitar persawahan sehingga keong mas akan mengumpul pada parit-parit tersebut. Setelah mengumpul di parit lebih mudah untuk melakukan pengambilan keong mas. Dengan demikian keong mas yang terkumpul dapat dijadikan makanan manusia atau ternak.

Melepas bebek
Keong : Hama Utama Padi Sawah Yang Indah Dan Berbahaya

Bebek merupakan binatang pemangsa keong yang cukup potensial, sehingga dapat dilepas secara berkala. Pada saat panen biasanya dilepas bebek untuk mengais rontokan padi serta memakan keong-keong kecil dan telur. Dengan demikian populasi keong dapat ditekan adanya pelepasan bebek dilahan persawahan.


Memasang saringan pada saluran masuk
Pada saluran masuk ke persawahan sebaiknya diletakkan saringan untuk menghindari masuknya keong mas dari saluran irigasi. Dengan demikian keong mas tidak dapat masuk kelahan persawahan.

Memasang umpan
Memasang perangkap dengan daun pepaya dan ampas kelapa pada parit-parit untuk mengundang keong-keong masuk ke dalam perangkap lalu dilakukan penangkapan, dan pengumpulan.

Dengan Pola Tanam
Dengan mengatur pola tanam padi-padi palawija sehingga siklus keong mas dapat terputus dan mengurangi serangan keong mas. Memang dengan cara tersebut belum menjamin terputusnya siklus hidup keong mas tetapi dapat mengurangi serangan keong mas. Disamping itu dapat juga mengendalikan OPT yang lain Tungro,Penggerek batangpadi,WBCdantikus.

Pengendalian dengan pestisi dan abati
Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai moluskisida yaitu daun sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.), akar tuba.
(Derris elliptica (Roxb.) Bth.) dan patah tulang (Euphorbia tirucalli L.). Pestisida nabati tersebut dapat digunakan secara semprot atau disebar langsung di areal perwasahan pada daerahyangendemiskeongmas.

Pengendalian kimia.
Bila cara-cara di atas belum dapat diantisipasi maka tindakan pengendalian yang lain maka dapat menggunakan Moluskisida yang digunakan. Dalam pengendalian dengan moluskisida berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada areal persawahan.Pestisidayang digunakan moluskisida yang bijaksana dalam penggunaannya. 

Share To:

kabelantena.blog

View Profile
Terima kasih sudah berkunjung ke kabelantena, semoga bermanfaat,, aamiin..
----------------------------------

Post A Comment: