RENCANA MEMBASMI PENGUASA IM YANG HUN
SELAMA seminggu lebih Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah berdiam diistana Toan Hongya, sampai akhirnya keduanya telah pamitan minta diri, karena Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su bermaksud untuk mengembara.
Jika saja memang Toan Hongya tidak memikul tanggung jawab dan kewajiban mengatur negara, Toan Hongya bermaksud untuk pergi ikut mengembara bersama kedua orang sababatnya ini. Namun sayang sekali, justru urusan negara meminta perhatian Toan Hongya, ia hantar kepergian kedua sahabatnya itu dengan hati dan perasaan yang berat.
Hanya Toan Hongya berjanji, jika memang kelak ia memiliki kesempatan, pasti akan mengunjungi daratan Tionggoan, untuk mencari mereka.
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah dibekali oleh raja ini cukup banyak uang dan harta perhiasan, disamping itu perbekalan meraka cukup banyak, untuk dipergunakan disepanjang perjalanan mereka.SELAMA seminggu lebih Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah berdiam diistana Toan Hongya, sampai akhirnya keduanya telah pamitan minta diri, karena Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su bermaksud untuk mengembara.
Jika saja memang Toan Hongya tidak memikul tanggung jawab dan kewajiban mengatur negara, Toan Hongya bermaksud untuk pergi ikut mengembara bersama kedua orang sababatnya ini. Namun sayang sekali, justru urusan negara meminta perhatian Toan Hongya, ia hantar kepergian kedua sahabatnya itu dengan hati dan perasaan yang berat.
Hanya Toan Hongya berjanji, jika memang kelak ia memiliki kesempatan, pasti akan mengunjungi daratan Tionggoan, untuk mencari mereka.
Walaupun Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan menolaknya, tokh Toan Hongya telah memaksanya, sehingga akhirnya mereka menerima juga . . . .
Sepanjang perjalanan, Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su jadi membicarakan soal diri Kim Lian. Dimana sekarang wanita cabul ini berada ?
„Hemm……., hampir saja kau dan Toan Hongya jadi korban kecabulan wanita itu, untung saja kalian masih bisa lolos dari tangannya !
Jika memang kita bertemu dengannya lagi, kita tidak boleh mengampuninya, ka rena kita harus berusaha membasminya, agar kelak tidak menimbulkan gangguan pula pada pemuda lainnya …!
Tentu pemuda2 yang lemah tidak berdaya, akan menjadi korban wanita cabul ini.
Bukankah hal itu jika dibiarkan akan menyedihkan sekali ?”
Oey Yok Su mengiyakan berulang kali.
Tetapi ketika siang itu mereka tiba dikam pung yang terpisah beberapa ratus lie dari ibu kota Tailie, justru mereka mendengar perihal petualangan seorang wanita cantik yang banyak meminta korban pemuda2 yang jadi lumpuh kakinya setelah kena terpicuk oleh ke cantikannya dan bersedia tidur dengannya.
Keadaan seperti itu membuat Lu Liang Cwan jadi gusar sekali, Oey Yok Su sendiri jadi merinding ngeri memikirkan betapa hampir saja ia menjadi korban wanita cabul itu.
Oey Yok Su diam2 jadi bersukur bahwa ia tidak jadi korban dari wanita cabul itu.
Lu Liang Cwan sendiri menduga keras, tentu wanita yang telah menimbulkan kehebohan dikalangan rakyat Tailie, yang menyebutnya sebagai wanita siluman itu, adalah Bong Kim Lian, karena hanya wanita itu saja yang melatih ilmu Im Yang Hun, ilmu yang membutuhkan banyak sekali sari keperjakaan pemuda !
Hanya Lu Liang Cwan telah menyarankan pada Oey Yok Su, karena mereka tidak memiliki urusan yang penting, lebih baik waktu2 mereka dipergunakan untuk mencari jejak wanita cabul itu, dan jika mereka berhasil mencari jejaknya, mereka harus berusaha untuk membinasakannya, melenyapkan bibit bahaya untuk orang2 banyak.
Oey Yok Su menyetujui saran dari Lu Liang Cwan, begitulah mereka melakukan penyelidikan untuk mencari jejak Bong Kim Lian.
Tetapi Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tetap belum berhasil mendapatkan jejak Bong Kim Lian.
Telah banyak kampung dan kota yang mereka telusuri diwilayah kerajaan Tailie itu, tetapi sejauh itu mereka hanya mendengar keluhan-keluhan dari keluarga pemuda yang lumpuh menjadi korban Bong Kim Lian.
Namun Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su tidak putus asa, mereka bertekad, waIau bagaimana harus mencari jejak Bong Kim Lian.
Sore itu waktu Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tiba dikampung Pat-tiang-cung, justru disaat mereka tengah berada disebuah rumah makan, mereka berjumpa lagi dengan Sian Ho Lauw Cie Lan si Dewi Api yang liehay itu,mereka bertiga jadi asyik ber-cakap2.
Saat Lu Liang Cwan bertemu dengan Sian Ho Lauw Cie Lan, tidak sempat ber-bincang2 karena nampak Lauw Cie Lan ter-gesa2. Sekarang Lauw Cie Lan tampaknya tidak ter-gesa2 untuk meninggalkan perkampungan itu, jadi mereka bisa ber-cakap2 lebih lama dan asyik.
Bahkan Lu Liang Cwan menanyakan pada Sian Ho Lauw Cie Lan, mengapa tidak mengajak saja Pek-jie biruang putih yang semula menjadi sehabatnya Lu Liang Cwan, semasa mereka masih berada dipulau.
„Bagaimana mengajaknya? tanya Lauw Cie Lan tertawa lebar. Justru binatang itu hanya jinak padamu saja, jika aku yang mengajaknya tentu tidak bisa … ia mana mau menuruti perintahku . . .?’
Lu Liang Cwan menghela napas, tampaknya ia begitu rindu dan terkenang akan kebaikan Pekjie, yang selama berada dipulau terasingitu mendengar setiap perintahnya dengan baik disamping juga dapat melakukan tugas dengan baik.
„Jika memang naati aku memiliki ke sempatan, tentu aku kembali kepulau untuk menjemput Pekjie, kasihan jika ia ditinggat terlalu lama seorang diri dipulau itu, tentu hanya membuat ia berduka tanpa hiburan… jika dulu masih ada kita berdua, Pek-jie tentu tidak kesepian, sekarang? la hanya berada seorang diri. . .!”
Lauw Cie Lan tersenyum.
„Engkau menyayangi dan memanjakan Pek-jie seperti juga binatang itu adalah istrimu yang tercinta . . .!” godanya.
Lu Liang Cwan tidak marah, ia hanya tertawa saja.
Oey Yok Su sendiri telah berkata kepada~ Sian Ho Lauw Cie Lan : „Lauw Cianpwe, bagaimana caranya melatih ilmu api yang engkau miliki, sehingga engkati bisa berada didalam kobaran api tanpat tubuhmu termakan oleh api itu sendiri……..?”
Lauw Cie Lan tersenyum.
„Itulah semacam ilmu mujijat, yang baru berhasil kulatih setelah mengasingkan diri selama sepuluh tahun dipulau itu…… jika engkau ingin mempela jarinya, nanti jika kita ada kesempatan, tentu aku akan mengajarinya, aku tidak akan menjadi seorang nenek yang kikir, dan aku bersedia untuk memberitahukan cara melatih diri guna menguasai api itu…!”
Oey Yok Su cepat2 mengucap terima kasih.
la memang paling suka mempelajari ilmu aneh.
Lu Liang Cwan sendiri telah memberitahukan pada Lauw Cie Lan mengenai sepak terjang Bong Kim Lian akhir2 ini, di mana diberbagai kota dan kampung telah banyak pemuda menjadi korban kecabulan perempuan itu.
Lauw Cie Lan mendengar keterangan Lu Liang Cwan jadi menghela napas dalam2 wajahnya jadi muram.
„Sebagai seorang wanita juga aku jadi malu mendengar sepak terjang wanita cabul yang tidak tahu malu itu ! Tetapi kita harus ingat juga ia melatih ilmu sesat Im Yang Hun yang dengan lewatnya sang waktu ia bisa menelan korban yang semakin banyak, ilmu Im Yang Hun yang dilatihnya itu jadi semakin hebat dan tinggi . . . terlebih lagi jika ia telah berhasil sempurna, jelas kita tidak bisa menandinginya lagi . . . !”
Mendengar perkataan Lauw Cie Lan, Lu Liang Cwan mengiyakan.
la juga menyadarinya, sekarang saja kepandaian Bong Kim Lian telah mencapai tingkat yang tinggi sekali, hampir berimbang dengan mereka.
Padahal lm Yang Hun yang dilatihnya itu belum mencapai kesempurnaannya.
Tetapi jika kelak Bong Kim Lian berhasil melatih ilmu Im Yang Hun itu sampai sempurna, bukankah hal itu merupakan bahaya yang tidak kecil ?
Karena berpikir begitu, Lu Liang Cwan menoleh kepada Lauw Cie Lan, tanyanya: „Lalu menurut pendapatmu, tindakan apa yang sebaiknya kita lakukan ?”
„Kita harus mencari jejak wanita cabul itu .!” kata Lauw Cie Lan dengan tegas.
„Mencari jejak wanita cabul itu?” tanya Lu Liang Cwan mengawasi Lauw Cie Lan.
Lauw Cie Lan mengangguk, „Ya, kita harus mencari jejaknya, walaupun sampai dimana kita harus bisa menemui nya, untuk menghajarnya dan membinasakannya.
Dengan mambiarkan ia hidup terus, tentu bahaya yang mengancam kita cukup besar, terutama para pemuda yang bisa menjadi korbannya!”
Lu Liang Cwan telah mengangguk sambil tertawa……..”
„Aku bersama dengan Oey Yok Su juga berpikir begitu, beberapa hari kami mencari-cari jejaknya, namun sejauh itu kami belum berhasil menemui jejaknya. ..!”
Tetapi kita harus mencari terus…….I”
„Bagaimaaa jika aku menggabungkan diri dengan kalian untuk mencari jejak Bong Kim Lian itu ?” tanya Lauw Cie Lan lagi.
Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su jadi girang rnendengar Lauw Cie Lan bersedia menggabungkan diri dengan mereka.
Keduanya mengangguk dengan cepat.
Sedangkan Lauw Cie Lan telah menghela napas, sambil katanya : „Tugas mencari wanita cabul itu bukan tugas yang ringan… kita akan banyak menemui rintangan…..
Tetapi dalam hal ini kita harus dapat membagi diri jika telah menemuinya, yaitu kita tempur dia dengan bergiliran, sampai tenaganya habis dan disaat itu kita pergunakan kesempatan tersebut untuk menghabisi nyawanya ……….!”
Saran Lauw Cie Lan ini disetujui oleh Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su.
Mulai dari saat itu, mereka bertiga berusaha mencari jejak Bong Kim Lian.
Beberapa kota dan kampung telah dikelilinginya, namun jejak Bong Kim Lian belum juga berhasil ditemuinya.
Hal ini telah membuat Lauw Cie Lan, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tambah penasaran.
Karena hampir setiap kali mereka tiba disebuah kota, tentu mereka akan disuguhi oleh cerita lumpuhnya seorang pemuda akibat terpicuk oleh kecantikan paras seorang wanita siluman, dan memang Lu Liang Cwan bertiga telah menduganya bahwa yang dimaksudkan oleh penduduk dengan sebutan wanita siluman itu adalah Hong Kim Lian.
Dengan sendirinya mereka yakin bahwa Bong Kim Lian masih berkeliaran disekitar daerah kerajaan Tailie.
----------------------------------------------------------------------------------------
<<< Kembali Ke Bagian 33 | Bersambung Ke Bagian 35 >>>
----------------------------------------------------------------------------------------
Sumber Kutipan : pustakaceritasilat
Post A Comment: