Sekilas Henti Jantung, dan Cara Menghadapinya - Fungsi jantung adalah untuk menjaga sirkulasi darah di dalam tubuh, ibarat pompa air di rumah kita yang menyedot air dari sumbernya kemudian mengirimkannya ke saluran-saluran di mana keran di buka. Ada bilik yang digunakan untuk menyedot darah untuk kemudian di pompa di bilik yang lain. Penyumbatan pada jantung bisa terjadi pada kedua bilik. Apabila penyumbatan total terjadi di salah satu bilik, maka bilik lain juga akan berhenti dengan sendirinya. 

Materi penyumbat yang paling utama adalah lemak yang menumpuk dan mengendap. Lemak jenuh dari makanan akan terbawa oleh darah seiring darah disedot dan dipompa melewati jantung. Saat melewati organ ini, ada lemak yang tertinggal dan terbentuklah sedimen (endapan). Hal ini bisa diibaratkan pompa air di rumah yang tersumbat oleh endapan tanah yang terbawa oleh air melewati pompa. Hal ini memaksa jantung untuk bekerja lebih keras (terforsir), sehingga masa kerjanya juga menjadi lebih singkat. 
Lemak jenuh yang terkandung di dalam darah juga menyebabkan darah menjadi lebih kental, sehingga menyebabkan jantung lebih sulit memompa. Ibarat pompa air yang bekerja lebih keras dan mudah rusak apabila dipaksa untuk memompa lumpur daripada memompa air yang jernih. Di saat itu, jantung juga bisa berhenti bekerja.

Teknik berikut adalah legal untuk dilakukan awam selama tidak ada orang medis yang tersedia di tempat kejadian. Di negara barat, teknik memompa jantung ini sebenarnya diajarkan untuk orang awam. Penyakit jantung dan pembuluh darah masih menduduki tempat pertama sebagai penyebab kematian di negara kita. Di antara berbagai penyakit jantung, kondisi yang paling banyak memakan korban adalah henti jantung.
Kondisi henti jantung sebenarnya tidak selalu berakhir dengan kematian. Henti jantung masih dapat diupayakan. Jika Anda pernah melihat atau mungkin menonton di layar televisi seorang dokter memompa dada seseorang yang tampaknya sudah meninggal, itu adalah upaya untuk ‘menghidupkan’ kembali henti jantung. Yang menjadi masalah, banyak yang tidak tahu harus melakukan apa ketika mendapatkan keluarganya terkena serangan jantung dan henti jantung. Penanganan yang terlambat itulah yang menjadi penyebab masih tingginya angka kematian akibat serangan jantung dan henti jantung.

Mengenali Ciri-ciri Henti Jantung
Langkah pertama adalah mengenali ciri-ciri seseorang terkena henti jantung. Pada penderita yang mengeluh nyeri dada kemudian terjatuh pingsan, segera periksa apakah penderita mengalami henti jantung. Ciri henti jantung yaitu:
  • Periksa kesadaran. Penderita dengan henti jantung kesadarannya sangat turun bahkan dengan rangsangan nyeri penderita tidak merespon. Pertama-tama coba teriak panggil nama penderita. Bila penderita tidak merespon, beri rangasang nyeri seperti mencubit kulit lengan atau tekan kuku penderita dengan kuku Anda. Penderita dengan henti jantung tidak akan merespon.
  • Periksa pernapasan. Ada teknik yang disebut sebagai look, feel and listen (lihat, rasakan, dan dengar). Caranya adalah, dekatkan pipi Anda ke dekat hidup penderita dan arahkan pandangan Anda pada dada penderita, selanjutnya look (lihat) apakah terdapat gerakan pernapasan, yakni gerakan naik-turun dada, feel (rasakan) dengan pipi Anda apakah terdapat hembusan udara pernapasan yang keluar dari hidup penderita, dan listen (dengar) apakah terdapat suara pernapasan. Kita tidak akan menemukan adanya tanda-tanda pernapasan pada seseorang dengan henti jantung.
  • Periksa nadi. Dianjurkan pemeriksaan nadi dilakukan pada nadi besar, yakni nadi karotis. Nadi karotis terletak di kiri-kanan leher, kira-kira 2 jari ke sisi kanan dan kiri dari pertengahan tengah leher. Dengan jari, raba nadi dan rasakan ada-tidaknya nadi. Waktu yang dianjurkan untuk memeriksa nadi ialah 10 detik saja. Kita tidak akan merasakan adanya denyut nadi pada seseorang dengan henti jantung.
  • Ciri lainnya ialah ujung jari kaki-tangan mulai terasa dingin. Muka pucat, bibir kebiruan. Bila kuku jari penderita ditekan kemudian dilepas maka warna merah pada kuku akan kembali lambat. Pada orang normal jika kuku jari ditekan dan kemudian dilepas, warna merah akan kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

Panggil Bantuan Medis
Bila Anda mendapatkan seseorang mengalami ciri-ciri serangan jantung ataupun henti jantung di atas, jangan panik. Ingat bahwa serangan jantung dan henti jantung bukanlah kematian. Kematian akan terjadi bila seseorang mengalami henti jantung sekitar 10-20 menit. Pada waktu tersebut otak dan sebagian besar sel-sel dalam tubuh mati. 
Berhadapan dengan seseorang yang henti jantung sama dengan berpacu dengan waktu. Semakin cepat pertolongan diberikan semakin besar harapan hidup. Dengan demikian bila mendapati seseorang henti jantung, jangan panik tetapi juga jangan tidak berbuat apa-apa. Segera telepon rumah sakit terdekat atau unit gawat-darurat terdekat untuk meminta ambulans beserta dokter. Bila disekitar tempat kejadian terdapat dokter atau paramedis atau klinik praktik dokter, segera panggil. Dokter dan tenaga medis telah memiliki sertifikasi pelatihan pemberian pertolongan untuk henti jantung.
Bila memungkinkan, segera ambil kendaraan dan bawa penderita ke unit gawat darurat terdekat. Selama dalam perjalanan hubungi unit gawat darurat yang dituju, beritahukan bahwa Anda akan membawa penderita dengan serangan jantung atau henti jantung dan akan tiba dalam beberapa menit lagi. Dengan demikian, dokter dan tenaga medis dapat mempersiapkan alat dan obat-obatan yang akan dibutuhkan.

Teknik Pompa Jantung dan Nafas Buatan
Setelah mendapati ciri-ciri henti jantung dan memanggil pertolongan medis, Anda dapat melakukan hal pompa jantung berikut:
  • Posisikan penderita berbaring terlentang di atas landasan yang cukup keras, seperti lantai.
  • Posisi kepala sedikit menengadah karena posisi ini adalah posisi dimana saluran napas terbuka lebar dan lurus.
  • Penolong berlutut di samping penderita.
  • Pompa pada dinding dada dilakukan dengan kedua telapak tangan yang saling bertumpu. Tidak semua telapak tangan menyentuh dinding dada, hanya bagian tumit telapak tangan saja yang menumpu pada dinding dada.
  • Selanjutnya posisi telapak tangan, siku, hingga bahu lurus. Hal ini agar tenaga yang dihasilkan besar dan penolong tidak capai.
  • Sumber tenaga untuk memompa ialah sendi bahu. Jadi gerakan memompa bukan berasal dari tenaga lengan bawah ataupun lengan atas, tetapi dari gerakan naik-turunya bahu.
  • Tumit tangan diletakan di tulang tengah dada, di pertengahan setengah bawah tulang dada. Pada laki-laki posisinya kira-kira sejajar puting susu, sedangkan pada perempuan sejajar lipatan kulit bawah payudara.
  • Pompa diberikan berirama dengan kecepatan 100 kali per menit.
  • Pompa diberikan dengan kekuatan yang menyebabkan dinding dada terdorong sejauh 5 sentimeter.
  • Setiap 2 menit periksa kembali nadi penderita apakah sudah teraba atau belum.
  • Napas buatan boleh diberikan, namun sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa napas buatan tidak perlu dilakukan bila penolong adalah orang awam.
  • Pompa terus diberikan hingga bantuan medis datang. Bila penolong lelah, pompa dapat digantikan oleh penolong lain.
  • Pompa dapat dihentikan bila penolong medis datang, penolong kelelahan dan tidak ada penolong lainnya, atau pompa telah diberikan dalam waktu 20 menit tanpa ada perbaikan (penderita masih tidak sadar, napas dan nadi tidak ada).
Manfaat pemberian pompa dindang tersebut sebenarnya sama dengan fungsi jantung. Dorongan yang diberikan pada dinding dada akan mendorong tulang dada ke bawah. Di bawah tulang dada tersebut terdapat organ jantung sehingga tulang dada tersebut akan menekan jantung dan menyebabkan darah mengalir keluar dari jantung.
Ingat bahwa respon yang cepat terhadap pasien henti jantung, pemberian pompa dinding dada yang benar, cepat, dan dalam adalah kunci keberhasilan untuk ‘menghidupkan’ kembali penderita henti jantung.


#Dari berbagai sumber
Share To:

kabelantena.blog

View Profile
Terima kasih sudah berkunjung ke kabelantena, semoga bermanfaat,, aamiin..
----------------------------------

Post A Comment: