TOAN HONGYA TERCULIK LAGI
TERNYATA Toan Hongya berhasil ditawan oleh Bong Kim Lian kembali.
Waktu itu Toan Hongya tengah menyerang Bong Kim Lian.
Serangan Toan Hongya selalu dengah gesit den lincah berhasil di-elakkan Bong Kim Lian.
Lewat beberapa jurus, waktu Bong Kim Lian melihat ketiga pendeta dari kuil itu telah ber-lari2 pergi dari tempat tersebut, segera wanita cabul ini menduganya bahwa ketiga, orang pendeta itu tentu akan memberikan laporan kepada alat negara.
Maka ia berpikir untuk segera menghabiskan saja pertempuran itu secepat mungkin.TERNYATA Toan Hongya berhasil ditawan oleh Bong Kim Lian kembali.
Waktu itu Toan Hongya tengah menyerang Bong Kim Lian.
Serangan Toan Hongya selalu dengah gesit den lincah berhasil di-elakkan Bong Kim Lian.
Lewat beberapa jurus, waktu Bong Kim Lian melihat ketiga pendeta dari kuil itu telah ber-lari2 pergi dari tempat tersebut, segera wanita cabul ini menduganya bahwa ketiga, orang pendeta itu tentu akan memberikan laporan kepada alat negara.
Sambil tertawa, Bong Kim Lian telah berkata : „Toan Hongya, rupanya engkau memang ingin tidur sekali lagi !” dan tahu2 tangannya telah mengibaskan selembar sapu tangan, seketika itu juga Toan Hongya mencium bau harum sekali, yang menyambar keras hidungnya.
Hati Toan Hougya terkesiap, ja tahu apa artinya kebutan sapu tangan yang menyiarkan bau harum itu. Cepat-cepat Toan Hongya menahan napasnya, agar tidak tersedot hawa wangi itu.
Namun terlambat, Toan Hongya telah mencium bau harum itu.
Tidak ampun lagi tubuhnya terhuyung-huyung rubuh.
Bong Kim Lian juga tidak membuang buang waktu pula, ketika tubuh Toan Hongya tengah terhuyung-huyung, ia telah melompat maju dan menotok beberapa jalan darah Kaisar itu.
Tidak ampun lagi Toan Hongya terkulai, dan ia tidak bisa berkutik.
Walaupun Toan Hongya tidak pingsan atau tertidur, namun tenaganyah telah lenyap dan tidak bisa menggerakkan sepasang tangan dan kakinya, dimana tenaganya lenyap akibat totokan yang dilakukan Bong Kim Lian.
Hati Toan Hongya jadi mencelos.
Kaisar Tailie iai menyadari bahaya yang mengancam dirinya dengan kembali jatuh ditangan perempuan cabul seperti Kim Lian.
Sedangkan Bong Kim Lian telah bekerja cepat sekali begitu Toan Hongya rubuh segera ia memanggul meninggalkan tempat tersebut.
Kim Lian telah menggendong Toan Hongya keluar kota dan ia berlari terus dengan mempergunakan ginkangnya yang mahir.
Setelah berlari lagi sekian lama, merasa telah cukup jauh meninggalkan kota, dilihatnya tidak jauh dari tempatnya berada terdapat sebuah rumah.
Kim Lian segera mcnghampirinya.
Diketuknya daun pintunya.
Tidak ada sahutan, tampaknya rumah itu kosong.
Kim Lian tidak melihat seorangS manusia pun juga didalam rumah itu.
Kim Lian jadi girang, inilah kesempatan yang baik untuknya.
Diletakkannya Toan Hongya dipembaringan kayu disebuah kamar di rumah itu.
Kemudian Kim Lian telah menotok lagi beberapa jalan darah Toan Hongya, baru ia melepaskan totokan pada jalan darah gagu Toan Hongya.
Toan Hongya menatap Kim Lian dengan sorot mata gusar, bentaknya: „Engkau wanita tidak tahu malu ……… !”
„Ya, terserah apa saja yang hendak engkau katakan, aku sangat menyukaimu dan hanya mengingini satu kali saja tidur denganmu. Itu telah lebih dari cukup dan selanjutnya aku tidak akan menggangggumu lagi……!”
Toan Hongya berkata: „Sekarang engkau bebaskan aku, kelak apa saja yang kau minta pasti akan kuberi…… permata2,harta benda lainnya……..!”
Bong Kim Iian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Aku tidak menghendaki apapun, selain ingin tidur satu kali saja dengan engkau…..!” kata Kim Lian dengan suara yang manja dan sikap yang genit.
Tampaknya memang sudah tidak ada alasan lagi buat” Toan Hongya untuk meloloskan diri dari Kim Lian.
Saat itu Bong Kim Lian mendekati pembaringan dengan sikap yang sungguh2, akan segera memberikan lagi obat perangsang…….!”
Toan Hongya berkata-kata-untuk mengulur waktu, juga telah berpikir keras, ia teringat bahwa dirinya sekarang tengah dipengaruhi obat pelemas dan juga memang ia hanya dalam keadaan tertolok saja.
Maka teringattah ia akan suatu akal yang bisa dipergunakannya, mungkin akan memberikan hasil yang baik untuk dirinya.
„Baiklah, kata Toan Hongya kemudian sambil mengangguk.
“Sekarang saja kita mulai ?”
Kim Lian jadi memandang heran, ia sepeti tidak menpercayai bahwa Toan hongys akhirnya mau juga menuruti keinginannya.
„Benar2 engkau mau menuruti keinginanku dengan cara baik2.
Toan Hongya rnengangguk.
„Telah kupikirkan juga, jika aku selalu menolak dan berkeras, tentu hanya akan membuat diriku yang celaka, akhirnya tetap terjatuh dalam tanganmu, dan yang lebih tidak menggembirakan jika aku jatuh ketanganmu hanya disebabkan oleh paksaan.
Maka bukankah lebih baik jika kita melakukannya dalam keadaan sehat dan tidak ada paksaan? Bukankah kita bisa tidur jauh lebih mesra.
Bong Kim Lian tersenyum
„Soal mesra atau tidak itu bukan menjadi persoalan, pikirwanita ini.
“Yang terpenting aku bisa tidur bersamamu dan memperoleh sari keperjakaan…….”
Toan Hongya telah mengangguk. „Bebaskan dulu aku dari totokanmu!” kata Toan Hongya kemudian.
Bang Kim Lian jadi ragu-ragu.
„Apakah engkau bisa dipercaya? Kalau nanti aku bebaskan engkau dari totokanku, engkau akan berusaha melarikan diri…….. !”
Toan Ceng cepat2 menggelengkau kepalanya.
„Tidak…, tidak……, percayalah padaku, aku tidak akan melarikan diri. ..!” katanya meyakin kan.
Bong Kim Lian masih ragu2 sejenak, tapi kemudian ia mengangguk.
„Baiklah,” katanya. „Aku bebaskan engkau dari totokanku, tetapi ingat, jangan se kali2 engkau berusaha melarikan diri…………!”
Toan Ceng mengiakan
Kim Lian membuka totokan Toan Ceng, kemudian katanya: „Sekarang kau telah bebas dari totokanku, engkau bisa bergerak dengan leluasa kembali”
Toan Ceng melompat turun dari pembaringan itu kemudian menggeliat beberapa kali untuk melancarkan peredaran darahnya yang tadi telah membeku beberapa saat akibat totokan itu.
„Sudah siap? tanya Bong Kim Lian sambil menggeliat dengan sikap menggairahkan.
Toan Ceng mengiyakan.
„Sekarang melakukannya? ” tanya Kim Lian.
„Boleh . .!” sahut Toan Ceng, …..Kim Lian peluk pemuda itu dari belakang.
Toan Ceng merinding, tetapi dia menahan perasaan muaknya itu, karena ia ingin berusaha memberikan keyakinan kepada wanita ini sampai saat wanita tersebut lengah ia akan melarikan diri.
Kim Lian melepaskan petukannya.
Wanita ini menuju kedepan Toan Ceng, dia berdiri sambil meliuk-liukkan tubuhnya, tangannya membuka satu persatu pakaiannya sendiri, …….terlihat apa yang dimilikinya.
Toan Ceng memandangi tubuh Kim Lian, tetapi bukan tertarik atau terangsang malah ia merasa sangat muak dan jijik sekali.
„Mengapa belum mulai ?” tanya Kim Lian.
„Mengapa pula engkau belum metepaskan pakaianmu. . . ?”
„Sabar,” kata Toan Ceng sambil berusaha untuk tersenyum.
„Mengapa kita harus tergesa gesa, bukankah sekarang ini aku telah menuruti keinginanmu secara baik-baik?”
Kim Lian mengangguk, dia menggelilat menjatuhkan tubuhnya dipembaringan.
„Baiklah, tetapi aku tidak sabar, kemarilah pemuda tampan….!” kata Kim Lian lirih.
„Tubuhmu harum sekali kata Toan Ceng, ………… Senang hati Kim Lian.
Sedangkan Toan Ceng mengambil pakaian wanita itu, dibawa kedekat hidungnya.
„Hemmm……, engkau mempergunakan air wangi yang harum sekali…….!” katanya.
Kim Lian tambah senang, ia melihat pemuda itu telah jinak.
„Cepatlah kemari pemuda tampan, aku sudah tidak sabar lagi………..!”
Toan Ceng yakin tibalah saatnya yang baik untuk melarikan diri.
Maka ia me-lipat2 pakaian Kim Lian, kemudian memasukkan ke dalam pakaiannya sendiri.
Kim Lian melihat apa yang dilakukan oleh Toan Ceng, „Eh, mengapa pakaianku engkau simpan…….. !” tegurnya heran.
Tetapi waktu itu -Toan Ceng telah tertawa : „Hemmm……., sudah kukatakan, aku tidak ingin menuruti keinginanmu sekarang ini, sampai jumpa dilain waktu …….. !”
Dan Toan Ceng telah menjejakkan kakinya menerobos akan keluar dari dalam kamar itu.
Hati Kim Lian jadi mencelos, sambil mengeluarkan suara bentakan tubuhnya telah melambung ketengah udara, kedua tangannya digerakkan untuk melancarkan serangan pada Toan hongya.
Tetapi Toan Ceng tidak takut, dia malah menangkis dengan kekerasan.
„Hemm.., engkau sekarang dalam keadaan tidak berpakaian, tidak mungkin engkau mengejarku,” pikir Toan Ceng.
„Semua obat biusmu berada dalam pakaianmu, telah berhasil aku rampas ini, maka selanjutnya aku tidak perlu jeri menghadapimu……..!” maka dari itu Toan Ceng telah raenangkis serang
„Ha…ha…ha…ha… selamat tinggal….!” kata Toan Ceng sambil memutar tubuhnya dan berlari secepatnya…………
Kim Lian gusar bukan main, ia berusaha mengejarnya, tetapi ia teringat bahwa dirinya dalam keadaan bertelanjang bulat tidak berpakaian.
Segera Kim Lian masuk kedalam rumah itu, untuk mencari pakaian yang bisa dipergunakan menutupi tubuhnya, ditemukan juga beberapa perangkat pakaian yang telah tua dan banyak tambalannya.
Namun disebabkan tidak memiliki pakaian lagi, terpaksa Kim Lian mengenakan pakaian itu. Dan dia telah berlari keluar lagi untuk mengejar Toan Ceng ………. Kim Lian penasaran, ia mengejar terus sampai belasan lie.
Namun tetap saja jejak Toan Ceng tidak berhasil ditemukannya.
Kim Lian hanya menduga bahwa Toan Hongya itu jelas telah kembali keistananya, dan mempersiapkan penjagaan yang kuat. Maka kim Lian menyadarinya untuk srementara waktu tidak mungkin ia bisa mendatangi istana raja yang telah lolos dari tangannya itu !”
Dengan jengkel Kim Lian telah membanting-banting kakinya sambil memaki-maki.
Kegagalannya kali ini disebabkan kecerobohannya, dimana Toan Hongya justru berhasil mempergunakan kecerobohan Kim Lian untuk meloloskan diri.
Sekarang untuk mengharapkan lagi bahwa ia akan dapat menculik Toan Hongya, sulit sekali. Karena selain Toan Hongya akan bersiap sedia setiap waktu, juga akan diadakan penjagaan yang ketat disekeliling istana nya.
Waktu itu Toan Ceng telah melarikan diri cukup jauh.
Raja ini berlari seperti terbang saja.
Dalam waktu yang singkat telah belasan lie dilewatinya tetapi.
Toan Hongya masih berlari dengan langkah2 lebar, mempergunakan ginkangnya dan mengerahkan seluruh tenaga yang ada padanya.
Setelah berlari sekian lama dan yakin diri nya telah berhasil meninggalkan Kim Lian cukup jauh, barulah Toan Hongya berlari pelan untuk mengatur pernapasannya yang memburu keras.
Setelah berlari sekian lamanya akhirnya Toan Hongya melihat didepannya terdapat rumah penduduk, terdiri beberapa buah rumah.
Maka cepat2 Toan Hongya menghampiri sebuah rumah penduduk itu, dan ia mengetuk pintu rumah.
Seorang lelaki tua telah membukai pintu, Toan Hongya segera memperkenalkan diri sebagai Kaisar Tailie dan lelaki tua itu memang mengenali rajanya, maka ia cepat2 mempersilahkan Toan Hongya masuk dengan sikap yang hormat sekali,
Toan Hongya menjelaskan bahwa dirinya tengah dalam kesulitan dikejar oleh seorang wanita. Maka Toan Hongya berpesan jika nanti ada seorang wanita yang menanyakan perihal dirinya lelaki tua itu harus memberikan penjelasan bahwa Toan Hongya telah melarikan diri kembali keistananya.
Tetapi sampai dua hari Toan Hongya menginap dirumah penduduk tersebut, tidak ada orang yang mencarinya dan Kim Lian juga tidak muncul.
Dihari ketiganya barulah Toan Hongya pamitan dan dia kembali keistanya tanpa menemui kesulitan apa-apa.
Seluruh penghuni istana jadi girang, melihat raja mereka telah kembali tanpa kurang suatu apapun juga. Toan Hongya menceritakan apa yang dialaminya itu pada Toan Liang dan Toan Bun.
Maka segera dibentuk pasukan pengawal istana untuk mengawal istana dengan ketat, karena kuatir Kim Lian akan datang menyatroni istana pula.
Toan Hongya telab memerintahkan agar seluruh pasukan istana mengadakan penjagaan yang ketat, sebab Toan Hongya kuatir kalau ia tengah tertidur nyenyak dan Kim Lian datang pula sambil mempergunakan obat biusnya untuk menculiknya.
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan yang gagal mencari Toan Hongya, jadi jengkel sekali. Tetapi justru dihari keempatnya, dipagi hari waktu mata hari pagi mulai memperlihatkan dirinya, mereka telah dikunjungi lagi oleh Toan Hongya.
Tentu saja hal ini membuat Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi girang bukan main.
Toan Hongya menceritakan apa yang telah dialaminya itu, dan dengan cara bagaimana akhir nya ia bisa-menipu Kim Lian dan meloloskan diri.
Mendengar cerita itu, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi tertawa ber-gelak2. „Sudah kukatakan bahwa wanita itu wanita cabul… hemm.., sekarang terbukti perkataanku itu bukan?”
„Tetapi jika dilihat dari keadaan wajahnya yang begitu cantik dan bentuk tubuhnya yang begitu mulus dan indah, apakah memang ia sebenarnya seorang nenek keriput yang sebetulnya berusia hampir delapan puluh tahun?” tanya Toan Hongya kemudian dengan suara ragu2.
Lu Liang Cwan tertawa lagi.
„Aku tahu…….tentunya engkau tertarik melihat kecantikan dan keindahan bentuk potongan tubuh wanita cabul itu, kalau memang engkau tertarik, mengapa engkau harus melarikan diri ?”
Digoda seperti itu, muka Toan Hongya berobah merah, ia malu sekali.
Sekarang karena Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telah mengetahui siapa dirinya sebeharnya, yaitu seorang raja yang berkuasa penuh dinegeri Tailie ini, maka Toan Hongya telah mengundang kedua orang sahabatnya ini keistananya, untuk dijamu.
Menurut Toan Hongya dengan melakukan percakapan didalam istananya adalah lebih aman, mereka tidak perlu kuatir lagi diganggu oleh Kim Lian wanita cabul itu…… !”
Oey Vok Su dan Lu Liang Cwan menyetujuinya dan menerima undangan yang diberikan Kaisar tersebut. Senang sekali mereka bisa menjalin persahabatan dengan Toan Hoagya seorang raja yang ramah dan baik hati itu.
Malah yang menarik perhatian Oey Yok Su raja ini memang mengerti ilmu silat yang tidak lemah, maka mereka jadi tenggelam dalam percakapan yang membicarakan berbagai masalah ilmu silat.
Didalam istana Toan Hongya, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telab diberikan sebuah kamar yang besar dan mewah, di mana Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan menerima perlakuan yang hormat sekali dari seluruh pegawai istana.
Lu Liang Cwan sendiri yang senang sekali diperlakukan seperti itu, dapat makan dan minum arak yang enak dan bagus merupakan arak pilihan, membuat dia selalu tertawa senang.
Oey Yok Su juga tertawa, tetapi bagi Oey Yok Su, yang terpenting adalah Toan Hongya mengerti ilmu silat kelas tinggi, mereka jadi bisa bertukar pandang dan pikiran membicarakan serta merundingkan ilmu silat, untuk menambah pengalaman… !
-----------------------------------------------------------------------------------------
<<< Kembali Ke Bagian 32 | Bersambung Ke Bagian 34 >>>
-----------------------------------------------------------------------------------------
Sumber Kutipan : pustakaceritasilat
Post A Comment: