Cengkerik atau jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh cengkerik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara cengkerik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar.
Di dunia dikenal sekitar 900 spesies cengkerik, termasuk di dalamnya adalah gangsir (wikipedia).
Ternak jangkrik atau budidaya jangkrik termasuk dalam ilmu peternakan termasuk kedalam ternak serba serbi, bahasan secara khusus mengenai ternak ini tidak ada dalam mata pelajaran perkuliahan. Oleh karena itu untuk budidaya jangkrik dengan referensi diktat perkuliahan sulit ditemukan, saat ini referensi untuk membudidayakan ternak jangkrik diambil dari buku-buku praktis tentang cara beternak jangkrik.
Banyaknya manfaat dari ternak jangkrik menyebabkan permintaan sangat tinggi, sedangkan pasokan jangkrik alam sangatlah terbatas. Selain itu harga jangkrik dipasaran juga cukup tinggi. Masa budidaya jangkrik termasuk singkat dimana dalam tempo kurtang dari 2 bulan peternak sudah dapat menjual hasil budidaya mereka. Siklus hidup jangkrik memeang cukup singkat, dimana umur hidup jangkrik hanya mencapai tiga bulan.
Populasi jangkrik alama semakin hari semakin berkurang hal ini
disebabkan karena kebutuhan jangkrik untuk pakan ternak burung dan ikan
semakin hari semakin tinggi. Manfaat jangkrik untuk pertumbuhan burung
dan ikan bukanlah hanya sekedar mitos, kandungan tubuh serangga yang
satu ini memang luar biasa terutama kandungan protein dan mineral dari
kulit dan sayap.
Hasil dari budidaya jangkrik ini diantaranya, jangkrik dewasa yang dapat dijadikan pakan burung dan ikan, telur jangkrik dapat dijua untuk dibudidayakan kembali. Wadah pemeliharaan jangkrik juga cukup sederhana, dengan sebuah box karton saja kita sudah dapat membudidayakannya. Ada 2 hal utama yang dibutuhkan dalam budidaya jangkrik yakni; intensitas penerangan yang cukup dan tingkat kebisingan yang rendah. Penerangan yang dimaksud bukanlah penerangan alami (matahari) dan semakin rendah tingkat kebisingan maka semakin baik untuk budidaya jangkrik.
Kunci keberhasilan budidaya jangkrik terletak pada kesehatan induk, jangkrik yang sehat akan menghasilkan banyak telur yang baik dan banyak. Jumlah telur jangkrik seekor betina dewasa yang sehat dapat mencapai 500-an per ekor. Untuk itu ketika kita hendak memulai budidaya ternak jangkrik sebaiknya selain mempersiapkan kandang yang memenuhi syarat pencahayaan dan kebisingan kita juga harus memilih jangkrik dewasa sebagai cikal bakal induk yang benar-benar sehat. Adapun tandad/ ciri jangkrik yang sehat diantaranya; anggota badan haruslah sempurna (sayap utuh, kaki depan dan belakang sehat, antena dan kumis harus lengkap, serta memiliki gerakan yang lindah dan warna tubuh sepenuhnya hitam dan berkilau jika terkena cahaya)
Adapun perbedaan jangkrik jantan dan betina dewasa adalah dengan memperhatikan bunyi dan tekstur sayap terluar. Jangkrik betina cenderung memiliki sayap terluar yang lebih halus dibandingkan dengan jangkrik jantan dewasa. Jantan mengerik sedangkan induk betina tidak mengerik. Di bagian ekor betina terdapat runcingan untuk meletakkan telur yang sering disebut ovipositor sedangkan pada jangkrik jantan hal ini tidak akan ditemukan.
Jangkrik juga membutuhkan pakan dan konsentrat khusus. Konsentrat untuk pakan jangkrik ini salah satunya adalah sebagai berikut; dedak + tepung ikan + kuning telur + calcium + vitamin. Banyak juga orang yang membudidayakan jangkrik menggunakan ketan hitam sebagai pakan tambahan untuk jangkrik.
Itulah beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam budidaya jangkrik.
Hasil dari budidaya jangkrik ini diantaranya, jangkrik dewasa yang dapat dijadikan pakan burung dan ikan, telur jangkrik dapat dijua untuk dibudidayakan kembali. Wadah pemeliharaan jangkrik juga cukup sederhana, dengan sebuah box karton saja kita sudah dapat membudidayakannya. Ada 2 hal utama yang dibutuhkan dalam budidaya jangkrik yakni; intensitas penerangan yang cukup dan tingkat kebisingan yang rendah. Penerangan yang dimaksud bukanlah penerangan alami (matahari) dan semakin rendah tingkat kebisingan maka semakin baik untuk budidaya jangkrik.
Kunci keberhasilan budidaya jangkrik terletak pada kesehatan induk, jangkrik yang sehat akan menghasilkan banyak telur yang baik dan banyak. Jumlah telur jangkrik seekor betina dewasa yang sehat dapat mencapai 500-an per ekor. Untuk itu ketika kita hendak memulai budidaya ternak jangkrik sebaiknya selain mempersiapkan kandang yang memenuhi syarat pencahayaan dan kebisingan kita juga harus memilih jangkrik dewasa sebagai cikal bakal induk yang benar-benar sehat. Adapun tandad/ ciri jangkrik yang sehat diantaranya; anggota badan haruslah sempurna (sayap utuh, kaki depan dan belakang sehat, antena dan kumis harus lengkap, serta memiliki gerakan yang lindah dan warna tubuh sepenuhnya hitam dan berkilau jika terkena cahaya)
Adapun perbedaan jangkrik jantan dan betina dewasa adalah dengan memperhatikan bunyi dan tekstur sayap terluar. Jangkrik betina cenderung memiliki sayap terluar yang lebih halus dibandingkan dengan jangkrik jantan dewasa. Jantan mengerik sedangkan induk betina tidak mengerik. Di bagian ekor betina terdapat runcingan untuk meletakkan telur yang sering disebut ovipositor sedangkan pada jangkrik jantan hal ini tidak akan ditemukan.
Jangkrik juga membutuhkan pakan dan konsentrat khusus. Konsentrat untuk pakan jangkrik ini salah satunya adalah sebagai berikut; dedak + tepung ikan + kuning telur + calcium + vitamin. Banyak juga orang yang membudidayakan jangkrik menggunakan ketan hitam sebagai pakan tambahan untuk jangkrik.
Itulah beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam budidaya jangkrik.
Post A Comment: