BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti halnya dalam agama diperintahkan untuk memelihara diri sendiri lalu keluarga agar terhindar dari api neraka, hal ini mempunyai makna selain manusia sebagai khalifah di bumi, di mana bagian tubuh kita semua berasal dari bumi, dan jasad adalah bagian terkecil dari bumi ini, dan perintah menjaga pun dimulai dengan kata-kata jagalah dirimu, yang berarti mulai dari lingkup yang terkecil. Hubungan lingkup terkecil dalam memelihara diri dan keluarga tentu saja disini bermakna memberi pengetahuan tentang benar dan salah, baik dan buruk, terhadap diri sendiri dan keluarga. Dan setiap orang tua juga mempunyai pengaruh yang cukup dominan dalam menjadikan seorang anak yang nantinya mampu menjaga dirinya sendiri juga nanti keluarga si anak kelak setelah ia dewasa.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
- Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua?
- Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat?
- Bagaimana peran orang tua dan masyarakat di lembaga PAUD?
C. Tujuan
- Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengkaji hubungan sebuah lembaga PAUD dengan orangtua dan masyarakat.
- Memahami hubungan antara lembaga PAUD dengan orangtua dan masyarakat.
- Memahami tugas-tugas sebagai pengelola Lembaga PAUD dalam membina hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat luas.
D. Manfaat
- Manfaat bagi penulis adalah dapat memahami hubungan dan tugas-tugas pengelola sebuah Lembaga PAUD terhadap orang tua wali murid serta masyarakat sekitarnya.
- Agar tulisan ini dapat dikembangkan oleh pembaca sehingga pemahaman mengenai hubungan lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat dapat digali lebih mendalam serta dapat mewujudkan implementasinya di lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini
B. Peran Masyarakat Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini
Ada beberapa strategi masyarakat dalam mendirikan PAUD:
- Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan, merancang program, melaksakannya dan mengawasinya.
- Fleksibel yakni baik tempat waktu , maupun saran ayang digunakan. Yang paling penting aman dan tidak mengganggu waktu tudur siang Anak.
- Tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada seperti, Posyandu, BKB, SPS, Majelis Ta’lim.
- Yang Mudah , Murah, tetapi harus bermutu. Yaitu PAUD nonformal bukan berart gedung yang megah dan berfasilitas lengkap tetapi menjadi satu tolak ukur dimana anak merasa diperhatikan, diberi kesempatan, diberikan kebebasab mengungkapkan kemampuannya, didengar isi hatinya tanpa ada paksaan/ancaman/tekanan terhadap dirinya serta mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan Usianya.
Syarat mendapatkan ijin mendirikan PAUD (minimal):
- Ada Yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara.
- Ada anak yang akan dilayani.
- Ada tenaga Pendidik.
- Mempunyai tempat untuk menjalankan program pendidikan.
- Ada Dana untuk kelangsungan PAUD.
- Mempunyai program pembelajaran yang jelas.
- Memiliki kurikulum yang jelas.
- Didukung oleh masyarakat sekitar. Untuk Taman Pengasuhan Anak ditambah syarta tambahan yakni adanya pengasuh atau perawat yang bertanggung jawab dalam merawat anak termasuk kesehatan dan gizi.
C. Hubungan Lembaga Paud Dengan Orangtua dan Masyarakat
1. Hubungan Lembaga PAUD Dengan Orangtua Dalam Konteks Umum
- Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
- Menjalin kerjasama antara lembaga dan orangtua dalam melaksanakan program lembaga.
- Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing – masing anak.
- Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
- Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.
- Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek tentang kemajuan tumbuh kembang anak.
b. Strategi berkomunikasi antara pendidik(pengelola Lembaga PAUD) dan orangtua melalui:
1. Papan Informasi
- Pengumuman tentang jadwal pertemuan
- Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta didik.
- Hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang tua.
- Foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan pendidik maupun kegiatan orang tua
- Foto-foto peserta didik
- Jadwal pembelajaran peserta didik
- Instruksi untuk volunteer
- Hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga
Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku penghubung
b) Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat papan informasi:
- Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh orang tua dan pendidik.
- Menyiapkan papan informasi.
- Menyiapkan bahan/materi.
- Memasang dan menempel materi yang disiapkan.
- Menghias papan informasi
c) Bahan-bahan pembuatan papan informasi
Materi yang disampaikan pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui sehingga selalu berisi informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan anak maupun kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat dilakukan setiap dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan. Pembaharuan materi ini sangat penting untuk menarik perhatian karena jika papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat acak-acakan, pihak orangtua tidak akan melihatnya.
Pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan orangtua. Orangtua yang tertarik menjadi volunteer dapat diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di samping itu orangtua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.
d) Kiat penggunaan papan informasi
- Rubahlah paling sedikit beberapa selebaran secara berkala.
- Ingatlah bahwa setiap orang senang melihat photo dan nama mereka serta anak-anaknya.
- Pampanglah hasil karya anak.
- Minta orang tua untuk berkontribusi pada pemasangan maupun pengisian materi di papan informasi.
- Tempelkan ucapan terimakasih bagi orang tua yang telah membantu suatu kegiatan.
- Kerjakan papan informasi secara bersama-sama, setidaknya dua orang. Hal ini untuk memudahkan pekerjaan dan memberi kegembiraan.
2. Buku Profil Lembaga
- Visi dan misi lembaga, Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Misi memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang telah ditetapkan.
- Program pembelajaran,
- Jadwal kegiatan.
- Daftar kelas.
- Daftar peserta didik, Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, nama-nama peserta didik, usia/tempat tanggal lahir.
- Daftar pendidik dan tenaga kependidikan, Berisi informasi tentang nama-nama pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan, pelatihan/seminar yang pernah diikuti oleh pendidik, pengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini dan infromasi-informasi lain yang mendukung terkait dengan tenaga pendidik dan kependidikan.
- Fasilitas yang dimiliki.
- Tata tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib untuk pendidik, tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.
Contoh Tata Tertib Orangtua
- Berpakaian bebas dan sopan ketika mengantar anak
- Tidak berada di dalam ruangan ketika proses pembelajaran berlangsung
- Mengantar dan menunggu pada tempat yang telah disediakan
- Aktif menjalin komunikasi dengan pendidik tentang perkembangan anak, melalui buku penghubung
- Melengkapi administrasi sesuai waktu yang telah ditentukan
- Mengikuti setiap kegiatan yang direncanakan lembaga bersama orang tua
- Tidak merokok di dalam ruangan pembelajaran
- Mengantar dan menjemput anak tepat waktu
3. Buku Komunikasi/Penghubung
Buku komunikasi adalah suatu media berbentuk buku yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua.Buku ini memuat catatan singkat yang menggambarkan keberhasilan yang spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik, sehingga harus dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak orang tua didorong untuk mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan sebaliknya pendidik juga harus aktif mengirimkan catatan-catatan penting tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Surat
Surat adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua. Komunikasi melalui surat dapat dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga orangtua menerima informasi secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan. Topik surat bervariasi sesuai dengan kebutuhan, meliputi:
5. Home Visit
Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah orangtua peserta didik. Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan yang solid antara pendidik dan orangtua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir tahun ajaran. Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung ditahun tersebut.
a) Tujuan home visit sebelum tahun ajaran baru atau sebelum pembelajaran dimulai, yaitu:pendidik dan calon peserta didik saling mengenal satu sama lain secara individual; pertama, Pendidik dan orangtua dapat sharing tentang program lembaga dan mendiskusikan harapan untuk anak mereka. Kedua, mendiskusikan tentang kebutuhan khusus dan minat anak, masalah kesehatan yang perlu diketahui pendidik. Ketiga, mendiskusikan juga tentang bagaimana orangtua dapat terlibat dalam program lembaga
b) Tujuan home visit pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, yaitu:
1) untuk berbagi informasi tentang perkembangan/kemajuan anak serta permasalahan yang dihadapi.
2) Mengetahui kondisi anak jika selama beberapa hari tidak masuk sekolah.
3) Mendorong orangtua untuk terlibat dalam kegiatan di lembaga.
4) Mendorong orangtua memberikan pengasuhan yang tepat untuk anak.
c) Home visit akan efektif jika pendidik merencanakan dan mempersiapkan secara baik. Berikut ini saran untuk melaksanakan home visit.
Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga orangtua di rumah, dia dapat mengundang mereka dalam pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orangtua mungkin lebih suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orangtua tidak dapat datang ke lembaga dan pendidik tidak dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral mungkin membantu orangtua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba kontak melalui telepon, atau surat.
6. Pertemuan Orangtua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)
Pertemuan pendidik dan orangtua merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendorong komunikasi antara mereka. Kegiatan ini dapat dijadualkan secara rutin sesuai kebutuhan lembaga.
a) Tujuan pertemuan orangtua-pendidik
Pertemuan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut.
1) penjelasan tentang program lembaga
2) diskusi tentang perkembangan anak
3) diskusi tentang cara mendidik anak, nutrisi, kesehatan, dan topik lain yang relevan dengan kebutuhan untuk pendidikan anak usia dini.
Masing-masing tujuan sebaiknya dilakukan dalam pertemuan yang berbeda sehingga kegiatan tersebut fokus dan waktu pertemuan tidak terlalu lama.
b) Strategi pelaksanaan
1) Persiapan
Ø Identifikasi waktu luang orangtua. Hal ini dimaksudkan agar ketika pertemuan diadakan, orangtua dapat menghadirinya. Kirimkan form identifikasi untuk diisi orangtua yang memuat identitas serta kemungkinan waktu luang yang dimilikinya.
Ø Menetapkan tujuan pertemuan berdasarkan identifikasi kebutuhan.
Ø Menetapkan waktu pertemuan. Penetapan tujuan pertemuan dimaksudkan agar kegiatan dapat fokus sehingga dapat memanfaatkan waktu secara efektif. Sedangkan waktu pertemuan ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi waktu luang yang dimiliki orangtua.
Ø Buat undangan untuk orangtua maksimal satu minggu sebelumnya dan konfirmasi kehadiran mereka dalam pertemuan sehari sebelumnya.
Ø Rencanakan juga kegiatan pengasuhan untuk anak jika orangtua membawa anak-anak mereka.
Ø Jika kegiatan membutuhkan narasumber selain pendidik, maka perlu membuat undangan untuk narasumber dan mengkonfirmasi kesanggupannya.
Ø Mengirimkan undangan ke orangtua
Ø menyiapkan bahan/materi pertemuan
Ø menyiapkan konsumsi dan dokumentasi
2) Pelaksanaan
Berikut ini beberapa saran yang dapat digunakan untuk melaksanakan pertemuan orangtua-pendidik.
a) setting ruangan pertemuan
b) Mulai pertemuan tepat waktu
c) Pelaksanaan pertemuan dengan susunan acara sebagai berikut:
Ø Pembukaan
Ø Perkenalan
Ø Menyampaikan tujuan pertemuan
Ø Kegiatan inti :
ü penjelasan program lembaga/perkembangan anak/paparan tentang topik tertentu yang berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak.
ü Diskusi/tanya jawab
ü Penutup
d) ulangi tujuan pertemuan
e) buat kesimpulan hasil pertemuan
Ø Diskusikan hasil pertemuan dengan sesama pendidik dan buat rencana untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.
Ø Kirimkan surat ucapan terima kasih kepada orangtua atas kehadirannya dalam pertemuan.
7. Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal
Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu senantiasa dipererat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan tersebut. Strategi komunikasi yang sudah disebutkan di atas adalah upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal dan tidak memerlukan perencanaan khusus.
a) Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak
b) Menggunakan telephon
c) Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD
d) Melakukan kegiatan parenting.
Manfaat parenting adalah : pertama, terjalinnya mitra kerja lintas sektor, misalnya dari pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan produk yang berkaitan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi pemerintah, penerbit buku, dan lain-lain, Kedua, terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak. Ketiga, berkembangnya rasa percaya diri orangtua dalam mendidik anak, Keempat terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing anggota keluarga sesuai dengan tugasnya masing-masing, Kelima, terciptanya hubungan antar keluarga di lingkungan masyarakat sekitar lembaga pendidikan, dan Keenam, terjalinnya mitra kerja antar sesama anggota parenting.
2. Hubungan Lembaga PAUD Dengan Masyarakat Dalam Konteks Umum
Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.
Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran.
Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam meningkatkan perannya adalah :
a) Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan beragam, namun identitas keklaminan justru sangat penting.
b) Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai dengan anak agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.
c) Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh terhadap identitas kekelaminan.
d) Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca sejak kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik untuk perkembangan anak.
e) Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat
f) Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Untuk Lembaga
Pengelola pendidikan harus mengikutsertakan peran orang tua dan masyarakat untuk mencapai tujuan lembaga yang ingin dicapai.
2. Untuk Orang Tua
Memotivasi anak agar memiliki rasa ingin belajar yang tinggi, agar ada rasa kebanggaan bagi orang tua sendiri, lembaga, ataupun masyarakat umumnya.
3. Untuk Masyarakat
Mendorong dan mendukung segala tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh lembaga, agar senantiasa beriringan dan tujuan pendidikan bisa dijalankan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. —–. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Post A Comment: