BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti halnya dalam agama diperintahkan untuk memelihara diri sendiri lalu keluarga agar terhindar dari api neraka, hal ini mempunyai makna selain manusia sebagai khalifah di bumi, di mana bagian tubuh kita semua berasal dari bumi, dan jasad adalah bagian terkecil dari bumi ini, dan perintah menjaga pun dimulai dengan kata-kata jagalah dirimu, yang berarti mulai dari lingkup yang terkecil. Hubungan lingkup terkecil dalam memelihara diri dan keluarga tentu saja disini bermakna memberi pengetahuan tentang benar dan salah, baik dan buruk, terhadap diri sendiri dan keluarga. Dan setiap orang tua juga mempunyai pengaruh yang cukup dominan dalam menjadikan seorang anak yang nantinya mampu menjaga dirinya sendiri juga nanti keluarga si anak kelak setelah ia dewasa.

Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Seperti halnya dalam agama diperintahkan untuk memelihara diri sendiri lalu keluarga agar terhindar dari api neraka, hal ini mempunyai makna selain manusia sebagai khalifah di bumi, di mana bagian tubuh kita semua berasal dari bumi, dan jasad adalah bagian terkecil dari bumi ini, dan perintah menjaga pun dimulai dengan kata-kata jagalah dirimu, yang berarti mulai dari lingkup yang terkecil.

Hubungan lingkup terkecil dalam memelihara diri dan keluarga tentu saja disini bermakna memberi pengetahuan tentang benar dan salah, baik dan buruk, terhadap diri sendiri dan keluarga. Dan setiap orang tua juga mempunyai pengaruh yang cukup dominan dalam menjadikan seorang anak yang nantinya mampu menjaga dirinya sendiri juga nanti keluarga si anak kelak setelah ia dewasa.


Orang tua yang memang memelihara anaknya agar si anak mampu menjaga dirinya sendiri dan kelak mampu menjaga keluarganya, bisa dimulai dari dalam lingkungan keseharian si anak dalam lingkup keluarga, dan Pendidikan anak yang dipercayakan ke lembaga pendidikan di lingkungan masyarakat, tentu ini juga sebagai wujud salah satu perhatian akan usaha menjaga si anak agar selamat dari api neraka.

Dalam Teori ekologi Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai perkembangan anak yang dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan lingkungan sekitarnya yang mencakup interaksi yang saling berhubungan antara di dalam dan di luar rumah, sekolah dan tetangga(masyarakat) dari kehidupan anak setiap hari dalam kurun waktu yang sangat lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak perkembangan anak yang  merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh berbagai sistem interaksi yang terdiri dari sistem mikro, sistem meso, sistem exo dan sistem makro.

Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yang meliputi kegiatan dan pola interaksi langsung dari anak dengan lingkungan terdekatnya seperti interaksi dengan orangtua, kakak dan adik kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua arah yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak.

Sistem Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam sistem mikro anak yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan antara rumah dan sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai pentingnya pendidikan dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan yang tidak berbicara dengan bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan anak mengalami banyak masalah dalam menerapkan pembiasaan di kelompok bermain dan juga dalam melejitkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila hubungan antar komponen tersebut serasi dan kuat, menyebabkan anak memiliki kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem meso adalah semakin kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem meso, semakin besar pengaruh dan hasilnya pada perkembangan anak.

Sistem Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di dalamnya, tetapi interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk keputusan pada tataran lembaga yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap perkembangan anak. Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau lembaga perencanaan adalah contoh dari sistem exo yang dapat mempengaruhi anak baik positif maupun negatif meskipun anak tidak langsung terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah kekejaman orang dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal anak dapat berpengaruh pada kesulitan anak untuk tidur.

Sistem Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilai-nilai budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan sosial dan lain sebagainya. Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh terhadap perkembangan.

Untuk menjawab fenomena ini  banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan oleh pengelola lembaga PAUD untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di sekolah dan di rumah. Kegiatan ini ditujukan kepada para orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak. Kegiatan (pertemuan orangtua) saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan sedini mungkin.
     
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua?
  2. Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat?
  3. Bagaimana peran orang tua dan masyarakat di lembaga PAUD?


C. Tujuan


  1. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengkaji hubungan sebuah lembaga PAUD dengan orangtua dan masyarakat.
  2. Memahami hubungan  antara lembaga PAUD dengan orangtua dan masyarakat.
  3. Memahami tugas-tugas sebagai pengelola Lembaga PAUD dalam membina hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat luas.


D. Manfaat


  1. Manfaat bagi penulis adalah dapat memahami hubungan dan tugas-tugas pengelola sebuah Lembaga PAUD terhadap orang tua wali murid serta masyarakat sekitarnya.
  2. Agar tulisan ini dapat dikembangkan oleh pembaca sehingga pemahaman mengenai hubungan lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat dapat digali lebih mendalam serta dapat mewujudkan implementasinya di lapangan.



BAB II
PEMBAHASAN


A.  Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini

Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang tuanya, bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan anaknya akan jauh lebih baik. Pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah. Pendidikan usia dini merupakan masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam perkembangan kehidupannya.

Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua dalam pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik yang bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing maupun sebagai guru dan mereka sebagai pemimpin bagi anak-anaknya. Perjalanan seorang anak menuju kedewasaan dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor alam dan lingkungan, oleh karena itu perlu adanya peran orang tua serta pihak lain seperti guru dan masyarakat untuk membantu proses tersebut agar kedewasaan seorang anak tidak terhambat.

Orang tua dan guru juga perlu memahami arti kreativitas dan bagaimana penampilannya jika dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak dan mereka perlu memiliki keterampilan untuk membantu dan mendorong anak mengungkapkan daya kreatifnya, menyadari pentingnya kreativitas bagi anak dan bagi pendidik sendiri mampu menemukan kendali kreativitas pada anak dan membina mereka mengembangkan kesediaan dan keberanian untuk mewujudkan kreativitas mereka.

Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini itu sangat penting bagi perkembangan anak karena ada beberapa perilaku yang mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak pra sekolah menjadi nyata seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka sangat besar. Oleh karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas pemeliharaan, perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi perkembangan anak-anak.

B. Peran Masyarakat Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini

Sungguh suatu hal yang ironis, betapa teknologi modern ternyata belum bisa membei manfaat atau efek positif pada anak-anak. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan dan pertumbuhan anak pada zaman sekarang ini lebih banyak dipengaruhi oleh televise, dimana tidak ada filter yang bisa menyaring secara efektif hal-hal yang baik untuk anak. 

Kita juga bisa membedakan bahwa di lingkungan pedesaan dengan lingkungan perkotaan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam hal pendidikan. Dimana diperkotaan anak-anak usia dini sudah banyak yang tersentuh oleh pendidikan untuk anak usia dini. Melihat dari pekembangan anak yang memerlukan perhatian khusus oleh orangtua, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar PAUD dapat dicapai sebelum anak tersebut masuk ke sekolah dasar.

Masyarakat yang peduli dengan anak-anak akan sangat antusias sekali untuk bahu membahu dalam mengembangkan kualitas PAUD. Meski PAUD yang didirikan masyarakat masih berada dalam jalur nonformal namun sudah menggunakan kurikulum dengan menu generic.

Ada beberapa strategi masyarakat dalam mendirikan PAUD:

  1. Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan, merancang program, melaksakannya dan mengawasinya.
  2. Fleksibel yakni baik tempat waktu , maupun saran ayang digunakan. Yang paling penting aman dan tidak mengganggu waktu tudur siang Anak.
  3. Tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada seperti, Posyandu, BKB, SPS, Majelis Ta’lim.
  4. Yang Mudah , Murah, tetapi harus bermutu. Yaitu PAUD nonformal bukan berart gedung yang megah dan berfasilitas lengkap tetapi menjadi satu tolak ukur dimana anak merasa diperhatikan, diberi kesempatan, diberikan kebebasab mengungkapkan kemampuannya, didengar isi hatinya tanpa ada paksaan/ancaman/tekanan terhadap dirinya serta mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan Usianya.

Dalam penyelenggaraan sendiri PAUD nonformal diharuskan tidak kaku, maksudnya jika sudah ada keinginan dari masyarakat untuk mendirikan PAUD segeralah untuk memulainya meskipun belum mendapat ijin. Untuk sementara waktu sebelum dibuat kurikulum, maka bisa menggunakan kurikulum dengan menu generic. Sambil berjalan, penilik PLS/PAUD memantau, membina, dan mengarahkan sehingga mendapat ijin oprasional. Sehingga dalam jangka waktu minimal 6 bulan setelah program berjalan. PAUD sudah mendapat ijin dari Dinas Pendidikan.

Syarat mendapatkan ijin mendirikan PAUD (minimal):

  1. Ada Yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara.
  2. Ada anak yang akan dilayani.
  3. Ada tenaga Pendidik.
  4. Mempunyai tempat untuk menjalankan program pendidikan.
  5. Ada Dana untuk kelangsungan PAUD.
  6. Mempunyai program pembelajaran yang jelas.
  7. Memiliki kurikulum yang jelas.
  8. Didukung oleh masyarakat sekitar. Untuk Taman Pengasuhan Anak ditambah syarta tambahan yakni adanya pengasuh atau perawat yang bertanggung jawab dalam merawat anak termasuk kesehatan dan gizi.


C. Hubungan Lembaga Paud Dengan Orangtua dan Masyarakat
1.  Hubungan Lembaga PAUD Dengan Orangtua Dalam Konteks Umum

Berkomunikasi dengan orangtua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik. Demikian juga dengan orangtua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan pendidik. Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada anak usia dini.  Orangtua dan pendidik saling berbagi informasi baik mengenai program lembaga maupun tentang individual anak.  Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan sedang dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta kritikan tentang pelaksanaan program – program  dan saling bekerja sama demi kemajuan lembaga tersebut.  

Pendidik dapat menginformasikan dan berdiskusi tentang perkembangan anak selama mengikuti kegiatan di lembaga tersebut dan juga menggali informasi dari orangtua tentang berbagai hal mengenai anak tersebut.

Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi bukan hal yang mudah baik bagi pendidik maupun orangtua untuk menjalin komunikasi dua arah secara efektif. Ada banyak kendala baik dari pendidik maupun orangtua.

Panduan ini memuat tentang strategi berkomunikasi antara pendidik dan orangtua melalui  papan informasi, buku komunikasi, buku profil lembaga, surat, home visit, dan pertemuan pendidik-orangtua.
a. Tujuan keterlibatan orangtua dalam komunikasi dua arah ini yaitu:

  1. Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
  2. Menjalin kerjasama antara lembaga dan orangtua dalam melaksanakan program lembaga.
  3. Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing – masing anak.
  4. Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
  5. Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.
  6. Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek tentang kemajuan tumbuh kembang anak.

b. Strategi berkomunikasi antara pendidik(pengelola Lembaga PAUD) dan orangtua melalui:
1.  Papan Informasi
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik dan orang tua adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun pesan dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.
a) Pesan-pesan yang dapat disampaikan pada papan informasi antara lain:

  1. Pengumuman tentang jadwal pertemuan
  2. Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta didik.
  3. Hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang tua.
  4. Foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan pendidik maupun kegiatan orang tua
  5. Foto-foto peserta didik
  6. Jadwal pembelajaran peserta didik
  7. Instruksi untuk volunteer
  8. Hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga

Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku penghubung

b) Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat papan informasi:

  1. Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh orang tua dan pendidik.
  2. Menyiapkan papan informasi.
  3. Menyiapkan bahan/materi.
  4. Memasang dan menempel materi yang disiapkan.
  5. Menghias papan informasi

c)  Bahan-bahan pembuatan papan informasi
Materi yang disampaikan pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui sehingga selalu berisi informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan anak maupun kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat dilakukan setiap dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan.  Pembaharuan materi ini sangat penting untuk menarik perhatian  karena jika papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat acak-acakan, pihak orangtua tidak akan melihatnya.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan orangtua. Orangtua yang tertarik menjadi volunteer dapat diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di samping itu orangtua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.

d)  Kiat penggunaan papan informasi

  1. Rubahlah paling sedikit beberapa selebaran secara berkala.
  2. Ingatlah bahwa setiap orang senang melihat photo dan nama mereka serta anak-anaknya.
  3. Pampanglah hasil karya anak.
  4. Minta orang tua untuk berkontribusi pada pemasangan maupun pengisian materi di papan informasi.
  5. Tempelkan ucapan terimakasih bagi orang tua yang telah membantu suatu kegiatan.
  6. Kerjakan papan informasi secara bersama-sama, setidaknya dua orang. Hal ini untuk memudahkan pekerjaan dan memberi kegembiraan.

2. Buku Profil Lembaga
Buku Profil lembaga merupakan salah satu media komunikasi yang penting dalam membangun keterlibatan dan peran serta orang tua dalam program pendidikan anak usia dini. Buku Profil lembaga adalah buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil lembaga, meliputi:

  • Visi dan misi lembaga,  Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Misi memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang telah ditetapkan.
  • Program pembelajaran,
  • Jadwal kegiatan.
  • Daftar kelas.
  • Daftar peserta didik,   Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, nama-nama peserta didik, usia/tempat tanggal lahir.
  • Daftar pendidik dan tenaga kependidikan, Berisi informasi tentang nama-nama pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan, pelatihan/seminar yang pernah diikuti oleh pendidik, pengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini dan infromasi-informasi lain yang mendukung terkait dengan tenaga pendidik dan kependidikan.
  • Fasilitas yang dimiliki.
  • Tata tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib untuk pendidik, tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.

Contoh Tata Tertib Orangtua

  • Berpakaian bebas dan sopan ketika mengantar anak
  • Tidak berada di dalam ruangan ketika proses pembelajaran berlangsung
  • Mengantar dan menunggu pada tempat yang telah disediakan
  • Aktif menjalin komunikasi dengan pendidik tentang perkembangan anak, melalui buku penghubung
  • Melengkapi administrasi sesuai waktu yang telah ditentukan
  • Mengikuti setiap kegiatan yang direncanakan lembaga bersama orang tua
  • Tidak merokok di dalam ruangan pembelajaran
  • Mengantar dan menjemput anak tepat waktu

3.         Buku Komunikasi/Penghubung
Buku komunikasi  adalah suatu media berbentuk  buku yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua.Buku ini memuat catatan singkat yang menggambarkan keberhasilan yang spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik, sehingga harus dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak orang tua didorong untuk mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan sebaliknya pendidik juga harus aktif mengirimkan catatan-catatan penting tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
4.         Surat
        Surat adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua. Komunikasi melalui surat dapat dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga orangtua menerima informasi secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan. Topik surat bervariasi sesuai dengan kebutuhan, meliputi:
5.         Home Visit
Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah orangtua peserta didik. Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan yang solid antara pendidik dan orangtua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir tahun ajaran. Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung ditahun tersebut.
a)        Tujuan home visit sebelum tahun ajaran baru atau sebelum pembelajaran dimulai, yaitu:pendidik dan calon peserta didik saling mengenal satu sama lain secara individual; pertama, Pendidik dan orangtua dapat sharing tentang program lembaga dan mendiskusikan harapan untuk anak mereka. Kedua, mendiskusikan tentang kebutuhan khusus dan minat anak, masalah kesehatan yang perlu diketahui pendidik. Ketiga, mendiskusikan juga tentang bagaimana orangtua dapat terlibat dalam program lembaga
b)        Tujuan home visit pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, yaitu:
1)        untuk berbagi informasi tentang perkembangan/kemajuan anak serta permasalahan yang dihadapi.
2)        Mengetahui kondisi anak jika selama beberapa hari tidak masuk sekolah.
3)        Mendorong orangtua untuk terlibat dalam kegiatan di lembaga.
4)        Mendorong orangtua memberikan pengasuhan yang tepat untuk anak.
c)        Home visit akan efektif jika pendidik merencanakan dan mempersiapkan secara baik. Berikut ini saran untuk melaksanakan home visit.
Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga orangtua di rumah, dia dapat mengundang mereka dalam pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orangtua mungkin lebih suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orangtua tidak dapat datang ke lembaga dan pendidik tidak dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral mungkin membantu orangtua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba kontak melalui telepon, atau surat.
6.         Pertemuan Orangtua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)
Pertemuan pendidik dan orangtua merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendorong komunikasi antara mereka. Kegiatan ini dapat dijadualkan secara rutin sesuai kebutuhan lembaga.
a)        Tujuan pertemuan orangtua-pendidik
Pertemuan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut.
1)        penjelasan tentang program lembaga
2)        diskusi tentang perkembangan anak
3)        diskusi tentang cara mendidik anak, nutrisi, kesehatan, dan topik lain yang relevan dengan kebutuhan untuk pendidikan anak usia dini.
Masing-masing tujuan sebaiknya dilakukan dalam pertemuan yang berbeda sehingga kegiatan tersebut fokus dan waktu pertemuan tidak terlalu lama.
b)        Strategi pelaksanaan
1)        Persiapan
Ø  Identifikasi waktu luang orangtua. Hal ini dimaksudkan agar ketika pertemuan diadakan, orangtua dapat menghadirinya. Kirimkan form identifikasi untuk diisi orangtua yang memuat identitas serta kemungkinan waktu luang yang dimilikinya.
Ø  Menetapkan tujuan pertemuan berdasarkan identifikasi kebutuhan.
Ø  Menetapkan waktu pertemuan. Penetapan tujuan pertemuan dimaksudkan agar kegiatan dapat fokus sehingga dapat memanfaatkan waktu secara efektif. Sedangkan waktu pertemuan ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi waktu luang yang dimiliki orangtua.
Ø  Buat undangan untuk orangtua maksimal satu minggu sebelumnya dan konfirmasi kehadiran mereka dalam pertemuan sehari sebelumnya.
Ø  Rencanakan juga kegiatan pengasuhan untuk anak jika orangtua membawa anak-anak mereka.
Ø  Jika kegiatan membutuhkan narasumber selain pendidik, maka perlu membuat undangan untuk narasumber dan mengkonfirmasi kesanggupannya.
Ø  Mengirimkan undangan ke orangtua
Ø  menyiapkan bahan/materi pertemuan
Ø  menyiapkan konsumsi dan dokumentasi

2)        Pelaksanaan
Berikut ini beberapa saran yang dapat digunakan untuk melaksanakan pertemuan orangtua-pendidik.
a)         setting ruangan pertemuan
b)        Mulai pertemuan tepat waktu
c)         Pelaksanaan pertemuan dengan susunan acara sebagai berikut:
Ø  Pembukaan
Ø  Perkenalan
Ø  Menyampaikan tujuan pertemuan
Ø  Kegiatan inti :
ü  penjelasan program lembaga/perkembangan anak/paparan tentang topik tertentu yang berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak.
ü  Diskusi/tanya jawab
ü  Penutup
d)        ulangi tujuan pertemuan
e)         buat kesimpulan hasil pertemuan
Ø  Diskusikan hasil pertemuan dengan sesama pendidik dan buat rencana untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.
Ø  Kirimkan surat  ucapan terima kasih kepada orangtua atas kehadirannya dalam pertemuan.
7.         Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal
Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu senantiasa dipererat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan tersebut. Strategi komunikasi yang sudah disebutkan di atas adalah upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal dan tidak memerlukan perencanaan khusus.
a)        Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak
b)        Menggunakan telephon
c)        Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD
d)       Melakukan kegiatan parenting.
Manfaat parenting adalah : pertama, terjalinnya mitra kerja lintas sektor, misalnya dari pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan produk yang berkaitan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi pemerintah, penerbit buku, dan lain-lain, Kedua, terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak. Ketiga, berkembangnya rasa percaya diri orangtua dalam mendidik anak, Keempat terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing anggota keluarga sesuai dengan tugasnya masing-masing,  Kelima, terciptanya hubungan antar keluarga di lingkungan masyarakat sekitar lembaga pendidikan, dan    Keenam, terjalinnya mitra kerja antar sesama anggota parenting.
2.         Hubungan Lembaga PAUD Dengan Masyarakat Dalam Konteks Umum
Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.
Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran.
Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam meningkatkan perannya adalah :
a)        Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan beragam, namun identitas keklaminan justru sangat penting.
b)        Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai dengan anak agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.
c)        Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh terhadap identitas kekelaminan.
d)       Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca sejak kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik untuk perkembangan anak.
e)        Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat
f)         Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.



BAB III
PENUTUP


A. Simpulan
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sampai lembaga pendidikan di era globalisasi dan desentralistik (otonomi daerah) menuntut team work yang solid antara pihak sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan maupun masyarakat. Melalui Manajemen Berbasis Sekolah, maka administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi kunci sukses di dalamnya. 

Dan ketika hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara inteletual, spritual dan sosial.

B. Saran
1. Untuk Lembaga
Pengelola pendidikan harus mengikutsertakan peran orang tua dan masyarakat untuk mencapai tujuan lembaga yang ingin dicapai.
2. Untuk Orang Tua
Memotivasi anak agar memiliki rasa ingin belajar yang tinggi, agar ada rasa kebanggaan bagi orang tua sendiri, lembaga, ataupun masyarakat umumnya.
3. Untuk Masyarakat
Mendorong dan mendukung segala tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh lembaga, agar senantiasa beriringan dan tujuan pendidikan bisa dijalankan secara maksimal.




DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. —–. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Share To:

kabelantena.blog

View Profile
Terima kasih sudah berkunjung ke kabelantena, semoga bermanfaat,, aamiin..
----------------------------------

Post A Comment: