Dalam dunia olahraga Bulutangkis, Indonesia tidak pernah sepi dari pemain tunggal putra papan atas. Melihat pertandingan antara Jonatan Christie melawan Anthony Ginting di final Korea Super Series
Dalam dunia olahraga Bulutangkis, Indonesia tidak pernah sepi dari pemain tunggal putra papan atas. Melihat pertandingan antara Jonatan Christie melawan Anthony Ginting di final Korea Super Series setidaknya memberi angin segar optimisme bahwa Indonesia bisa kembali punya masa depan cerah di nomor ini.
Dulu Rexy Mainaky dan Ricky Subagja menggemparkan dengan gerakan-gerakan yang cepat dan tepat. Kini Ginting juga mempunyai ciri khas yang sama, gerakan yang cepat, backhand yang kuat, dan kelincahannya seakan mengingatkan masa masa emas itu.
Setelah Taufik Hidayat pensiun, harapan Indonesia untuk punya tunggal putra papan atas mencuat seiring dengan hadirnya nama-nama Jonatan, Anthony, dan Ihsan Maulana Mustofa. Performa apik mereka di Piala Thomas 2016 lalu juga makin menguatkan harapan tersebut.
Namun usai momen tersebut, performa para tunggal putra muda Indonesia sempat menurun sebelum akhirnya Jonatan dan Anthony mampu menciptakan All Indonesian Final di Korea Super Series.
Munculnya duel Jonatan lawan Anthony ini membuat Indonesia akan kembali memiliki juara super series untuk pertama kalinya sejak Sony Dwi Kuncoro memenangi Singapura Super Series pada April 2016 lalu.
Anthony dalam perjalanannya menuju babak final menaklukkan sejumlah pemain unggulan seperti Ng Ka Long Angus dan pebulutangkis nomor satu dunia, Son Wan Ho. Langkah Jonatan juga terbilang apik lantaran sukses menyingkirkan Lee Hyun Il dan Wang Tzu Wei dalam perjalanan menuju babak final.
Duel Jonatan lawan Anthony di babak final ini sendiri membuat pelatih tunggal putra Indonesia, Hendri Saputra gembira.
"Tentu saja senang karena ini merupakan buah dari hasil latihan mereka."
"Puji Tuhan karena awalnya target mereka adalah babak semifinal namun melihat drawing yang ada, saya juga punya keyakinan mereka bisa melaju lebih dari itu dengan catatan bisa bermain bagus,"
Hendri mengakui bahwa Jonatan dan Anthony terkadang masih menunjukkan inkonsistensi. Namun secara umum sudah ada peningkatan kualitas dalam permainan mereka.
"Dari segi teknik ada kemajuan dan strategi yang mereka terapkan bisa makin bervariasi. Namun mereka juga masih mudah mati sendiri."
"Mental dan pikiran mereka masih belum stabil namun mereka sudah bisa lewati ujian ini. Hal tersebut membuat saya puas. Tinggal menunggu kematangan dan konsistensi," ucap Hendri.
Duel Anthony lawan Jonatan ini sendiri merupakan final super series pertama bagi mereka. Karena itu duel ini akan berujung pada titel super series perdana bagi salah satu dari mereka.
"Tak ada pesan khusus selain main dengan profesional di laga nanti," tutur Hendri.
Anthony Sinisuka Ginting menjuarai sektor tunggal putra di turnamen bulu tangkis Korea Terbuka Super Series setelah mengalahkan rekannya di pelatnas Cipayung, Jonatan Christie.
Di gim pertama Anthony menang cukup mudah 21-13. Sejak awal laga, pebulu tangkis berperingkat 24 dunia ini memimpin perolehan poin. Memimpin interval 11-6, Anthony menuntasi gim pembuka dengan skor 21-13.
Jonathan berupaya bangkit di gim kedua. Sempat tertinggal 3-7, pebulu tangkis berusia 20 tahun itu kemudian berbalik unggul 11-8. Anthony sempat mengejar ketertinggalan, sebelum akhirnya sang kompatriot menutup laga gim kedua dengan keunggulan 21-19.
Pertandingan di gim ketiga kembali berlangsung ketat. Kendati memimpin, Anthony tidak mampu melesat. Keduanya terpaut tidak terlalu jauh. Anthony sempat tertahan di poin 18 dan disalip Jonatan.
Momen penentuan berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Anthony yang akhirnya memastikan kemenangan 22-20 yang juga menghasilkan podium juara.
Gelar Anthony merupakan yang kedua bagi Indonesia setelah di laga final perdana, pasangan ganda putra Praveen Jordan/Debby Susanto menaklukkan Wang Yilyu/Huang Dong Ping 21-17 dan 21-18.
Post A Comment: