OEY YOK SU DI JADIKAN UMPAN

HARI-HARI lewat terus dengan cepat.
Pagi itu, Lu Liang Cwan bertiga dengan Oey Yok Su dan Lauw Cie Lan telah berada disebuah rumah penginapan.
Sejak malam tadi mereka menginap disitu dan pagi ini tengah menikmati santapan pagi mereka.
Tetapi secara kebetulan Oey Yok Su menoleh melalui jendela, dan ia melihat seseorang di jalan raya.
„Lu Cianpwe……, Lauw Cianpwe……, lihat…….., seru Oey Yok Su dengan suara seperti terkejut.
Hal ini telah membuat Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan menghentikan makan mereka ke duanya telah melongok dari jendela kejalan raya.
Dan hati mereka jadi girang bercampur kaget melihat yang berjalan dijalan raya itu.
Siapakah orang itu?
Tidak lain dari Bong Kim Lian, orangyang tengah mereka cari2.
Waktu itu Bong Kim Lian tampak berjalan seorang diri, ia mengenakan pakaian yang cukup indah.
Wajah Lauw Cie Lan telah ber-seri2, bilangnya pada Oey Yok Su: „Pergi engkau memancingnya, kami akan mengikuti, jangan kuatir kami tidak mungkin membuat kau terjerumus,
Tetapi Oey,Yok Su ragu-ragu.
„Aku harus menemuinya?” tanyanya.
„Tetapi kau harus bersikap seperti tidak melihat dia, jangan sampai menimbulkan ke curigaan padanya.”
„Dan jika memang engkau telah dihadang olehnya, engkau harus memperlihatkan sikap berkuatir dan takut, jangan tenang2 saja. Karena jika engkau bersikap tenang2, ia akar meugetahui dibelakangmu masih ada orang lain yang ingin melindungimu…… wanita cabul itu sangat licik, maka harus dihadapi dengan hati2″
„Ya, kata Lu Liang Cwan. Kali ini kita tidak boleh gagal menangkapnya, karena jika gagal sulit untuk menanakapnya dilain waktu.
Oey Yok Su mengerti, Oey Yok Su cepat2 keluar dari rumah makan itu.
Oey Yok Su mempercepat jalannya, letapi kepalanya tetap tertunduk, dia membawa sikap menuru anjuran Lauw Cie Lan. Karena jika memang Oey Yok Su berjalan sambil memandang sskelilingnya, tentu akan membuat Bong Kim Lian rnenduga dirinya yang tengah dikuntit dan diikuti olehpemuda itu. Tetapi dengan cara jaIan itu Ocy Yok Su tidak mamperhatikan siapa pun juga dan membiarkan Bong Kim Lian justru memiliki kesempatan untuk mengikutinya.
Maka dari itu, berjalan tidak berapa jauh lagi, Oey Yok Su telah melihat Kim Lian.
Pemuda ini telah mempercepat langkah kakinya, dan setelah jarak mereka agak dekat, Oey Yok Su memperlahan langkahnya.
Sedangkan Kim Lian kebetulan, suatu kali menoleh kebelakang, dan ia melihat Oey Yok Su.
Hati Bong Kim Lian jadi tercekat kaget dan bercampur girang, hampir saja ia mengeluarkan suara tertahan, untung ia bisa mempertahankan diri, dan cepat-cepat menepi.
Dilihatnya Oey Yok Su tengah melangkah dengan kepala tertunduk, seperti juga pemuda itu tidak memperhatikan keadaan disekitarnya.
Dan juga tampaknya Oey Yok Su tidak me lihat Kim Lian, sehingga membuat Kim Lian jadi girang.
„Inilah kesempatan yang baik sekali……..!” pikir Kim Lian setelah menoleh kejalan yang bekas dilalui Oey Yok Su dan tidak melihat orang lainnya. „Pemuda ini rupanya telah berpi sah dengan tua bangka seperti monyet Lu Liang Cwan! Hemmm……., bagus ! Bagus! Inilah rejekiku, memang rupanya sari keperjakaan pemuda ini akan berhasil kuperolah!”
Setelah berpikir begitu Kim Lian mengikuti Oey Yok Su dengan hati2, agar Oey Yok Su tidak mengetahui dirinya tengah diikuti oleh Kim Lian.
Tetapi sesungguhnya Oey Yok Su mengetahui bahwa Kim Lian telah melihatnya dan mulai mengikutinya, Oey Yok Su sengaja mengambil jalan yang agak sepi dan melangkah terus dengan kepala yang tertunduk,
Setelah mengikuti sejenak lamanya Kim Lian melihat keadaan dilorong jalan yang tengah mereka lalui itu sepi sekali ia jadi girang, inilah kesempatanku untuk menguasai ppmuda ini!” berpikir Kim Lian.
Dan dengan gerakan yang ringan dia melompat kedekat Oey Yok Su sambil tangannya merogoh sakunya dan mengeluarkan sapu tangan yang telah dicampur dengan obat bius.
la menghadang Oey Yok Su.
Engko ….. Oey tunggu dulu……..!” kata Kim Lian dengan suara yang cukup nyaring.
Oey Yok Su pura2 terkejut, ia memandang Kim Lian bengong sejenak dan ia berkata dengan suara yang sengaja dibuat gugup : “Kau ….., Kau ….., Kau …..?”
Kim Lian tertawa.
„Engkau masih mengenali aku?” tanyanya.
Mana mungkin aku melupakan seorang wanita cabul seperti engkau ?”
Tetapi Kim Lian telah bergerak cepat, ia tidak mau membuang-buang waktu lagi.
„Terimalah usapanku ini……!” kata Kim Lian sambil mengibaskan tangan kanannya.
Oey Yok Su kaget, ia menyangka Kim Lian melancarkan serangan.
Dengan mengangkat tangan kanannya Oey Yok Su bermaksud menangkis.
Kim Lian tidak menarik tangannya iiu, memang tangan mereka masing2 telah saling bentur dan mengeluarkan suara benturan yang cukup keras.
Namun justru yang membuat Oey Yok Su jadi kaget, begitu tangan Kim Lian saling bentur dengan tangannya, ia mecium semacam bau harum.
Hati Oey Yok Su mencelos.
la tahu apa artinya bau harum itu.
Tetapi telah terlambat buat Oey Yok Su, walaupun ia berusaha untuk menutup jalan pernapasannya. Seketika itu tenaganya seperti telah lenyap, ia jadi terhuyung mengantuk akan rubuh diatas tanah.
Waktu itu Kim Lian telah mengeluarkan suara tertawa nyaring, ia menyambar tubuh si pemuda, dibawa lari dengan cepat.
Oey Yok Su tidak pingsan, ia masih mengingat segalanya dengan pikiran yang jernih. Hanya disebabkan terlanjur mencium bau harum itu, membuat Oey Yok Su merasakan tubuhnya lemas dan seperti mengantuk.
Waktu itu, Kim Lian terus juga berlari dehgan cepat, sambil berlari Kim Lian memutar otak dengan keras. Korbannya kali ini merupakan calon korban dari bibit yang bagus, yang sejak beberapa saat lalu di idamkan, dan sekarang terjatuh kedalam tangannya, maka biar bagaimanaa Kim Lian tidak mau kalau calon korbannya seorang ini sampai terlepas lagi. Dengan gesit ia telah berlari menuju sebuah rumah di luar kota.
Tubuh Oey Yok Su telah diletakkan dipembaringan, dan Kim Lian tidak berayal lagi telah membuka seluruh pakaiannya.
„Hemmm……, kita mulai sekarang tanpa banyak basa-basi,” kata Kim Lian sudah tak sabar.
Dalam keadaan polos seperti itu Kim Lian telah naik keatas pembaringan dan ia telah mememeluk Oey Yok Su.
Tetapi justru Oey Yak Su walaupun dalam keadaan tertotok seperti itu, juga tidak bertenaga, tokh pikirannya masih jernih.
Tentu saja melihat Kim Lian begitu cepat dalam melepaskan pakaian, membuat Oey Yok Su jadi berkuatir, ia berkuatir kalau2 kedua perolongnya, Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan tidak keburu datang.
Dengan tangan yang sebat sekali Kim Lian telah melucuti pakaian Oey Yok Su.
Oey Yok Su jadi mandi keringat dingin, karena disaat pakaian dalamnya tengah dilucuti oleh Kim Lian, waktu itu Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan belum juga muncul.
—oo0oo—
Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan yang mengikuti Kim Lian dari jarak jauhan itu, mengikuti terus dengan hati2 dan waspada.
Mereka berdua memang rnembiarkan jarak mereka terpisah cukup jauh, agar Kim Lian tidak curiga.
Tetapi waktu Kim Lian berlari pesat sekali menuju keluar kota, dan Lu Liang Cwan bersama Lauw Cie Lan tengah berlari cepat juda, diwaktu itu dari balik semak2 belukar melompat empat sosok tubuh, dengan masing2 ditangan mereka tercekal sebatang golok.
Keempat orang itu telah mengancam dengan golok mereka sambil menghadang.
„Berhenti, serahkan barang kalian……!” salah seorang diantara mereka membentak garang, karena melihat kedua orang yang di hadang mereka adalah seorang kakek2 dan nenek2, menutut dugaan mereka tentunya tidak memiliki kekuatan apa-apa lagi.
Lu Liang Cwan menahan larinya, ia menoleh kaadan Lauw Cie Lan yang telah berhenti, dari iarinya, katanya : „Inilah empat, empat ekor anak kura tidak takut dengan ikan paus….!l
Aku serahkan padamu untuk membereskannya!”
Lauw Cie Lan tersenyum.
„Anak-anak, lebih baik kalian menyingkir jangan cari penyakit……!” kata Lauw Cie Lan sabar, karena menduga keempat orang ini tentu nya perampok biasa saja,dan jika tidak terlalu memaksa Lauw Cie Lan tidak ingin turun ta tangan menghajarnya.
Tetapi siapa sangka justru keempat orang perampok itu malah tertawa.
Salah seorang diantara mereka, dengan mengacungkan golok ditangannya, telah mengancam : „Jika kalian tidak menyerahkan harta benda kalian, kepala kalian akan berpisah dari batang leher kalian itu……!”
Habis kesabaran Lauw Cie Lan, karena jika mereka melayani keempat perampok ini, tentu akan membuat mereka kehilangan jejak dari Kim Lian.
Dengan gerakan yang gesit sekali tampak Lauw Cie Lan telah menggerakkan kedua tangannya.
Seketika itu juga tubuh keempat perampok tersebut telah terpental keras, mereka mengeluartan suara jeritan dan kemudian tidak bisa bangun lagi dari tanah, keempatnya telah pingsan tidak sadarkan diri !
Hal itu disebabkan Lauw Cie Lan waktu menggerakkan kedua tangannya itu, telah menggunakan tenaga lwekang yang cukup besar…….. Walaupun keempat perampok itu tidak sampai terbinasa, namun mereka jadi pingsan.
Sedangkan Lu Liang Cwan telah melompat dengan gesit sambil katanya: „Mari kita harus mengejar wanita cabul itu, jika terlambat tentu kita kehilangan jejaknya dan bahaya untuk Oey Yok Su……..!”
Lauw Cie Lan mengiakan, mereka berdua cepat2 berlari lagi.
Naasnya justru memang mereka kehilangan jejak Kim Lian.
Lauw Cie Lan dan Lu Liang Cwan ber-lari2 belasan lie, namun mereka tidak melihat Kim Lian yatig membawa lari Oey Yok Su.
Keadaan seperti ini telah membuat Lu Liang Cwan clan Lauw Cie Lan jadi kaget dan bingung karena mereka tahu jika sampai mereka tidak berhasil menemui jejak Kim Lian, nicaya keselamatan Oey Yok Su terancam.
Dengan cepat mereka telah membagi diri dan men-cari2 disekitar tempat itu.
Tetapi Lauw Cie Lan dan Lu Liang Cwan tetap tak memui jejak wanita cabul itu.
Akhirnya Lu Liang Cwan menganjurkan Lauw Cie Lan untuk memperhatikan setiap rumah penduduk, yang barus mereka periksa dan mengintai.
Begitulah, rumah demi rumah telah merekaperiksa.
Dengan mengandalkan kelincahan dam ginkang mereka, keduanya bisa melompat masuk kedalam rumah2 penduduk dengan mudah.
Tetapi sejauh itu tetap saja mereka tak berbasil menemui jejak Kim Lian.
Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan jadi jambah panik dan bingung …
Dan yang lebih bingung serta panik lagi adalah Oey Yok Su, karena justru Oey Yok Su tengah dibukai bajunya, bahkan pakaian,dalam nya telah dilucuti oleh Kim Lian.
„Tunggu dulu !” kata Oey Yok Su akhirnya waktu Kim Lian baru saja melucuti pakaian dalamnya dan melihat kedua orang sahabatnya, Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan tidak juga muncul.
„Tunggu apa lagi…….?” tanya Kim Lian sambil tertawa mengejek.
„Apakah engkau mengharapkan bisa meloloskan diri seperti dulu ?”
„Bukan begitu……..tetapi terus terang saja, aku sedang…..sedang…….!”
Dan Oey Yok Su tidak bisa meneruskan perkataannya, karena ia tidak bisa segera mencari alasan yang tepat.
Sedangkan Kim Lian telah tertawa mengejek.
„Sedang apa ?” tanyanya dengan suara yang dingin, malah sambil bertanya begitu Kim Lian telah menjatuhkan tubuhnya ketubuh Oey Yok Su yang sudah tidak tertutup oleh pakaian nya lagi.
Hal ini membuat Oey. Yok Su jadi tambah gugup saja, sehingga ia jadi mengeluh.
Kim Lian mempergunakan kedua tangannya menekan pergelangan tangan Oey Yok Su, ia menindihkan tubuhnya ke tubuh Oey Yok Su..
Namun bersamaan dengan itu : „Brakkk…….!” daun pintu kamar menjeblak terbuka, dimuka pintu berdiri seseorang dengan wajah yang angker.
Kim Lian terkejut sampai melompat duduk, dan ia lebih kaget lagi waktu mengenali yang berdiri diambang pintu itu tidak lain dari Lauw Cie Lan.
Ternyata waktu menyelidiki rumah2, penduduk dan Lauw Cie Lan bersama Lu Liang Cwan tengah dalam keadaan panik dan bingung karena tidak berhasil menemui jejak Kim Lian disaat itulah, waktu Lauw Cie Lan tengah melompati sebuah rumah penduduk, sekilas ia melihat sesosok tubuh rebah diruang depan rumah itu, tampaknya seperti dalam keadaan tertotok.
Lauw Cie Lan jadi curiga dan samar2 mendengar suara orang bercakap-cakap.
Cepat-cepat Lauw Cie Lan memasuki rumah itu, terkejut waktu melilhat Kim Lian bersiap hendak melakukan perbuatan mesumnya dan Oey Yok Su dalam keadaan tidak berdaya, di mana pakaian pemuda itu telah dilucuti semuanya.
Tanpa memperdulikan rasa malu lagi.
Lauw Cie Lan telah menghantam pintu dengan telapak tangau kanannya.
Muka Kim Lian merah padam karena gusar, katanya dengan sengit: „Kau…? Engkau lagi yang menggangguku !”
Lauw Cie Lan tidak membuang waktu lagi, tubuhnya mencelat dan menghantam Kim Lian dengan mempergunakan kedua tangannya.
Kim Lian menangkisnya, tetapi sambil menangkis, ia kemudian menyingkirkan dirinya. Tangan kirinya diulurkan menyambar gundukan pakaiannya.
Pengalamannya yang telah kehilangan pakaiannya yang di bawa Toan Hongya membuat ia jadi lebih mementingkan pakaiannya itu.
Tetapi Lauw Cie Lan telah melancarkan serangan lagi.
Sekali iagi kim Lian menangkis.
Sambil menangkis begitu, ia melompat kedekat pintu.
Belum lagi kedua kakinya menginjak lantai waktu itu dari Iuar justru berkelebat sesosok tubuh menghantam padanya tanpa mengucapkan sepatah kata.
Kim Lian terkejut bukan main, ia melihat serangan tiba dengan cepat sekali.
Mati2an Kim Lian menangkis dengan mengerahkan tenaganya.
Memang serangan tangan s sok tubuh itu bisa ditangkis, tetapi tangan kiri orang tersebut berhasil menghantam dada Kim Lian, sehingga tubuh Kim Lian terhuyung dan wanita cabul ini telah memuntahkan darah segar beberapa kali keatas lantai, mukanya pucat… !
Yang berdiri diambang pintu tak lain dari Lu Liang Cwan.
Sedangkan Lauw Cie Lan sudah melompat sambil melancarkan totokan pada Bong Kim Lian. Totokan itu bukan totokan biasa, karena ia melancarkan totokan tersebut sambil mengerahkan tenaga sinkang pada jari tangannya.
Namun Bong Kim Lian yang kembali terganggu pekerjaan mesumnya itu, sudah tidak memiliki selera untuk bertempur, tanpa memperduIikan tubuhnya masih bertelanjang bulat, ia membawa pakaiannya melompati jendela, dan berlari dengan cepat sekali.
Lauw Cie Lan dan Lu Liang Cwan tidak mengejarnya, karena yang perlu buat mereka saat itu adalah menqlongi Oey Yok Su.
Lauw Cie Lan melompat keluar, karena waktu itu Oey Yok Su dalam keadaan tidak
mengenakdn sehelai benangpun juga.
Sedangkan Lu Liang Cwan menolongi Oey Yok Su, dengan membuka totokan pada pemuda itu.
Setelah bebas dari totohan, Oey Yok Su segera mengenakan pakaiannya dan mengucapkan terima kasih kepada Lu Lang Cwan.
Mereka pun lalu keluar dari rumah itu.
Lauw Cie Lan tertawa sambil katanya : „Kini engkau kembali telah terjatuh ditangan wanita itu, untung kami tepat waktunya datang menolongi dirimu.
Jika tidak, hemmm….., jelas engkau akan menjadi kambing kebiri dari wanita cabul itu……..!”
Muka Oey Yok Su jadi berobah merah, tetapi ia mengucapkan terima kasih juga.
Pertolongan yang diberikan kedua orang ini memang tepat pada waktunya.
Hanya sayang sekali Bong Kim Lian justru telah berhasil meIarikan diri, sehingga penjahat wanita yang cabul itu tidak berhasil diringkus atau dipunahkan ilmunya.
Dengan demikian, berarti masih banyak korban-korban yang terancam oleh kejahatan Bong Kim lian.
Begitulah, Oey Yok Su jadi melakukan perjalanan bertiga dengan Lauw Cie Lan dan Lu Liang Cwan.
Mereka memang cocok satu sama lain.
Terlebih lagi Oey Yok Su bisa menyesuaikan diri dan pandai melihat situasi, sehingga ia disenangi oleh Lauw Cie Lan maupuna Lu Liang Cwan.
Kedua tokoh sakti itu tidak segan2 memberitahukan kelemahan yang dimiliki Oey Yok Su, sahingga pemuda itu bisa memiliki pengalaman dan pengetahuan yaag lebih luas lagi untuk melatih ilmu silatnya.
Selama melakukan perjalanan dengan Lu Liang Cman dan Lauw Cie Lan, Oey Yok Su juga menyaksikan betapa kedua orang tokoh ini selalu mengulurkan tangan menolongi orang2 yang tengah dalam kesulitan.
Memang selama belasan tahun Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan bertentangan, selama puluhan tahun berada di pulau kosong itu.
Namun sekarang, justru mereka bisa bekerja sama dengan baik, untuk memberikan pertolongan dan bantuan kepada orang2 yang tengah tertindas.
Dalam hal turun tangan kepada para penjahat, Lu Liang Cwan dan Lauw Cie Lan tidak pernah merasa kasihan, karena mereka memang bermaksud membasmi kejahatan.
Dangan ikut serta mengembara bersama kedua tokoh itu, mambuat Oey Yak Su dapat tambah pengalaman yang tidak sedikit.
Hari2 berlalu dengan cepat sekali, tanpa merasa mereka telah berkelana selama tiga bulan. Dan selama itu me mang Oey Yok Su telah me petunjuk yang cukup banyak dari kedua tokoh sakti tersebut. Babkan mereka juga telah menurunkan beberapa jurus ilmu simpanan mereka.
------------------------------------------------------------------------------------------
<<< Kembali Ke Bagian 34           |           Bersambung Ke Bagian 36 >>>
------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber Kutipan : pustakaceritasilat
Share To:

Unknown

View Profile
Terima kasih sudah berkunjung ke kabelantena, semoga bermanfaat,, aamiin..
----------------------------------

Post A Comment: